Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..
''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.
"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.
'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.
"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."
Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Pasar Tradisional
Membutuhkan waktu selama Empat Puluh menit untuk tiba di parkiran Pasar, mereka semua bergegas masuk dan mengikuti Bi Yun dari belakang. Pasar itu terliahat lumayan ramai dan Viona membantu Bi Yun memilih semuah keperluan dapur. Seperti daging, seafood dan sayur mayur.
Viona menyuruh Bi Yun untuk membeli dagangan yang tidak ramai pelanggan atau yang tidak ada pembeli sama sekali. Belanjaan mereka sangat banyak, bukan berarti Viona ngeborong karena memang di Menssionnya banyak penghuninya.
Mereka berhenti sejenak di salah satu kedai langganan Bi Yun untuk menghilangkan penat, tapi mereka malah nongkrong. Viona memesan minuman dingin dan beberapa jenis kue basah dan juga gorengan.
Viona keluar dari kedai dan menoleh kesana kemari seakan mencari seauatu, dia berbalik dan masuk lagi ke kedai. ''Bi apa di sini ada toilet umum?'' tanya Viona.
''Ada non! Nona tinggal lurus kebelakang dan jika nona melihat pertigaan nona belok kiri di situ ada toilet!'' balas Bi Yun.
Viona bergegas pergi setelah mendengar jawaban Bi Yun. Dia berjalan sesuai petunjuk yang dia dengar dari Bi Yun, dan benar saja saat dia berbelok ke arah kiri terlihat beberapa toilet umum yang sangat terawat karena kelihatan sangat bersih, mungkin ada petugas khusus yang membersihkannya.
Setelah Viona menyelesaikan urusannya di toilet Viona segera kembali bergabung dengan yang lain. Tapi saat dia berbelok Viona tidak sengaja menabrak seseorang.
Bruukkk...
''Astaga maaf saya tidak sengaja!'' ucap Viona menunduk dan membantu memungut barang yang jatuh milik orang yang di tabraknya.
''Tidak masalah! saya juga yang salah tadi jalannya menunduk'' balasnya.
Viona berdiri setelah memungut barang yang jatuh itu, dia sangat terkejut setelah melihat orang yang di tabraknya.
"Leo/Lilie" ucapnya serempak.
Deg
Jantung Viona berdetak lebih cepat saat mendengar namanya di panggil dengan sebutan Lilie, entah kenapa dia merasa sangat bahagia padahal ini bukan yang pertama kalinya dia mendengarnya. Tapi dia tidak tau bagaimana jika orang lain yang akan memanggilnya seperti itu, apakah dia akan merasakan hal yang sama.?
Leo pun terkejut ternyata orang bertabrakan dengannya adalah Viona, pantasan dia merasa tidak asing dengan bau parfum aroma vanilla itu, gadis yang sudah beberapa kali bertemu dengannya dan juga yang selalu membantunya.
''Lilie! kamu lagi apa di sini?'' tanya Leo setelah sadar dari keterkejutannya.
Viona terdiam sejenak dan berkata, ''Emm tadi aku lagi bantu Bibi belanja, tapi sekarang sudah selesai dan aku mampir di toilet sebentar. ''Kamu sendiri ngapain di sini?'' tanya Viona balik.
''Tadi aku habis mulung di sekitar pasar, tapi sudah selesai jadi aku lanjut kerja sebagai Kuli Panggul, mumpung aku di sini lumayan buat tambah-tambah hasil mulung'' jawabnya tersenyum seakan tidak ada beban yang dia pikul.
Viona sangat kagum mendengarnya, tapi melihat senyum Leo dia merasa sedih karena senyum itu sangat berbeda dengan pancaran matanya yang terlihat sangat sedih dan juga sangat kelelahan.
Apalagi Viona mendengar kata hati Leo yang berkata, dia bekerja keras, banting tulang untuk mengumpulkan uang demi Ibunya yang sakit sakitan.
''Hmm kebetulan sekali kalau begitu, tadi Bibi belanja sangat banyak, kami tidak akan bisa membawanya sekaligus. Jadi tolong bantu kami membawanya!'' ucap Viona memohon.
Tanpa minta tolong pun Leo akan membantunya, mungkin saatnya dia berbalas budi. ''Pasti aku akan membantumu lilie!'' balasnya ''Ya sudah di mana barang yang mau diangakat itu? lanjutnya bertanya.
Viona segera berjalan dan di ikuti oleh Leo dari belakang, tapi Viona menyuruhnya untuk jalan berdampingan. Sepanjang jalan banyak mata memandang mereka ada yang mencibir, menghujat dan juga iri dengan Leo karena bisa barjalan dengan gadis yang cantik.
Viona hanya memperlihatkan wajah datarnya, dia seakan cuek dengan acuh tak acuh, tapi begitupun dengan Leo, dia sudah kebal dengan ucapan dan cacian seperti itu.
Tapi dia sungguh tidak enak hati karena dirinya Viona mendapat cibiran dari orang-orang yang melihat berjalan dengannya. Dia tidak tau saja, kalau Viona juga sudah kebal dengan ucapan seperti itu.
Tiba di kedai di mana Bi Yun berada, ''Bibi! maaf buat kalian menunggu!'' ucap Viona sembari duduk di tempatnya semula dan juga mempersilahkan Leo duduk di sampingnya sekaligus memesankan minum.
Bi Yun bingung melihat Viona yang tiba-tiba membawa seorang pemuda setelah balik dari toilet, apa mungkin toiletnya berhadiah? pikirnya. Bi Yun menatap Viona meminta penjalasan.
Viona segera menjelaskan, ''Bibi! mba! kenalin dia teman Viona, namanya Leo. Dia bekerja sebagai Kuli jadi aku minta tolong buat bantuin angkat belanjaan.Tadi kebetulan kami bertemu di jalan waktu Vio balik dari toilet.''
Mereka terharu mendengar ucapan Viona, ternyata nonanya itu bukan cuman baik dan ramah tapi dia juga tidak memilih dalam bergaul ataupun berteman.
Begitu pun denga Leo, dia juga merasakan hal yang sama saat Viona memperkenalkan dirinya dan menganggapnya sebagai teman di hadapan keluarganya.
Leo merasa sangat beruntung karena bisa berteman dengan orang baik seperti Viona, entah kebaikan apa yang dia lakukan di masa lalu dan dia juga merasa sangat bersyukur.
Setelah Viona menjelaskan, mereka segera balik ke mobil yang di ikuti Leo dengan mendorong gerobak kecil yang memuat barang belanjaan Viona.
Leo harus balik sekali lagi karena masih ada beberapa barang, entah belanjaan Viona yang banyak atau gerobak Leo yang kecil.
''Makasih Leo'' ucap Viona setelah semua barang masuk dalam bagasi mobil yang di bantu oleh Pak Sopir.
''Sama-sama Lilie senang bisa membantumu!'' balas Leo sambil mengusap sedikit keringat di dahinya.
Viona melihat semuanya sudah siap dan yang lainnya juga sudah masuk dalam mobil ''Leo Terima kasih sekali lagi'' ucap Viona sambil menyodorkan beberapa lembar uang merah.
Leo sangat terkejut saat melihat uang itu sudah berada di tangannya, ''Lilie ini sangat banyak'' ujarnya dan ingin mengembalikan uang itu lagi, karena upah seorang Kuli tidak sebanyak yang di berikan Viona.
Tapi Viona menyembunyikan tangannya di dalam saku hoodienya. ''Jangan menolaknya dan itu hak aku ingin membayarmu berapa!''
Leo masih tetap ingin menolak dan mepertahankan egonya. Tapi dia tetap kalah dengan Viona, apalagi Viona mengancamnya tidak akan mau lagi berteman dengannya jika dia menolak uang itu. Tentu Leo tidak ingin kehilangan teman yang baik dan teman satu-satunya itu. jadi dia terpaksa menerimanya karena dia juga sangat butuh.
Viona berjalan mendekat ke arah Leo dan membisikkan sesuatu. ''Jangan lupa bawa Ibumu segera berobat ke Dokter'' ucapnya pelan dan berbalik menuju mobil tanpa menunggu jawaban Leo.
Deg
''Lilie bagaimana kamu bisa mengetahuinya?'' tanya Leo dalam hati dengan mata yang sudah berkaca kaca.