Yumna tiba-tiba saja diculik oleh seseorang yang ternyata adalah kakak dari sahabat baiknya sendiri. Yumna lantas dikurung di villa milik Zayn, kakak dari sahabat baik Yumna, Zunia, yang baru saja meninggal karena sebuah kecelakaan mobil. Dan kenyataan bahwa ternyata Zayn sudah resmi menikahi Yumna membuat Yumna sangat syok.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa Zayn ( kakak Zunia ) sampai menculik dan mengurung Yumna, bahkan sampai menikahi Yumna secara paksa? Dan ada rahasia apa sebenarnya dibalik kecelakaan yang sudah menewaskan Zunia itu?
Bahkan rahasia dari identitas Yumna yang sesungguhnya pun akhirnya diungkap secara mengejutkan oleh Zayn. Bagaimana Yumna menjalani takdir hidupnya yang tiba-tiba berubah drastis ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Mimpi Buruk
Hari ini adalah tanggal kelahiran Zunia. Zayn dan Yumna tentu saja sama-sama mengingat tentang hari ulang tahun Zunia tersebut. Bahkan sejak kemarin, baik Zayn maupun Yumna, sudah sama-sama mulai berubah menjadi sedikit pendiam.
Zayn yang tentu saja kembali merasa bersedih karena kehilangan adik perempuannya. Dan Yumna juga sangat bisa memahami perasaan Zayn tersebut. Karena Yumna sendiri pun juga merasa sangat bersedih karena kehilangan sahabat baiknya itu. Tetapi Yumna juga kembali merasa bersalah kepada Zayn. Karena kesalahan kakaknya, Yusuf, sampai akhirnya terjadi hal buruk seperti itu kepada Zunia.
Mbok Sum tentu saja juga mengetahui tentang hal ini. Tetapi Mbok Sum juga tidak tau harus berbuat seperti apa. Mbok Sum sangat bisa memahami kesedihan yang sedang dirasakan oleh Zayn. Mbok Sum juga bisa memahami kesedihan yang dirasakan oleh Yumna dan juga rasa sungkan yang kembali menghampiri Yumna saat ini.
Satu hal yang sangat disayangkan oleh Mbok Sum, hubungan sepasang suami istri yang sudah mulai lebih dekat itu sekarang harus kembali menjadi sedikit merenggang.
🌿🌿🌿
Malam harinya.
Setelah Yumna selesai mengaplikasikan krim malam pada wajahnya, ternyata Zayn sudah lebih dulu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan kedua matanya.
Yumna mengesah pelan. Sudah dua malam ini Zayn seperti itu, seolah sedang menghindari Yumna. Kemarin malam juga begitu. Zayn sudah lebih dulu tidur sebelum Yumna selesai dengan aktivitasnya. Padahal biasanya Yumna yang selalu menunggu Zayn sampai Zayn selesai dengan urusan pekerjaannya, baru setelah itu keduanya akan bersiap untuk tidur bersama.
Tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak, Yumna pun kemudian ikut naik ke atas tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di sebelah Zayn. Tidak lupa Yumna juga menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua sampai sebatas bahu.
"Selamat malam, Kak Zayn," lirih Yumna seraya menoleh ke arah Zayn.
Setelah itu Yumna pun lalu menutup kedua matanya dan bersiap untuk tidur.
"Selamat malam, Yumna," ucap Zayn di dalam hatinya.
Ya, Zayn sebenarnya belum tertidur. Tetapi dia memang sengaja menghindari interaksi dengan Yumna untuk sementara waktu ini. Zayn tidak ingin sampai dirinya kehilangan kendali dan melampiaskan amarahnya kepada Yumna.
Teringat dengan adik perempuannya, Zunia, tentu saja Zayn juga kembali teringat dengan Yusuf, laki-laki brengsek dan pengecut yang sudah menyebabkan Zunia sampai akhirnya mengalami kecelakaan mobil dan kehilangan nyawanya.
Amarah Zayn seketika langsung tersulut begitu dirinya mengingat tentang Yusuf. Dan Zayn tidak ingin kalau sampai dirinya melampiaskan amarahnya itu kepada Yumna, adik perempuan Yusuf. Sudah cukup kemarin dulu itu saja Zayn berbuat kesalahan dengan menggunakan Yumna sebagai alat balas dendamnya kepada Yusuf. Zayn tidak ingin melakukan kesalahan lagi dengan melibatkan Yumna.
Membuang nafasnya pelan, Zayn pun kemudian mencoba untuk mulai tertidur, menyusul Yumna yang sudah lebih dulu tertidur di sebelahnya.
Sekitar pukul 01.30 malam.
"Nia. Maafkan kakak, Nia," ucap Zayn, mengigau di dalam tidurnya.
"Kakak nggak bisa menjaga kamu dengan baik. Tolong maafkan kakak, Nia," racau Zayn lagi.
Yumna merasa terusik ketika mendengar Zayn yang terus mengigau di sebelahnya itu. Yumna pun kemudian mulai terbangun dari tidurnya. Membuka kedua matanya, Yumna lalu berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya.
"Maafkan kakak, Nia. Kakak nggak bisa melindungi kamu dengan baik," ucap Zayn, masih dengan kedua mata yang tertutup.
Mendengar suara Zayn yang masih saja terus mengigau, kesadaran Yumna pun seketika terkumpul dengan paksa. Yumna mendudukkan tubuhnya dan menoleh ke arah Zayn. Bisa Yumna lihat Zayn yang sedang sangat gelisah di dalam tidurnya saat ini. Mungkinkah Zayn sedang mengalami mimpi buruk?
"Nia. Tolong maafkan kakak, Nia."
Kedua mata Zayn masih tertutup, tetapi Zayn masih saja terus mengigau di dalam tidurnya. Yumna merasa tidak tega melihat raut wajah Zayn yang terlihat begitu sedih tersebut. Yumna pun kemudian berusaha untuk membangunkan Zayn.
"Kak Zayn. Bangun dulu, Kak," panggil Yumna seraya menggoyangkan lengan kanan Zayn.
"Nia. Maafkan kakak."
"Kak Zayn. Bangun, Kak," panggil Yumna lagi, lebih keras.
"ZUNIA!" teriak Zayn yang langsung membuka kedua matanya dengan tiba-tiba.
Yumna sedikit tersentak kaget mendengar teriakan Zayn. Zayn langsung bangun dan mendudukkan tubuhnya dengan nafas yang memburu.
"Kak Zayn," panggil Yumna seraya menyentuh lengan kanan Zayn.
Zayn menoleh ke arah Yumna. Dan tanpa diduga oleh Yumna sebelumnya, Zayn tiba-tiba saja langsung memeluk tubuh Yumna dengan sangat erat. Zayn bahkan sudah mulai menangis dengan memeluk tubuh Yumna saat ini.
"Nia. Hiks hiks. Maafkan kakak, Nia. Kakak nggak bisa menjaga kamu dengan baik. Hiks. Kakak nggak bisa melindungi kamu dengan baik, Nia. Huu huu."
Hati Yumna rasanya teriris mendengar semua perkataan Zayn tersebut. Baru kali ini Yumna melihat Zayn yang menangis sesenggukan dan berada dalam keadaan terpuruk seperti itu. Dan rasanya hati Yumna perih sekali melihat keadaan Zayn saat ini.
Kedua tangan Yumna terangkat dan membalas pelukan dari Zayn. Yumna juga mengusap-usap punggung Zayn dengan lembut, mencoba menenangkan laki-laki yang sedang dalam keadaan rapuh tersebut.
"Kak Zayn," lirih Yumna.
"Aku nggak bisa jadi kakak yang baik untuk Nia, Yumna. Hiks hiks. Aku bukan kakak yang baik," ucap Zayn, menyalahkan dirinya sendiri.
"Sssttt, Kak Zayn nggak boleh ngomong seperti itu," peringat Yumna.
"Tapi aku memang bukan kakak yang baik untuk Nia, Yumna. Aku nggak bisa menjaga dan melindungi Nia dengan baik. Huu huu huu."
"Kak Zayn," lirih Yumna sekali lagi.
Zayn masih terus menangis seraya memeluk tubuh Yumna. Yumna membiarkan Zayn menangis dulu, agar perasaan Zayn bisa menjadi sedikit lebih lega. Yumna juga masih terus mengusap-usap punggung Zayn dengan lembut. Mencoba menyalurkan kekuatan kepada laki-laki yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya itu.