Karena sebuah kecelakaan yang di sebabkan oleh Nayra, Naura yang merupakan suadara kembar Nayra harus kehilangan janin dalam kandungannya. Tak hanya itu, rahim Naura juga terpaksa di angkat sehingga ia tak mungkin lagi mengandung. Sedangkan suami Naura yang bernama Raka sangat mendambakan lahirnya seorang anak dari sang istri, karena Raka adalah anak tunggal dan ia butuh pewaris dalam keluarganya yang merupakan pengusaha kaya raya.
Naura yang tak mau kehilangan posisi sebagai menantu dan istri yang sempurna memaksa Nayra untuk bertukar peran dengannya sampai Nayra hamil dan melahirkan anak Raka. Namun, tentu saja tak boleh ada yang mengetahui hal itu. Jika Nayra menolak, Nuara mengancam akan bunuh diri.
Namun, apakah Nayra akan setuju berperan sebagai saudara kembarnya sementara Nayra sendiri sudah memiliki tunangan?
Sanggupkah Nayra menjalankan perannya sebagai istri Raka bahkan harus melayani Raka di ranjang demi lahirnya anak impian Nuara dan Raka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Harapan Nayra Dan Naura
Raka sungguh tak habis fikir ternyata Nayra bisa keras kepala juga, dan untuk pertama kalinya Raka kalah dan takluk pada seseorang. Untuk pertama kalinya juga dia bersedia melakukan apapun dalam keadaan apapun untuk seseorang, sesuatu yang tak pernah Raka lakukan selama 30 tahun dia hidup di dunia ini. Dan semua perubahan itu terjadi hanya karena seorang Nayra.
Bahkan, wanita itu berhasil membuat Raka seperti orang gila yang mengalami perubahan mood hanya dalam hitungan detik. Namun, hal itu justru membuat Raka merasa sangat bahagia.
Raka juga terpaksa berbohong pada Nayra dengan mengatakan salad yang wanita itu mau harus dipesan lebih dulu, padahal sebenarnya tidak. Raka hanya ingin mendengar Nayra yang merengek manja padanya, tetapi tindakan Raka justru berbalik pada dirinya. Mungkin, itulah yang dinamakan senjata makan tuan.
Alhasil, Raka kini langsung memborong semua salad buah yang tersisa untuk menyenangkan calon ibu dari anaknya itu.
Sesampainya di rumah, Raka cukup terkejut melihat ayah mertuanya ada di sana. Sejak identitas si kembar terbongkar dengan pertukaran peran itu, Pak Desta tidak pernah menghubungi Raka apalagi berkunjung ke rumahnya. Bahkan, ayah si kembar itu tak mencoba menghubungi Nayra untuk sekedar apakah putri bungsunya itu baik-baik saja.
"Nayra?" panggil Raka, dia terlihat cemas, takut bagaimana jika Nayra disakiti oleh ayahnya seperti yang dilakukan oleh ibunya?
"Apa itu salad buahnya?" tanya Nayra dengan semangat sembari mengambil kresek dari tangan Raka dengan paksa.
"Iya, Sayang," jawab Raka tetapi tatapan matanya tertuju pada Pak Desta. "Bawa ke dapur, ya, sisanya simpan kulkas," tambahnya sambil tersenyum manis.
"Ada Papa sama Mama kamu, kenapa kita nggak makan bersama?" Nayra kini menatap sang ayah.
"Aku ingin berbicara dengan ayahmu," ujar Raka yang membuat senyum Nayra musnah. Bahkan, binar indah di mata wanita itu kini padam.
"Papa ke sini karena kangen sama aku, itu aja. Kenapa? Apa dia nggak boleh menemui anaknya sendiri?" sungut Nayra yang membuat Raka menghela napas lesu.
"Tentu saja boleh, Sayang, bahkan kalau Papa mau tinggal sama sama kita juga nggak apa-apa kok," ucap Raka dengan lembut untuk menenangkan perasaan Nayra yang begitu sensitif. "Tapi sekarang aku ingin berbicara berdua dengan Papa, kamu ke dapur aja, ya. Ajak Mama sekalian," bujuk Raka tetapi Nayra menggeleng, seolah ia takut kedua pria itu saling menyakiti.
"Nayra!" Raka menatap wanita itu dengan tajam. "Please!" Dia melemparkan tatapan memohonnya pada wanita itu.
"Sayang, nggak apa-apa," sambung Pak Desta yang juga ingin berbicara dengan menantunya itu.
"Ayo kita ke dapur, Nay," ajak Bu Mita kemudian. Mau tak mau Nayra pun mengikuti ibunya Raka itu ke dapur meskipun sebenarnya dia sangat ingin tahu apa yang sebenarnya akan dibicarakan oleh dua pria itu.
Setelah memastikan Nayra dan Bu Mita pergi ke dapur, Raka pun duduk di sofa yang berseberangan dengan ayah mertuanya itu. "Ada apa, Pa?" tanya Raka tanpa basa-basi.
"Bukannya Nayra sudah bilang tadi? Papa ke sini karena kangen sama dia," jawab Pak Desta.
"Hanya itu?" tanya Raka penuh selidik yang membuat ayah mertuanya itu berdecak kesal.
"Iya, bagaimana pun juga Nayra adalah anakku, Raka. Aku ingin memastikan keadaan dia," ujar Pak Desta kemudian.
Pria paruh baya itu menghela napas berat kemudian melanjutkan. "Sebenarnya Papa bingung harus melakukan apa, Naura dan Nayra adalah darah daging Papa. Kebahagiaan mereka sangat penting untuk Papa, tapi dalam keadaan seperti ini, Papa nggak bisa mendukung salah satunya."
"Aku mengerti," jawab Raka. "Tapi aku sudah memilih, Pa, aku memilih akan bercerai dengan Naura kemudian menikahi Nayra," tukasnya penuh keyakinan.
"Raka ...." Pak Desta menyugar rambutnya dengan frustasi. "Silakan kalau kamu mau menceraikan Naura apapun alasanmu, tapi Papa mohon ... jangan mengikat Nayra, biarkan dia pergi setelah melahirkan seperti rencana awal."
Pria paruh baya itu menatap menantunya dengan penuh harap, tetapi Raka kembali menggeleng dengan tegas.
"Aku mencintai Nayra, Pa, sejak dulu aku sudah jatuh cinta sama Nayra. Aku janji aku akan membuat dia bahagia," ujar Raka penuh keyakinan.
"Itu nggak benar, Raka. Kamu nggak bisa membuang salah satu putriku demi putriku yang lain, mereka itu saudara, jangan rusak ikatan persaudaraan mereka dengan cintamu." Pak Desta memelas pada menantunya ini, ia sangat berharap Raka mau mengerti.
"Aku nggak membuang Naura demi Nayra, Pa. Aku memutuskan bercerai dari Naura karena dia sudah mencoba menipuku dan orang tuaku, apa yang dia lakukan benar-benar gila dan nggak masuk akal."
"Lalu bagaimana dengan Nayra? Papa mohon biarkan dia pergi."
"Aku akan membuat Nayra jatuh cinta sama aku, Pa, aku yakin dia akan mencintaiku sebelum melahirkan nanti."
...🦋...
Bian memikirkan kembali tawaran Naura yang sebenarnya cukup menarik, apalagi dia memang masih sangat mencintai Nayra. Namun, bisakah Bian melakukan itu? Dia tak percaya diri Nayra akan mau kembali padanya karena wanita itu sudah membuat keputusannya sendiri. Namun, mengingat kenangan yang indah selama bersama wanita itu membuat Bian kembali merasakan kerinduan yang mendalam. Perasaan cintanya seolah kembali membuncah.
"Nayra, bagaimana caranya aku memperjuangkan kamu?" "Bian hanya menggumam lirih dalam kesendiriannya. "Oh Tuhan, berikan aku petunjuk-Mu."
Sementara di sisi lain, Naura sangat berharap Bian mau menerima tawarannya untuk merebut Nayra. Setelah pria itu berhasil menyelesaikan satu tugas ini, maka Bian akan bisa segera memiliki Nayra sementara Naura akan memiliki Raka.
Saat ini Naura sedang dalam perjalanan kembali ke butik, wajah wanita itu tampak lebih cerah dari sebelumnya karena kini ia memiliki harapan untuk bisa kembali pada pelukan Raka.
"Oh Tuhan, tolong bantu aku. Buatlah Nayra kembali luluh pada Bian agar dia mau meninggalkan Raka dan anaknya nanti untukku."
...🦋...
"Harapanku cuma satu, Tante, anak ini mendapatkan segala hal yang terbaik." Nayra berkata sambil mengusap perutnya.
Bu Mita bertanya apa harapan Nayra untuk calon anaknya nanti, tadinya Bu Mita berfikir Nayra berharap anaknya menjadi Dokter, pengusaha atau semacamnya. Namun, jawaban yang diberikan oleh wanita itu justru begitu sederhana tetapi memiliki makna yang begitu luas.
"Kita pasti akan memberikan yang terbaik, Nay," ujar Bu Mita. "Ngomong-ngomong, aku sangat berharap kamu mau membuka sedikit saja hati kamu buat Raka, Nayra. Dia tulis mencintai kamu."
Nayra langsung menatap Bu Mita saat mendengar permintaan wanita paruh baya itu, tentu Nayra tak bisa menjawab karena saat ini yang ia fikirkan adalah melahirkan kemudian pergi.
"Aku rasa makanan ini kurang sedikit garam." Nayra mencicipi kare daging yang sudah hampir masak ,dia sengaja melakukan itu untuk mengalihkan topik pembicaraan.
🦋
situ pernah gak mikirin perasaan Nayra dari sejak kecil hingga detik ini