*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21: Kalkulus Kematian
Bukit Sunyi (Silent Hill), 10 km dari Ibukota Aethelgard.
Lokasi: Akademi Militer Kekaisaran yang Baru Dibangun.
Jika Vexia bising dengan suara pabrik, bukit ini sunyi dan dingin. Di sinilah "Akademi Perang Zephyrion" berdiri. Bangunannya minimalis, terbuat dari beton kokoh (hasil semen sistem) dan kaca bening (hasil pabrik Vexia).
Di lapangan berumput yang luas, seratus pemuda-pemudi terbaik Aethelgard berdiri tegak. Mereka bukan orang sembarangan. Mereka adalah anak-anak pedagang, cendekiawan, dan mantan bangsawan yang lolos tes IQ dan Psikotes ketat yang dirancang Zephyr.
Mereka tidak memakai baju zirah besi. Mereka mengenakan seragam perwira berwarna abu-abu arang yang rapi, dengan pin "Otak & Pedang" di kerah mereka.
Zephyr berdiri di depan mereka, di samping sebuah benda besar yang tertutup terpal kanvas hijau.
"Selamat pagi, Kadet," sapa Zephyr.
"PAGI, KEPALA SEKOLAH!" seru mereka serentak. Di sini, Zephyr bukan dipanggil Yang Mulia, tapi Kepala Sekolah.
Zephyr berjalan mondar-mandir.
"Kalian di sini bukan untuk belajar cara mengayunkan pedang. Itu pekerjaan orang otot di Vexia."
"Kalian di sini untuk belajar satu hal: Membunuh Matematika."
Para kadet saling pandang bingung. Matematika?
Zephyr menunjuk ke langit.
"Musuh kita berikutnya bukan manusia. Tapi kadal terbang raksasa yang bisa menyemburkan api dari jarak 200 meter. Namanya Wyvern."
"Kecepatannya: 150 km/jam saat menukik. Kulitnya: Setebal pelat baja 5cm. Semburan apinya: Bisa melelehkan besi."
Seorang kadet mengangkat tangan. "Izin bertanya, Kepala Sekolah! Jika kulitnya setebal baja, senapan Sten Gun buatan Vexia tidak akan mempan. Apakah kita harus menggunakan sihir?"
Zephyr tertawa. "Sihir? Tidak."
Zephyr menarik terpal kanvas di sebelahnya.
SRAAAK!
Terungkaplah sebuah monster logam berkaki dua dengan dua laras panjang yang mengarah ke langit.
[ZU-23-2 "Sergei" - Twin 23mm Anti-Aircraft Autocannon]
Benda itu terlihat rumit, mekanis, dan menakutkan. Dua moncong larasnya yang besar tampak haus darah.
"Perkenalkan teman baru kalian," kata Zephyr, menepuk baja dingin meriam itu. "Namanya Sergei. Dia tidak peduli soal sihir. Dia bicara dengan bahasa High-Explosive Incendiary (HEI)."
"Senjata ini," lanjut Zephyr serius, "Bukan buatan pabrik. Ini adalah Artefak Leluhur dari Gudang Pribadiku. Hanya kalian—perwira terpilih—yang boleh menyentuhnya."
Zephyr duduk di kursi operator meriam itu. Dia memutar engkol pembidik. Laras ganda itu bergerak halus mengikuti gerakannya.
"Tapi Sergei ini buta. Dia butuh mata kalian."
"Kadet! Jika seekor Wyvern terbang dengan kecepatan 100 m/s pada sudut 45 derajat dan jarak 1.000 meter... di mana kau harus menembak?"
Hening.
"Jika kau tembak tepat di badannya, kau meleset! Karena saat pelurumu sampai di sana, naga itu sudah pindah!"
Zephyr mengambil kapur tulis dan menulis rumus fisika dasar di papan tulis portabel.
Lead (Jarak Tembak Depan) \= Kecepatan Target x Waktu Tempuh Peluru.
"Kalian harus menembak ke Masa Depan. Kalian menembak ke tempat di mana naga itu akan berada dua detik lagi."
Zephyr kembali ke kursi meriam.
"Sistem," bisiknya. "Lepaskan target drone."
Dari balik bukit, sebuah Clay Pigeon (Piringan Tanah Liat target tembak) dilontarkan mesin pelontar ke udara dengan kecepatan tinggi.
Zephyr tidak melihat targetnya langsung. Dia melihat bidikan optik ZAP-23. Tangannya memutar engkol dengan cepat, menghitung lead di kepalanya.
Kakinya menginjak pedal picu.
DUM-DUM-DUM-DUM!
Suara letusan kanon 23mm jauh lebih mengerikan dari senapan mesin. Tanah bergetar. Selongsong peluru sebesar botol air mineral berhamburan keluar dari samping senjata.
Di langit, piringan kecil itu tidak sekadar pecah.
Dia menghilang.
Terhapus oleh ledakan peluru HEI yang meledak saat kontak.
Asap hitam mengepul di udara.
Para kadet ternganga. Mereka membayangkan jika itu adalah tubuh naga... daging dan tulang pasti akan hancur lebur.
Zephyr turun dari kursi operator. Telinganya sedikit berdengung meski pakai pelindung.
"Satu peluru dari benda ini bisa memutus sayap Wyvern. Dua peluru bisa memisahkan kepala dari badannya."
"Tapi ingat," Zephyr menatap mata para kadet yang berbinar penuh kekaguman. "Senjata ini hanya alat. Tanpa perhitungan yang tepat, kalian hanya akan membuat kembang api mahal."
"Tugas kalian: Pelajari Trigonometri. Pelajari Balistik. Pelajari Aerodinamika."
"Karena saat Naga itu datang..." Zephyr menyeringai. "...Kita akan mengubah langit mereka menjadi Zona Terlarang (No Fly Zone)."
"Bubarkan barisan! Masuk kelas! Pelajaran Fisika dimulai 10 menit lagi!"
"SIAP, KEPALA SEKOLAH!"
Para kadet berlarian masuk ke gedung kelas dengan semangat yang belum pernah ada sebelumnya. Mereka tidak lagi merasa takut pada dongeng naga. Di tangan mereka, mereka memegang kunci untuk membunuh mitos.
Di kejauhan, Alistair mengamati sambil geleng-geleng kepala.
"Yang Mulia benar-benar mengubah mereka," gumam Alistair. "Anak-anak kutu buku itu sekarang haus darah."
"Bukan haus darah, Alistair," sahut Kuro yang muncul tiba-tiba di sebelahnya (membuat Alistair kaget setengah mati). "Mereka haus Ilmu Pengetahuan. Kebetulan saja ilmunya tentang cara meledakkan kepala kadal."
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪