Helena seorang dokter kecantikan dan juga ahli membuat obat sedang terjebak di dalam tubuh gemuk seorang pemeran figuran sebuah novel klise hasil karya salah satu pasien nya.
Karena tersedak permen karet saat berendam di dalam bathtub nya membuat Helena kehilangan nyawa dan berakhir terjebak di dalam tubuh wanita gemuk ini.
"haishh!!! kenapa aku terjebak di dalam tubuh gemuk ini!! tidak kah Mereka tau menurunkan berat badan sangat lah sulit!! aku harus bekerja ekstra untuk mendapatkan tubuh indah ku sebelumnya!!. aku tidak ingin mengulangi diet ku!!!".
Yah.. sebelum mendapatkan gelar dokter Helena adalah gadis gendut yang selalu di remehkan teman-teman nya.
di dalam dunia novel ini mampukah Helena kembali menjalankan diet nya dan membentuk tubuh baru yang saat ini ia tempati? atau malah pasrah dengan keadaan?
yuk intip perjuangan Helena menjadi wanita cantik dan juga anggun walaupun hanya sebagai seorang figuran.
bantu like dan komen ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAGI HARI YANG BERISIK
Pagi hari yang terasa dingin ini, Helena masih tertidur pulas di ranjang nya. Tadi malam setelah Arthur meninggalkan nya Helena tertidur dengan sangat nyenyak. Hingga sebuah keributan di luar terdengar sampai ke dalam kamar Helena.
Wanita itu sedikit terganggu dengan suara kegaduhan tersebut. Membuat nya terpaksa membuka mata dan bangun.
"apa yang terjadi? Kenapa terlalu ramai di luar?" gumam Helena yang berjalan ke arah kamar mandi dan mencuci muka serta berganti pakaian.
Saat Helena hendak berganti pakaian dengan tergesa-gesa Noulan masuk ke dalam kamar.
"nona...!!! Maafkan saya karena mengganggu pagi anda. Di luar rombongan Grand duke Damian dan Marques Blaxton datang ke desa untuk membawa anda ke istana. Namun tuan Arthur menghalangi keinginan mereka. Berita tentang kemampuan anda menangani wabah penyakit ini sudah di dengar oleh raja". ucap Noulan sambil membantu nona nya berpakaian dengan rapi.
Mendengar nama Damian dan Marques Blaxton membuat darah Helena sedikit terbakar di pagi hari yang dingin ini.
"aku akan menemui mereka". Ujar Helena dengan wajah datar nya.
'cerita novel ini sudah banyak sekali melenceng dari cerita asli nya. Bahkan di cerita asli tidak ada wabah penyakit seperti ini. Tapi walaupun alur cerita ini berubah dendam ku masih tetap sama'. batin Helena yang kini sudah berjalan dan menghentikan tindakan Arthur dan Damian yang saling mengacungkan pedang.
"hentikan!! Tidak kah kalian lihat desa ini baru saja pulih dari penyakit. Kalian di larang membuat keributan di tempat ini!". ucap Helena dengan sangat lantang tanpa memperdulikan status mereka.
"siapa kau yang berhak bicara dengan nada tidak sopan seperti itu! Apa kau tidak tau di depan mu adalah para bangsawan tinggi!! Seharusnya kau tidak mencampuri urusan kami!" ucap Cedric Blaxton menatap tidak suka wajah sombong milik Helena.
Pria itu bahkan tidak mengenali adik nya sendiri. Atau bahkan tidak ingin mengenali Helena si gendut dan malang.
Sementara itu Helena menyunggingkan senyuman remeh nya ke arah mantan saudara laki-laki nya itu.
'apa mereka menyadari jika Helena pergi? Atau bahkan mereka bersyukur jika Helena mati? Benar-benar keluarga monster! Malang sekali kau Helena bahkan keluarga mu sendiri terlihat tidak bersedih kehilangan mu!'
Entah kenapa dada Helena terasa terbakar membayangkan hal ini. Penyiksaan yang terjadi pada Helena dulu dan mereka hanya tutup mata dan telinga. Bukan kah orang ini saudara kandung nya.
"kau membuat kekacauan di wilayah yang dijaga oleh tunangan ku itu berarti juga termasuk urusan ku! Kau dan pasukan mu lah yang tidak tau sopan santun". Ucap Helena dengan begitu berani. Dan sudah di tetapkan dia akan membuat pembalasan di mulai dari keluarga Blaxton. Termasuk dengan pria yang menatap nya dengan sengit ini.
Terlihat Damian menghelakan nafas dan menarik kembali pedang nya begitu pula dengan Arthur yang kini sudah berdiri di depan Helena seolah-olah mereka akan mengambil wanita nya.
"kami datang ke sini dengan niat baik. Aku mendapatkan perintah dari raja untuk membawa nona Helena ke istana besok pagi. Raja membutuhkan kemampuan nya untuk menyembuhkan putra mahkota". Jelas Damian yang menatap tidak suka ke arah Arthur yang terlalu dekat dengan Helena. Damian juga menahan emosi nya saat mendengar kata-kata tunangan dari mulut Helena.
"aku mengerti. Aku dan Arthur akan pergi ke istana besok. Sebaiknya kalian pergi lah dari tempat ini". Ucap Helena yang secara tidak langsung mengusir mereka dari desa Guinea.
Apalagi melihat pasukan dari keluarga Blaxton, terlihat sangat menjijikan. Bukan kah mereka yang mengabaikan desa ini tapi sekarang dengan berani nya menunjukkan muka di desa yang mereka abaikan. Kedua tangan Helena terkepal kuat menahan geram pada kedua bangsawan itu.
'yang satu menyiksa ku di rumah nya. Dan yang satu mencoba membunuh ku setelah aku menolong nya!'
"tidak seperti itu nona Helena. Hari ini kami akan membawa anda untuk menginap di kediaman Blaxton setelah nya baru kita akan bertolak ke istana!". Jelas Damian seperti ada sesuatu yang di rencanakan pria itu.
"tidak bisa aku masih ada urusan di desa ini!"
"urusan mu akan di tangani oleh tuan Arthur!" ucap Damian lagi.
"aku tidak akan membiarkan Helena pergi seorang diri! Di sini dia tanggung jawab ku! Lagi pula Helena adalah tunangan ku! Kalian tidak bisa membawa pergi diri nya seenaknya!" tegas Arthur yang kini menggenggam erat tangan Helena.
Para bangsawan banyak yang menatap rendah pangeran Arthur termasuk Marques Blaxton. Itu lah mengapa mereka semena-mena dan sesuka hati nya bertindak. Karena Arthur adalah mantan tahanan rumah yang bahkan sangat miskin. Beberapa bangsawan menganggap nya tidak berguna.
Walaupun persepsi mereka salah besar. Arthur memiliki kekuatan nya sendiri secara diam-diam. Dia bergerak tanpa di ketahui dan sangat rapi. Bahkan pelayan di mansion nya memiliki kemampuan untuk membunuh. Arthur berfikir jika mereka tetap memaksa membawa Helena tanpa dirinya maka tidak mengapa pertumpahan darah terjadi di desa ini.
Tapi tidak dengan Helena, merasakan suasana bersalju yang sedikit mencekam ini akhirnya Helena membuat keputusan. Setelah di pikirkan tidak ada salah nya menginap di mansion Blaxton. Dia akan dengan mudah melancarkan balas dendam nya sedikit demi sedikit.
"baiklah aku akan ikut. Tapi tidak sekarang, aku harus menyelesaikan sesuatu dan setelah nya aku akan ikut bersama kalian".
Mendengar keputusan Helena itu membuat Arthur menatap gelisah ke arah Helena. Pria itu tidak rela melepaskan Helena sendirian. Itu akan sangat berbahaya.
"baiklah kami akan menunggu anda!" ucap Damian dengan senyum bahagia.
Setelah itu Helena menarik tangan Arthur untuk mengikuti nya masuk ke dalam kamar mereka. Serta minta Noulan untuk melarang siapapun mendekat ke arah kamar tersebut.
"apa kau ingin mengantar kan nyawa mu!" ucap Arthur yang kini sedikit marah pada keputusan yang di buat Helena.
" kau tau Damian adalah pria yang kejam dan lagi Blaxton pria yang licik. Aku takut terjadi apa-apa pada mu!". Sambung Arthur dengan nada yang sedikit rendah menatap sayu ke arah Helena.
"aku akan baik-baik saja, aku janji!". Ucap Helena yang kini menggapai kedua tangan Arthur dan menggenggamnya untuk meredakan kekhawatiran pria yang dia cintai itu.
"aku ingin mengatakan satu rahasia ku. Sebenarnya aku bukan berasal dari luar kerajaan ini. Aku adalah anak yang yang tak di inginkan oleh Marques Blaxton. Mereka menyiksa ku dan menganggap ku lebih rendah dari pada pelayan. Maka nya aku melarikan diri dan merubah diri ku. Dan ini kesempatan ku untuk membalas mereka". Jelas Helena dengan lembut sambil memperbaiki anak rambut Arthur yang menutupi sedikit mata nya.
Namun tidak ada raut terkejut di wajah Arthur. Seakan-akan diri nya sudah mengetahui asal usul dari Helena.
"aku tidak peduli dari mana kau berasal. Aku hanya ingin kau selalu di samping ku dan selamat!"
"aku berjanji. Aku akan kembali dengan selamat. Lagi pula jarak istana dan mansion mu hanya memerlukan waktu tiga jam berkuda. Kau bisa. Datang kapan pun". Ucap Helena lagi untuk menenangkan kekasih nya ini.
"aku akan memberikan kau sebuah hadiah" ucap Helena sambil tersenyum menatap wajah datar Arthur yang teduh.
Helena menangkup kedua pipi Arthur dengan kedua tangan nya lalu berjinjit dan dengan singkat mengecup bibir pria kaku itu.
"aku mencintaimu"
makin penasaran gimana kelanjutannya author
pokoknya ditunggu nextnya yaa author
semangat terus kk
makin penasaran gimana kelanjutannya
semangat terus kk😅
semangat terus kk😅