Zahra adalah wanita cantik yang sangat mencintai suaminya. Tapi, siapa sangka jika suaminya yang selama ini terlihat sangat mencintainya justru menghianatinya, di tambah lagi sang ibu mertua malah mendukung perbuatan suaminya yang berselingkuh.
Segala rasa sakit hati yang di terima Zahra akan segera di balaskan! Wanita itu akan memberikan pelajaran setimpal kepada suami dan ibu mertuanya yang sudah menorehkan sebuah luka yang sangat dalam di hatinya.
Tapi, siapa sangka di perjalanannya membalaskan dendam kepada suami dan ibu mertuanya, Zahra bertemu dengan seorang pria yang tak lain adalah teman masa kecilnya.
Lalu bagaimana kisah Zahra selanjutnya? Penasaran? Jangan lupa tekan SUBSCRIBE agar tidak ketinggalan update kisah ini. 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dasar Lebay!
Arvan tersenyum lalu mengusap bibir Zahra yang basah dan bengkak karena ulahnya. "Maaf, habisnya bibir kamu sudah bikin aku kecanduan sih."
"Kebiasaan!" Zahra mengerucutkan bibirnya sebal, lalu beralih memukul dada bidang itu dengan rasa kesal.
Arvan terkekeh senang lalu menangkap tangan Zahra yang masih memukulnya, lalu beralih mengecup tangan tersebut dengan penuh sayang.
Wanita mana yang tidak merona dan luluh lantak jika di perlakukan manis seperti ini setiap harinya. Zahra tersipu malu, akan tetapi dia masih gengsi untuk mengakui kalau dia sudah ada rasa kepada Arvan, dia tetap memperlihatkan wajah sebalnya, agar tidak membuat pemuda tersebut besar kepala.
"Kamu sudah makan belum?" tanya Arvan.
"Belum," jawab Zahra seraya menarik tangannya yang masih di genggam oleh Arvan.
"Mau makan apa? Biar aku pesankan." Arvan berkata sembari menuntun Zahra agar duduk di sofa yang ada di dalam ruangannya itu.
"Apa saja, yang penting jangan ada kacang tanahnya, karena aku alergi." Zahra menjawab sembari memperhatikan jam tangan yang dikenakan oleh Arvan. Dia mengerutkan kening, kenapa dia baru sadar kalau Arvan selama ini memakai jam tangan mewah.
"Mungkin hanya KW." Zahra mencoba untuk positif thinking.
"Hah? Apanya yang KW?" tanya Arvan yang tidak sengaja mendengar ucapan Zahra.
"Oh, ini ... aku kemarin membeli tas KW." Bohong Zahra sambil menepuk tas mewah yang ada di atas pangkuannya.
"Masa ini KW?" Arvan mendudukkan diri di samping Zahra lalu memperhatikan tas kekasihnya itu.
"Menurutmu?" Zahra menaikkan salah satu alisnya, memberikan kesempatan agar Arvan menilai tasnya.
"He he he, aku sih tidak tahu ini KW atau asli, tapi kalau di lihat dari bahannya, seperti menggunakan kulit ular asli, sangat berbeda dengan kulit sintetis biasa," jelas Arvan, lalu mengambil ponselnya yang ada di dalam kantong celana. Ia akan memesan G-Food untuk makan siang kekasihnya.
"Arvan," panggil Zahra.
"Arvan?" Arvan kembali menyebutkan namanya sambil menatap Zahra.
"Eh, maksudku ... Sayan ... Emh ..." Bibir Zahra lagi-lagi dibungkam oleh Arvan dengan ciuman yang begitu memabukkan yang selalu membuat Zahra seperti terbang ke angkasa.
Ciuman itu adalah hukuman dari Arvan, karena dia memanggil pemuda itu tidak menggunakan panggilan 'Sayang'.
Kalau begini, yang paling untung adalah Arvan, rutuk Zahra didalam hati.
Arvan memagut bibir Zahra dengan penuh kelembutan, menyesap atas bawah bibir manis itu secara bergantian, lalu menelusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut Zahra.
“Ah ... emh ...” Zahra melenguh ketika lidah kekasihnya mengobrak-abrik rongga mulutnya. “Sayang ...” lirih Zahra di sela ciuman tersebut, ketika tangan Arvan mulai menyelinap masuk ke dalam kaosnya dan menyentuh gundukan kenyal miliknya.
Arvan tersenyum ketika mendengar Zahra memanggilnya dengan sebutan ‘Sayang’. Hasratny kini semakin membumbung tinggi bertanda kalau dia saat ini sedang sangat bergairah.
“Ah ...” Zahra sontak saja langsung menyambar bibir Arvan saat ciuman mereka terlepas bersamaan dengan tangan Arvan meremas dua gundukan kenyal miliknya secara bergantian. Suara desahaannya harus diredam agar tidak terdengar orang lain, apalagi ruangan tersebut tidak kedap suara.
“Boleh nggak?” Arvan meminta izin saat dia akan membuka kaos Zahra.
Zahra yang sudah diselimuti gairah yang membara mengangguk bertanda setuju.
“Asyik!” Arvan sangat senang lalu membuka kaos serta br* yang di kenakan oleh Zahra hingga lolos dari tubuh sexy itu.
“Ah ... emh ...” rintih Zahra merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan saat Arvan menyesap pucuk dadanya secara bergantian. Rasa nikmat itu langsung menyebar keseluruh aliran peraliran darahnya, hingga membuat tubuhnya langsung terasa panas, bertanda kalau dia saat ini semakin bergairah.
Akan tetapi kenikmatan itu hanya sebentar, karena terganggu dengan ketukan pintu dari luar sana. Arvan langsung menegakkan badannya seraya membantu Zahra berpakiaan.
“Terima kasih, Sayang,” bisik Arvan lalu mengecup pipi kekasih yang merona merah. Kemudian ia membuka pintu setelah memastikan kalau Zahra sudah berpakaian rapi.
“Apa?” tanya Arvan ketika membuka pintu ruangannya, dan ternyata yang berdiri di depan pintu tersebut adalah Mattew.
“Apa? Kok mukamu kayak kaget begitu? Katanya Kak Zahra tadi kesini?” tanya Mattew karena dia mendapatkan informasi dari salah satu karyawan Arvan.
“Kak Zahra sudah pulang! Aku lagi sibuk, sana pergi!” usir Arvan. Bisa di penggal kepalanya kalau ketahuan membawa Zahra masuk ke dalam ruangannya.
“Awas kamu ya kalau ketahuan anu-anu sama Kak Zahra!” ancam Mattew sambil menunjuk Arvan sebelum berlalu dari depan ruangan tersebut, kemudian ia kembali ke mejanya dan ngopi bareng dengan kedua temannya yang ia ajak nongkrong bareng.
Arvan menghembuskan nafasnya lega ketika sudah menutup pintu, kemudian ia menatap Zahra yang melotot horor kepadanya.
“Kamu nakal banget sih!” omel Zahra pada berondongnya itu.
“Habisnya kalau nggak kayak gini mana boleh berduaan sama Kak Zahra. Aku ‘kan rindu berat.” Arvan kembali mendudukkan diri di samping Zahra, lalu ia memeluk wanita dewasa itu dari samping.
“Dasar lebay!” Zahra menjitak kepala Arvan yang bersandar manja di dadanya.
***
Nah 'kan, Arvan mulai nacal deh nacal ...
jangan lupa like dan komentarnya bestie
bukan dgn skill sendiri
seharusnya jgn bedandan dulu buat Wahyu ilfil biar cepet proses cere nya