Transmigrasi Ashley Or Asheel

...☆HAPPY READING☆...

...----------------...

Setelah pulang dari liburan minggu lalu, minggu ini mereka akan di sibukan dengan acara prom night. Dan ya, itulah yang sedang di lakukan oleh asheel dan teman-temannya.

Saat ini asheel dan teman-teman gadisnya tengah berkeliling mol untuk membeli berbagai gaun untuk di kenakan saat prom night. Kalian tau lah para gadis, penampilan adalah poin utama, Jadi mereka harus mempersiapkannya dengan sangat sempurna.

" gimana?, yang ini bagus gk buat gw?" tanya asheel pada mereka. Mereka menggeleng kurang suka. Asheel menghela nafasnya kemudian masuk kembali untuk mencoba pakaian lain. Tak cuma asheel, yang lainnya juga melakukan hal yang sama. Setelah puas berbelanja, mereka pergi ke tokoh lainnya. Tak lupa juga mereka pergi ke salon untuk menata rambut sebagus mungkin. Pokoknya mereka harus tampil perfect di acara malam ini.

...****...

Asheel pulang dan langsung merebahkan badannya di kasur karena terlalu lelah. namun, baru beberapa saat ia merebahkan tubuhnya mamanya masuk sembari membawa penata rias yang akan meriasnya. Terpaksa asheel bangun dan duduk untuk di rias.

2 jam telah berlalu dan akhirnya asheel selesai di rias. Penata rias tersebut izin pamit pulang karena sudah menyelesaikan tugasnya." kalo begitu saya permisi pamit pulang ya bu." pamit penata rias itu dia angguki mama asheel. Penata rias itu membereskan barangnya dan pergi dari sana.

" kenapa sih harus pake penata rias segala?. Aku kan bisa make up sendiri." ucap asheel dengan wajah kesalnya.

" asheel, kamu itu anak dari keluarga smith. Anak perempuan satu-satunya lagi. Jadi harus tampil cantik dan anggun. Apalagi kamu tau kan yang hadir di prom night bukan cuma siswa tapi orang tua juga hadir. Mama gk mau pas mama kenalin kamu ke temen-temen mama, kamu malah malu-maluin mama ya. Sekalian juga mama mau cariin jodoh buat kamu, siapa tau ada yang cocok." ucap sang mama menggoda di akhir.

Asheel yang mendengar itu langsung menatap tak terima ke arah sang mama." aku gk mau ya di jodoh-jodohin. Lagian mama itu nyonya keluarga smith bukan mak comblang, jadi jangan sok ide deh,"

" kamu ragu sama pilihan mama hah!?" ucap sang mama dengan nada tak terima. " bukan ragu aja, tapi aku gk percaya sama pilihan mama." ucap asheel seketika langsung mendapat pukulan kecil dari sang mama di lengannya. Sang mama tau, asheel hanya bercanda mengatakan itu. Anak perempuan satu-satunya itu memang berubah menjadi lebih suka bercanda semenjak bangun dari koma.

" udah ah, mama juga mau siap-siap. Ribut sama kamu gk ada akhirnya." ucap sang mama kemudian pergi dari sana.

Asheel duduk di ranjangnya." kenapa jadi cewek harus seribet ini sih?, mending gw jadi cowok aja kalo gitu." ucap asheel cemberut.

" lo pikir cuma lo aja yang ribet disini, gw juga tau gk." ucap aska yang datang menghampirinya kemudian duduk di samping asheel.

Asheel menatap aska bingung." lo ribet ngapain emang?" tanya asheel. " lo gk tau aja, dari tadi gw di ajak sama papa buat siapin jas, nata rambut, dan masih banyak persiapan lainnya. Bahkan nih ya, gw di suruh skincare ran tau gk. Untung gw berhasil kabur dan sekarang gantian angkasa deh yang di siksa." ucap aska lega karena bisa bebas dari sang papa.

Asheel tertawa mendengarnya." ternyata, selama kita masih anak kelurga smith, hidup kita pasti bakalan ribet terus." ucap asheel.

Aska menghela nafasnya dan mengangguk. " lo bener, gw mau milih jadi anak keluarga lain. Tapi ya gimana ya, gw takut di keluarga lain gw gk bisa dapetin duit jajan sebanyak yang gw dapetin di keluarga ini." ucap aska.

Asheel langsung menatap sinis aska," dasar lo mata duitan." sinis asheel. " oh ya, gimana sama pembicaraan lo sama angkasa waktu itu?" tanya asheel penasaran. Ia sudah ingin menanyakannya dari lama namun ia tak punya kesempatan karena terlalu di sibukan dengan persiapan prom night. Bukan cuma dia, aska juga, aska selalu tak ada setiap ia akan bertanya saat ia sudah memiliki sedikit waktu luang.

Aska tersenyum," bukan apa-apa, gw nanyain baik-baik sama angkasa dan dia jawab gk ada apa-apa. Jadi lo bisa tenang sekarang. Fokus aja sama prom night, gk usah mikirin yang lain." ucap aska. Namun dari matanya, asheel tau bahwa aska telah berbohong.

" oke deh, syukurlah kalo gitu." balas asheel tersenyum. Aska mengangguk sembari membalas senyuman asheel. Ia tersenyum namun tidak dengan hatinya. Ia sungguh tak ingin membohongi asheel seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, hal ini benar-benar tidak boleh asheel tau.

****

Mobil-mobil milik para siswa siswi SHS ataupun orang tua siswa memasuki pekarangan SHS. Banyak mobil-mobil mahal yang terlihat karena sudah jelas bahwa para orang tua yang datang merupakan orang dari kalangan atas yang kekayaannya bermiliaran hingga triliunan.

Asheel turun dari mobilnya sendiri. Awalnya sang mama memaksanya untuk ikut naik di mobil yang sama dengannya, Namun asheel menolak. Ia ingin mengendarai mobilnya sendiri karena ia yakin jika ia pergi bersama sang mama, maka sang mama akan sibuk memperkenalkannya kesana kemari hingga ia tak akan punya kesempatan untuk bersama teman-temannya. Oh ayolah, remaja punya kebebasannya sendiri. Tak mungkin ia mengikuti sang mama, ia juga punya dunianya sendiri.

" lo datang sendiri cel?" tanya bianca yang datang menghampirinya bersama sang papa. " iya, gw datang sendiri." jawab asheel.

" halo om. Saya asheel, temannya bianca." sapa asheel memperkenalkan dirinya kepada papa temannya itu sembari mengulurkan tangannya.

Papa bianca tersenyum membalas uluran tangan asheel." saya michael, papa dari bianca." ucap papa bianca memperkenalkan diri. " kalo gitu papa masuk dulu ya, kamu bersenang-senanglah dengan temanmu." pamit michael pergi dari sana.

" bokap lo ganteng. Lo butuh nyokap tiri gk?" tanya asheel sedikit bercanda setelah melihat michael sudah berjalan cukup jauh.

" jangan macem-macem ya lo!. Gw gk nerima nyokap tiri." ucap bianca yang menyipitkan matanya memperingati asheel.

" bercanda elah, serius amat sih lo" ucap asheel. " yaudah, yuk masuk!" ajak asheel di angguki oleh asheel. Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam.

...****...

" hanya kita berdua?" tanya seorang wanita yang duduk di depan seorang pria. Saat ini hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

" menurutmu?, mereka berdua pasti sibuk dengan acara itu. Mereka itu turun langsung ke lapangan, beda dengan kita yang merupakan bagian mengawasi." balas pria tersebut santai.

" kalo begitu, mari mulai diskusi." putus wanita.

" ya, baiklah. Setelah misi inti ini, semuanya akan berakhir sampai di sini." ucap pria itu sedikit lega.

" ini bukan akhir. Ini adalah bagian dari setengah kepingan yang akhirnya berhasil kita dapatkan. Masih ada kepingan lain yang harus kita dapatkan untuk membentuk kesempurnaan." ucap wanita itu.

Mereka berdua saling diam sambil beradu tatapan tajamnya masing-masing. Meski saling beradu tatapan tajam satu sama lain, pikiran mereka sendiri berkelana memikirkan banyak hal.

......................