Carabella Anisha ( berparas cantik,suci dan murni) itulah arti dari nama gadis cantik yang memiliki paras sesuai dengan namanya, itulah alasan sang ibu memberinya nama itu,tapi sayang,jalan hidupnya tak seindah mamanya.
Tinggal di tempat yang terkenal dengan rumah nya para wanita malam, membuatnya menjadi remaja yang pendiam, tertutup juga introvert.
Anak pelacur...julukan itu yang selalu ia terima bahkan sejak ia masih duduk di sekolah dasar, untung ia pintar sehingga dengan mudah bisa mengenyam pendidikan di sekolah elite dan bergengsi.
" Sha... baik-baik saja bunda,mi..kalian tidak perlu khawatir, mereka hanya tidak mau berteman tapi tidak melukai sha,dan sha masih punya sahabat baik " itulah kata-kata yang paling sering ia ucapkan pada dua wanita hebat nya.
lalu bagaimana kah kehidupan nya saat ia terlibat masalah dengan seniornya yang terkenal dingin tak tersentuh.
kaivan ivander( lelaki tampan dan terbaik) persis seperti rupanya,namanya seakan menggambarkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
" Selamat ya sayang atas nilai terbaik nya" bunda suci memeluk erat putri kesayangannya seraya mengucapkan selamat atas prestasi yang di raih sang Putri.
" Terimakasih Bunda, terimakasih semuanya" Ara mengucapkan terimakasih pada orang-orang terdekatnya yang telah hadir di hari kelulusan nya.
" Selamat ya sayang,kamu is the best,lulus dengan nilai terbaik" mami Dona ikut mengucapkan selamat dan memeluk putri angkat nya dengan wajah bahagia,hal yang sama juga di lakukan oleh Nadia putri mami Dona,tak lupa papi Ibnu ikut menghadiri pesta kelulusan putri angkat nya itu.
Suasana terlihat begitu meriah, terlebih saat pemilik dari salah satu maskapai penerbangan mengumumkan akan memberikan kesempatan beasiswa untuk para siswa dan siswi berprestasi untuk menjadi peserta di kursus pramugari yang mereka miliki, dan hal itu tentu membuat Ara ikut merasa bahagia dan merasa memiliki kesempatan untuk berkarir tanpa harus merepotkan keluarga nya.
" Bagaimana apakah kamu akan memanfaatkan kesempatan itu nak?" papi Ibnu bertanya serius.
" Sepertinya akan Ara coba Pi,siapa tau ada rezeki dan ada kesempatan kan,mumpung sedang ada peluang " Ara meyakinkan orang-orang terdekatnya.
Semuanya mengangguk setuju dengan keputusan Ara,tidak salah mencoba,siapa tau keberuntungan berpihak padanya.
Di tengah kehangatan mereka, munculnya seseorang membuat suasana menjadi hening seketika.
" Selamat ya putri ayah..kamu terbaik nak" suara bariton seseorang menghentikan pembicaraan di meja keluarga Ara duduk.
Deg..
Bunda suci lah yang paling terkejut, bahkan wanita paruh baya itu terlihat shock sampai wajahnya terlihat memucat.
' Ayah...'bisik bunda suci lirih,ya sejak mereka menikah,bunda suci selalu memanggil suaminya dengan sebutan ayah.
" A-ayah... terimakasih" Ara sampai gugup saat menerima sebuah buket bunga yang terlihat begitu indah.
" Bunda..apa kabar" dengan ekspresi sangat tenang tuan Abraham menyapa bunda suci yang masih menatap nya seakan tak percaya,wanita paruh baya itu mendengar suara tuan Abraham yang sedikit bergetar.
" A-alhamdulillah ba-baik" bunda suci begitu gugup,tapi tak membuat wanita itu lupa untuk segera menarik sang putri agar berada di sampingnya.
Tuan Abraham tersenyum tipis melihat ke khawatiran bunda suci yang terlihat begitu sigap melindungi putri nya dari orang-orang yang ia merasa belum bisa mempercayai nya.
" ka-kamu tidak perlu takut,aku datang bukan untuk mengambil putri kita dari mu,aku datang hanya ingin mengucapkan selamat dan juga ingin menyapa mu,aku rindu padamu Suci" ungkap tuan Abraham tanpa perduli dengan orang sekitar jika sampai mendengar ucapan nya,pria paruh baya itu terlihat begitu gugup, tatapan mata nya penuh kerinduan menatap wajah ayu wanita muslimah di hadapan nya.
" Bunda duduk dulu ya,Ara ceritakan" Ara membimbing ibunya untuk duduk di kursi bagian pojokan, ia berusaha mencoba untuk bicara dengan ibu nya.
Ara melihat ada ke khawatiran besar yang tersirat dari tatapan bundanya dengan kehadiran ayahnya dan Ara tak ingin ibunya merasakan kekhawatiran itu secara berlebihan.
Ara menggenggam erat kedua tangan sang ibu yang ia rasakan begitu dingin" Bunda... apakah benar pria itu ayah kandung Ara? tolong bunda jawab sejujur jujurnya" Ara bertanya dengan nada yang sangat lembut.
Lama bunda suci terdiam,wanita paruh baya itu terlihat berfikir seraya menatap sendu wajah Putri cantik nya.
Bunda suci menarik sebelah tangan nya yang berada dalam genggaman Ara, mengulurkan nya ke atas mengusap lembut pipi putih sang putri, seperti biasa penuh dengan kelembutan dan kasih sayang,perlahan bunda suci mengangguk pelan" dia memang ayah kandung kamu nak,maaf selama ini bunda belum pernah menceritakan tentang ayah kamu,sejak kapan kamu bertemu dengan nya sayang?" tanya bunda suci dengan suara lirih.
Ara membalas tatapan sang Bunda,ia menyunggingkan senyum tipis,sebelah tangan nya ikut terangkat menggenggam lembut tangan sang bunda yang berada di pipinya,mengecup nya dengan lembut" terimakasih atas kejujuran bunda,dan maaf kalau Ara belum jujur ke bunda tentang ayah,kami bertemu saat Ara magang,Ara tidak mau membuat bunda khawatir,maka itu Ara tidak menceritakan nya pada bunda,bahwa ternyata selama ini ayah tak pernah berhenti mencari kita " cerita Ara jujur.
" Lalu apakah kamu akan meninggalkan bunda dan ikut bersama ayah kamu?" rasa takut dan khawatir begitu kentara di wajah bunda suci,Ara begitu sedih melihat nya.
Pelan namun pasti,Ara menggeleng seraya tersenyum tipis " Ara tidak akan pernah meninggalkan bunda sebelum Ara menikah dan ikut suami, jikapun Ara tidak selalu berada di dekat bunda, itu karena Ara harus melanjutkan pendidikan atau harus bekerja,bunda adalah hidup Ara,tapi Ara berharap memiliki keluarga yang utuh seperti orang-orang, pilihan ada pada bunda " .
Bunda suci menunduk mendengar ucapan terakhir Ara,beliau bimbang" boleh kita tidak membicarakan tentang hal itu dulu, hari ini adalah hari kelulusan mu,hari penting untuk mu,kita harus merayakan nya" bunda suci mencoba untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
Ara mengangguk seraya tersenyum manis " baik lah,tapi bunda harus mempertimbangkan nya,kata ayah dia masih sangat mencintai bunda dan selalu setia menunggu bunda kembali" bisik Ara menggoda bunda nya, membuat wajah ayu bunda suci memerah karena malu.
" Kamu ini masih kecil sok tau urusan orang dewasa,sok tau tentang cinta lagi, jangan-jangan kamu mulai coba-coba dekat dengan laki-laki ya?" todong bunda suci pada Ara.
Ara tertawa kecil mendengar tuduhan bunda nya" Ara itu sudah 17 tahun masuk 18 tahun bunda sayang,sudah terhitung dewasa" balas Ara santai.
Bunda suci yang merasa gemas dengan jawaban putrinya menarik geram hidung mancung Ara, membuat gadis berhijab itu meringis sambil tertawa kecil.
Tuan Abraham yang duduk tak jauh dari mereka tersenyum haru melihat interaksi istri dan putrinya,beliau baru saja selesai menjelaskan pada mami Dona dan papi Ibnu tentang inti permasalahan yang membuat bunda suci pergi meninggalkan nya,Nadia juga berada di tempat itu,ia memilih menjadi pendengar Budiman.
" Anda harus berusaha lebih ekstra seperti nya, karena suci seperti mengalami trauma untuk kembali membina rumah tangga,tapi mungkin karena itu kembali dengan anda akan lebih mudah mengobati traumanya, saya sebagai sahabat nya hanya mendukung apapun yang ia putuskan,tidak bisa membantu lebih banyak lagi" mami Dona berucap sopan,beliau cukup tau siapa pria yang masih berstatus suami sahabat nya itu.
Tuan Abraham mengangguk mengerti" Sebesar apapun usaha yang harus saya lakukan,maka saya akan mencobanya,tapi saya juga tak ingin menyakiti hati dan mentalnya lagi,saya juga sudah memutuskan untuk mencoba menerima keputusan apapun yang akan ia ambil, selama itu tidak akan menyakiti nya dan Ara " ungkap tuan Abraham yakin.
Mami Dona dan papi Ibnu mengangguk setuju dengan keputusan tuan Abraham, mereka berharap agar keduanya masih memiliki kesempatan untuk kembali melanjutkan rumah tangga mereka yang sempat di terjang badai yang begitu besar dengan cara mereka terpisah sekian lama,semoga Tuhan memberikan mereka kesempatan untuk bersama lagi, mungkin itulah buah dari kesabaran keduanya,dan kesalahpahaman yang terjadi selama ini akan segera berakhir.
hanya tahu kritik apa yg trlihat oleh mata,