NovelToon NovelToon
Heart Blossom

Heart Blossom

Status: tamat
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:25.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eriza Yuu

Lima tahun telah berlalu sejak Edeline putus dengan kekasihnya. Namun wanita itu masih belum mampu melupakan mantan kekasihnya itu. Setelah sekian lama kehilangan kontak dengan mantan kekasih, waktu akhirnya mempertemukan mereka kembali. Takdir keduanya pun telah berubah. Edeline kehilangan harapannya. Namun tanpa dirinya sadari ada seseorang yang selama ini diam-diam mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eriza Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#29 Will You Marry Me?!

...Bab. 29...

...WILL YOU MARRY ME?!...

Keith memberitahuku kalau paman Henoch akan pulang hari minggu. Aku ingin ikut mengantar. Keith setuju. Hari minggu, Keith menjemputku pagi-pagi. Awalnya kami ingin mengantar sampai ke desa, namun paman Henoch terus menolak dan bersikeras untuk diantar sampai ke stasiun saja. Kami pun mengalah.

"Kapan Paman akan datang berkunjung lagi?" tanyaku.

"Mungkin aku akan kembali untuk melihat kalian menikah," jawab paman Henoch.

"Itu pasti masih lama." Aku menimpali. Paman Henoch tertawa lebar. Dan melambaikan tangan untuk pergi saat kereta tujuannya datang.

"Ini hari minggu. Sejak pertama pacaran kita belum pernah berkencan. Bagaimana kalau hari ini kita pergi berkencan?" usul Keith.

"Apa kita tidak terlalu tua untuk berkencan?" tanyaku sambil tertawa.

"Hei, Aku masih merasa muda!" protes Keith.

Dia menarik tanganku. Mengajakku jalan-jalan sambil terus menggandeng tanganku dengan erat. Tak pernah ia lepaskan meski sedetik. Kami berlarian mengejar burung. Dia membelikanku es krim dan gula kapas. Aku merasa seperti gadis remaja yang baru merasakan cinta. Begitulah kencan pertama yang menyenangkan bersama Keith.

Hari-hari telah berlalu dengan cepat. Hubungan antara keluarga Keith juga semakin baik. Aku juga sering mengunjungi Ny. Martha di rumahnya bersama Keith. Sesekali ku bawakan bunga untuknya. Ny. Martha sangat suka menaruh bunga-bunga itu di ruang duduk. Aku juga baru tahu ada taman bunga di samping rumahnya.

Tentang Ariana, gadis itu sudah berhenti dari pekerjaannya. Sekarang Ny. Martha membimbingnya mengelola usaha Luiga Cloth & Textile yang kelak akan diteruskan olehnya. Meski kadang Ny. Martha agak keras dan galak mengajar tapi Ny. Martha tetap menyayanginya. Dia sekarang juga punya lebih banyak waktu ke toko bunga. Hubungannya dengan Ronan perlahan mulai dekat. Malah kadang Ronan mengantarnya pulang atau menemaninya ke kuil.

Sore ini Keith mengajakku jalan-jalan ke teluk. Sudah lama sekali kami tidak ke sana. Kami berdiri di tepi jembatan. Keith meminta ijin untuk pergi sebentar membeli sesuatu. Aku membiarkannya pergi. Aku menatap jauh ke depan. Tak terasa sudah berjalan begitu jauh meninggalkan kenangan. Sekarang aku justru bisa mengenang kembali semua itu dengan wajah tersenyum. Kisah dalam cerita lalu telah selesai. Ray telah menemukan kehidupan barunya. Dan sekarang giliranku menulis kisahku yang baru.

Keith datang sambil memegang gula kapas dan tiga buah balon bentuk hati yang melayang.

"Ini untukmu!" katanya sambil menyodorkan tiga buah balon itu. Aku menerimanya.

"Dan, ini untukku!" lanjutnya sembari mencubit secuil gula kapas yang dimasukkan ke mulutnya dengan cuek.

Aku cemberut dan menatap balon itu dengan bingung. Ada tulisan di sisi lain balon itu. Ku coba membacanya. Balon pertama tertulis "I love you". Balon kedua  tertulis "You're my heart blossom!". Dan yang ketiga tertulis "Edeline, will you marry me?". Aku terdiam melongo. Kemudian menatap Keith yang cuek saja menikmati gulali itu sendiri. Aku mengacungkan balon itu ke depannya.

"Cuma begini?" tanyaku.

"Iya," jawab Keith sambil menatapku.

Aku menyengir dengan kecewa, heran sekaligus bingung. Cobalah di mana sisi romantisnya? Pikirku. Aku bahkan tidak mengerti maksudnya. Apa itu sebuah pertanyaan atau lelucon. Aku pun dengan sengaja melepas balon-balon itu terbang ke udara. Balon-balon itu melayang tinggi dengan cepat. Keith baru kelabakan.

"Hei, balonku .... Apa yang kamu lakukan?" tanya Keith.

"Aku juga tidak mengerti apa yang kamu lakukan," jawabku cuek.

"Aku melamarmu! Arrghh ... Cincinku! Gaji tiga bulanku! Melayang sudah ...," ratap Keith pada balon-balon yang telah terbang jauh itu.

Aku menutup mulutku dengan kedua tangan.

"Aku tidak tahu ada cincin di sana," kataku dengan perasaan bersalah.

"Aku menyembunyikannya di ujung tali balon terakhir! Sekarang itu sudah hilang," sahut Keith. Ia kembali memasukkan gula kapas ke dalam mulutnya. Namun sekarang ia malah nampak sangat tenang.

"Kenapa kamu tidak bilang!? Dasar bodoh! Sekarang bagaimana mengambil balon-balon itu!? Kenapa kamu bisa tenang saja?" teriakku agak kesal.

"Kalau sudah terbang begitu ya sudah, memangnya aku harus bagaimana?" jawab Keith. Dia membuang sisa gula kapasnya. Kemudian meraih tanganku.

"Yang terpenting adalah aku tidak kehilangan jawabanmu. Cincin itu hanya sebuah benda yang masih bisa diganti. Sekarang aku ingin bertanya dengan sungguh-sungguh. Edeline, maukah kamu menikah denganku?" Keith berbicara dengan serius. Matanya menatapku dengan berbinar-binar.

"A ... apa ini tidak terlalu cepat?" tanyaku.

"Kita sudah lama berteman akrab. Kamu mengenalku dengan baik. Aku juga mencintaimu sejak lama. Maka menurutku tidak ada yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Aku ingin terus dan selalu bersamamu sekarang sampai seterusnya. Jadi, bersediakah kamu menikah denganku?" ungkap Keith dan ia mengulangi pertanyaannya dengan lembut.

"Iya, aku bersedia!" jawabku mantap.

Keith langsung memelukku dan mengecup keningku.

"Trims," bisiknya.

"Em ... Maaf, soal cincin itu," ucapku masih merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Akan aku belikan lagi yang lebih bagus," jawab Keith lebih erat memelukku.

"Jadi, kamu mengajakku ke sini hanya untuk melamar ku?" tanyaku.

"Aku tahu kamu memiliki kenangan yang tidak kamu suka di sini. Tidak peduli seperti apa dan bersama siapa. Aku hanya berharap kesedihanmu di tempat ini berganti menjadi kebahagiaan ketika kamu mengingat moment indah kita di sore ini. Mungkin saja kamu akan kembali menyukai tempat ini," terang Keith.

Aku tersenyum.

"Aku pasti akan bahagia mengingat moment ini. Di sini, di atas jembatan ini, bersamamu. Terima kasih, Keith!" ucapku.

"Apapun untuk senyummu, bungaku! Teruslah mekar di hatiku!" balas Keith dengan lembut.

Benar, Setiap senja pasti menyisakan keindahan. Langit yang gelap pun tidak selalu meninggalkan kenangan buruk. Akan selalu ada senyuman di antara bintang yang bersinar terang.

Singkat cerita, tidak ada yang terkejut mendengar rencana pernikahan kami. Semuanya, keluargaku, maupun keluarga Keith justru memberi dukungan walau kami tidak lama pacaran. Setelah melakukan persiapan selama dua bulan. Hari yang ditentukan tak terasa semakin dekat. Ny. Martha menginginkan pesta dibuat dengan meriah. Tetapi Keith lebih suka acara yang sederhana. Jadi, hanya keluarga dan teman dekat saja yang diundang hadir. Aku juga mengirimkan undangan untuk Ray. Semua persiapan berjalan lancar. Paman Henoch datang ke kota dua hari lebih cepat.

Akhirnya ... pagi itu di hari yang paling istimewa, sekali dalam seumur hidup, aku berjalan dalam balutan gaun putih menuju ke depan altar di mana Keith menunggu. Ia mengulurkan tangannya, menyambutku dengan senyuman paling menawan yang pernah kulihat. Ketika saling melingkarkan cincin di jari manis, saat itu juga sebuah ikatan janji telah kami ucapkan di hadapan sang pendeta. Keith menciumku dan semua yang menyaksikan bertepuk tangan. Aku dan Keith tertawa bahagia.

Sebagai hadiah bulan madu Ny. Martha ... sekarang nenekku juga memberikan kami dua tiket liburan ke luar negeri. Katanya sebagai pengganti pesta yang meriah. Ya, aku dan Keith tak bisa menolak. Keesokan harinya kami menggunakan tiket itu. Rupanya tidak kami berdua saja yang berlibur. Diam-diam, nenek, Ariana, bibi, dan paman Henoch yang sekarang sudah jadi ayah mertuaku juga ikut berlibur ke negari yang sama. Meski menginap di hotel yang sama, mereka sama sekali tidak mengganggu kebersamaan kami. Justru aku dan Keith yang mengajak mereka jalan bersama.

Yah ... seperti itulah, kehidupan baruku baru dimulai. Sekembali dari berlibur, aku menerima banyak kartu ucapan selamat dari pelanggan yang dikirim ke toko. Salah satunya datang dari Ray. Aku membuka kartu berwarna cream itu.

┌───❀*̥˚──◌─────◌────❀*̥˚───┐

Dear Edeline,

Pertama ku ucapkan, "Selamat Menempuh Hidup Baru" untukmu! Maaf, aku tidak bisa hadir. Aku hanya bisa mengirimkan doa dari sini. Semoga kebahagiaan senantiasa hadir dalam kehidupanmu yang baru. Oh ya, Joan menitipkan salam rindunya untukmu! Kapan-kapan kami akan datang mengunjungimu.

^^^-Ray- └──◌────❀*̥˚────◌────❀*̥˚───┘^^^

Aku menutup kembali kartu itu dan tersenyum. 'Joan' gumamku mengingat anak itu. Keith datang mendekapku dari belakang dan meletakkan kepalanya di pundakku.

"Hm ... Banyak sekali fansmu!" goda Keith.

"Ini dari pelanggan toko bunga. Dan dari seorang yang pernah memberiku mawar kuning," terangku sambil menyodorkan kartu-kartu itu. Tapi Keith tidak mengambilnya. Ia justru mendekapku lebih erat.

"Aku lebih suka diam memelukmu daripada menghabiskan waktu membuka kartu itu satu persatu," bisik Keith dengan pelan. Aku tersenyum.

Usai tutup toko Keith mengajakku jalan-jalan ke teluk. Kami berdiri di tepi jembatan sambil menikmati gula kapas. Aku jadi teringat kejadian cincin yang 'melayang' itu. Jujur sampai sekarang aku masih merasa tidak enak.

"Keith, sebenarnya aku masih terus kepikiran cincin yang 'melayang' itu. Aku benar-benar tidak enak. Aku minta maaf, ya!" sesalku.

"Sudahlah tidak apa-apa. Jangan terus dipikirkan. Lagipula itu hanya cincin murahan," sahut Keith enteng.

"Maksudmu? Bukannya kamu bilang itu gaji tiga bulanmu?" tanyaku tak mengerti.

Keith tertawa keras.

"Sebenarnya itu cincin imitasi yang ku beli di pinggir jalan. Ku pikir modelnya sangat bagus dan murah jadi iseng-iseng membelinya. Tapi aku serius dengan balon-balon itu," terang Keith.

"Apa? Pantas kamu tenang saja saat cincin itu melayang! Ternyata ... Tega sekali baru memberitahuku sekarang. Padahal aku terus memikirkannya dan terus merasa bersalah," kataku dengan sebal. Lalu mencubit potongan besar gula kapas dan memasukkan paksa ke mulut Keith.

"Makan ini!" paksaku dengan geram.

Keith dengan senang membuka mulutnya menerima suapanku. Menelan dan membuka mulut lagi.

"Aaa ... Sudah hilang ...," ejeknya. Aku suapi gula kapas besar lagi dan Keith mengulanginya lagi dengan gaya yang lucu. Sampai aku juga tertawa.

"Aku senang melihatmu bahagia. Teruslah mekar seperti itu, My heart blossoms! I love you, Edeline!" ucap Keith dengan lembut kemudian mengecup keningku.

Keith mendekapku dalam pelukan, menikmati matahari terbenam pertama di awal kehidupan baru kami.

...🌸🌸🌸...

...🌸🌸🌸🌸🌸...

...🌸🌸🌸...

...Kebahagiaan tidak pernah meninggalkan siapapun. Kenangan indah hanya sekejap mata namun yang pergi membekas di hati. Meski sering jatuh dan tersandung masa lalu, asal masih memiliki harapan dan semangat untuk bangkit maka kamu bisa merelakannya. Bunga yang layu tidak pernah mati. Ia akan mekar kembali di tangkai yang lain. Kenangan tidak akan hilang dari ingatan jika terus mengingatnya. Bukan melupakan karena itu mustahil tapi merelakan bahwa semua telah berakhir. Tetaplah mekar sebagai dirimu sendiri. Sebab selalu ada seseorang yang diam-diam menatapmu dari jauh saat hatimu masih terlelap. Dan pada akhirnya waktu-lah yang akan menyembuhkan semua lukamu....

...-Eriza Yuu-...

...Heart Blossom _ THE END...

...🌸🌸🌸🌸🌸...

1
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ🍫leta⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hilangkan kenangan masa lalu dengan berlahan .. percayalah semua pasti akan indah pada waktunya
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ🍫leta⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenangan memang tak bisa menghilang begitu saja .. tapi tetap kita harus membuka lembaran baru dan menjadikan masa lalu sebagai pelajaran sama seperti kita merawat bunga memotong kisah yang tak terpakai agar tumbuh kisah yang baru dan lebih indah
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ🍫leta⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa harus terperangkap dengan masa lalu .. sesakit apapun seindah apapun dulu jadikan semua itu pelajaran berharga karena hidup terus berjalan ke depan bukan ke belakang.
𝐀⃝🥀MAX👉ᴹᴼᶻᴬ
jalanin aja sapelan nya aja jgn asalan
karna buka kisah baru itu perlu tenaga jga hirup udara yg pas😌 utk qm edeline semangat ya buat kisah baru nya lgi😌
𝐀⃝🥀MAX👉ᴹᴼᶻᴬ
duh namanya jga wanita
ga segampang itu menjalani kisah baru dan melupakan yg lama
cari kerjaan baru mngkn akan berubah kehidupan baru dan pastinya akan bertemu dgn org yg baru
semangat
𝐀⃝🥀MAX👉ᴹᴼᶻᴬ
sepi seperti hatiku hari ini tanpa sapaan dr kekasih pujaan hati
masih nyangkut masa lalu jgn mulai buka halaman baru
bisa aja qm yg selanjutnya menyakiti perasaan nya 🙄 pahamkan itu jgn asal hdup aja🙄
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯🏡s⃝ᴿ❣️⃝⃟ᷞᶠ●⑅⃝ᷟ◌
gak pernah tahu bunga Edelweis kayak apa 🙃🙃🙃
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯🏡s⃝ᴿ❣️⃝⃟ᷞᶠ●⑅⃝ᷟ◌
perhatian dan pengertian banget ya wkwk 🤭🤭
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆꙳❂͜͡✯🏡s⃝ᴿ❣️⃝⃟ᷞᶠ●⑅⃝ᷟ◌
bunga Edelweis Sama Edeline hampir sama namanya hehe pasti orangnya cantik ☺
❁🅢🅐🅛❁$aly
Keith grogi juga juga ya ditatap ama Edeline, mungkin sebenarnya Keith ada rasa ama Edeline 🤔
❁🅢🅐🅛❁$aly
pola pemikiran yg bijak mama Edeline. Sekalian ttp meneruskan usaha yg telah dirintis suaminya
❁🅢🅐🅛❁$aly
sudah sperti itulah klo lagi menjual pas sepi pembeli pasti lah sangat membosankan beda klo lg rame2 nya😊
percaya lah kadang ak di pikirin juga ttp muncul di mimpi🤣
entah esok bangun apa engga🤣🙊
ah elahh orang lagi buru2 juga👩‍🦯👩‍🦯🤣
kea ada hal yang gak bisa di jelaskan deh sama mama, intinya mama gak mau toko bunga itu tutup😌
mimpiin siapa cuhhh😌😌😌
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
basa basi
maybe
wehh karna apa ya mama mempertahankan 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!