NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayo Nikah Aja!

Saat ini Embun sedang berada di ruang ganti bersama Bunga. Terlihat senyuman tipis tersungging dibibirnya

"Mbun, itu laki-laki yang tadi duduk di cafe berjam-jam, kamu kenal?" tanya Bunga kepada Embun.

Mendapat pertanyaan itu, Embun menganggukkan kepala.

"Kenal Mbak," jawabnya.

"Oo iya? pantesan aku notis dia liatin kamu terus pas kerja. Emangnya dia siapa kamu Mbun? beberapa kali aku pernah liat laki-laki itu di cafe, dan kamu juga beberapa kali handle pesenan dia. Tapi seingat aku dia orangnya dingin banget deh," ujar Bunga lagi.

Bunga tidak salah, Tama memang tipikal laki-laki yang bersifat dingin dan seolah sulit tergapai. Dulu Embun pun mengenal Tama seperti itu.

"Dia pacar aku, Mbak," jawab Embun jujur.

Pada akhirnya Embun memilih untuk jujur, karena toh kenapa juga harus disembunyikan bukan? sementara disisi lain Tama sendiri juga terang-terangan mengakui hubungan mereka kepada orang lain.

Mendengar jawaban Embun, Bunga tentu saja terkejut. Dia tidak menyangka saja kalau ternyata laki-laki dingin yang beberapa kali dia lihat itu adalah kekasih Embun.

Bagaimana bisa coba?

Dan Embun paham sekali dengan arti dari tatapan Bunga saat ini.

"Kapan-kapan aku ceritain, Mbak. Aku duluan ya," ujar Embun.

Embun tidak ingin membuat Tama meninggalkan dirinya semakin lama. Sudah lebih dari 2 jam laki-laki itu menunggunya hanya untuk pulang bersama.

Jujur saja sebenarnya Embun merasa tidak enak kepada Tama. Tapi melihat bagaimana Tama melakukannya secara suka rela dan sepertinya laki-laki itu juga bahagia, Embun jadi tidak tega kalau menyuarakan isi hati tentang ketidaknyamanannya ini. Tapi nanti Embun akan mencoba untuk mengatakannya pelan-pelan agar Tama jangan sampai merasa tidak dihargai.

Sebelum keluar, Embun berpamitan dengan teman-temannya yang lain. Sebenarnya pun mereka sama pemasarannya seperti Bunga. Hanya saja saat melihat Embun tampak terburu-buru, akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Melihat Embun keluar, Tama langsung menghampiri gadis itu.

"Mau pulang sekarang?" tanya Tama.

Embun menganggukkan kepala.

"Sebenarnya iya. Tapi kalau Bang Tama mau ngobrol sebentar, enggak papa kok. Aku bisa pulang agak nantian," jawab Embun seraya tersenyum tipis.

Tama tersenyum tipis. Hatinya terasa hangat karena respon Embun yang sangat menghargai dirinya. Padahal sebelumnya Tama agak khawatir kalau apa yang dia lakukan akan membuat Embun jadi tidak nyaman.

"Enggak usah, besok aja ngobrolnya. Soalnya ini udah malem dan kamu harus cepet istirahat," ujar Tama.

"Ini Abang beneran mau ikutin aku dari belakang? aku enggak papa kok pulang sendiri, udah biasa aja. Mending Abang pulang, kan Abang juga pasti udah capek kerja," ujar Embun.

Hari ini Tama tidak ada jadwal mengajar di kampus. Jadi full dia habiskan waktunya di kantor.

"Aku enggak capek kok," jawabnya, "udah yuk pulang. Aku ikutin dari belakang."

Mengingat jalan ke rumah Embun akan melewati jalanan yang cukup sepi, Tama mana tega membiarkan kekasihnya ini pulang sendiri. Terlebih ini sudah malam. Ya memang sih Embun sudah terbiasa. Tapi kan itu dulu, sebelum Embun menjadi kekasihnya. Dan mulai sekarang pokoknya Tama akan menjaga Embun dengan baik.

Embun menganggukkan kepala, kemudian dia berlalu untuk mengambil sepeda motornya.

Dan setelahnya, Tama benar-benar mengikuti Embun dari belakang.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, akhirnya Embun dan Tama sampai juga.

Tentu Tama tidak langsung pulang, dia mutuskan untuk turun meskipun tidak sampai masuk ke rumah Embun. Tadi, ada beberapa tetangga Embun yang lewat, dan Tama tidak mau kalau sampai citra Embun menjadi buruk karena dia masuk ke rumah Embun malam hari seperti ini.

"Besok ada kelas pagi, jadi kalau bisa setelah bersih-bersih langsung tidur ya," ujar Tama.

Embun tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepala.

"Iya Bang," jawabnya.

"Pinter," ujar Tama seraya mengusap puncak kepala Embun dengan lembut.

Embun sendiri hanya tersenyum, dia bingung harus mengatakan apa.

"Oo iya, aku mau tanya sesuatu deh sama kamu," ujar Tama lagi.

Embun menatap Tama lembut

"Abang mau tanya apa?"

"Soal tadi yang aku nungguin kamu di tempat kerja. Kamu nyaman enggak?" tanya Tama.

Sudah Tama katakan, dia tidak ingin membuat Embun merasa tidak nyaman dengan apa yang dia lakukan. Dan sekarang dia harus memastikannya.

Dan nyatanya pertanyaan Tama membuat Embun bersyukur karena laki-laki itu membahasnya lebih dulu. Karena jujur saja, Embun sebenarnya bingung bagaimana mengatakannya.

"Sebenarnya aku sih nyaman-nyaman aja, Bang. Cuma ya itu, Abang kan juga baru pulang kantor dan pastinya juga capek. Aku pikir lebih baik kalau Abang gunakan waktu buat istirahat di rumah. Lagi pula kalau pun Abang nunggu aku di tempat kerja, kan aku juga enggak bisa nemenin Abang," jawab Embun.

Menurut Tama, apa yang Embun katakan semuanya benar. Dan dari ucapannya sudah jelas kalau Embun bukannya tidak nyaman, hanya saja dia lebih memikirkan kondisinya. Dan Tama menghargai hal itu.

"Iya, aku paham kok," jawab Tama, "Kalau teman-teman kerja kamu gimana? ada yang tanya soal aku enggak?"

"Ada, Mbak Bunga yang tanya. Dia tanya siap Abang. Dan ya udah, aku bilang aja kalau Abang pacar aku."

Pacar? Embun mengakui dirinya sebagai pacar? jelas saja itu membuat Tama merasa sangat bahagia. Kalau seandainya pun Embun menutupi hubungan mereka saja sebenarnya Tama tidak masalah. Tama bisa paham, terlebih hubungan mereka adalah dosen dan mahasiswi.

Tama tidak bisa menahan senyuman dibibirnya.

"Kenapa senyum?" tanya Embun menggoda Tama.

Tama berdehem pelan.

"Enggak papa," jawabnya.

Hening, keduanya hanya bertatapan seraya tersenyum satu sama lain.

"Kamu suka kerja disana?" tanya Tama tiba-tiba.

Sebagai jawaban, Embun menganggukkan kepala.

"Suka," jawabnya.

"Emangnya apa yang bikin kamu suka?"

"Pertama, disana temen-temennya baik dan seru. Dan yang ke dua, kerjanya fleksibel karena dimulai setelah kelas aku selesai. Dan yang ke tiga, karena gajinya cukup besar," jawab Embun.

Bisa Tama pahami.

"Sebenarnya, aku enggak pengen kamu kerja kaya gini, Mbun. Tapi aku sadar, status kita sekarang belum cukup kuat buat aku ngatur kamu supaya enggak kerja lagi. Dan aku juga yakin kalau kamu enggak akan berhenti kerja meskipun aku minta kan?"

Embun tertawa kecil.

"Itu Abang tau," jawab Embun.

"Kenapa coba? padahal aku bisa aja masih jatah kamu setiap bulan."

Embun menggelengkan kepala.

"Sekarang enggak perlu, Bang. Aku kan belum jadi tanggung jawab Abang. Kalau aku udah jadi istri Abang, baru deh Abang kasih jatah bulanan buat aku," jawab Embun masih dengan senyuman manisnya.

"Kalau gitu, ayo kita nikah! Jadi aku bisa kasih jatah bulanan buat kamu. Dan kami enggak perlu capek-capek kerja lagi."

Nah loh, jadi bahas nikah lagi kan.

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!