Menjadi pengantin yang tak direstui membuat Aiza dan Akhmar harus berperang dengan perasaan masing- masing meski sebenarnya saling cinta. Bahkan Akhmar bersikap dingin pada Aiza supaya Aiza menyerah dan mundur dari pernikahan, tapi Aiza malah melakukan sesuatu yang tak diduga. Membuat Akhmar menjadi takluk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuntutan Suami
Aiza menggeleng. Berusaha untuk tetap bertahan pada posisi duduknya. Namun kekuatan tangan Akhmar tak bisa dilawan, tubuh Aiza yang menggigil itu terseret keluar, tak kuasa melawan akibat rasa menggigil yang hebat.
"Aku akan membawanya!" ucap Akhmar seakan sedang menginformasikan kepada Atep bahwa ia harus membawa Aiza pergi.
Atep hanya terbengong, benar- benar bingung.
Akhmar menggendong tubuh Aiza dan menutup pintu mobil dengan mendorongnya menggunakan satu kaki, lalu memindahkan tubuh Aiza ke mobil miliknya.
Dan Atep masih terdiam saat mobil Akhmar berlalu pergi hingga hilang dari pandangan.
Sementara Aiza merasakan tubuhnya sangat dingin sekali. Menggigil hebat. Air hujan benar- benar sangat dingin.
Tak ada perbincangan diantara keduanya. Sorot mata Akhmar tertuju ke depan dengan tajam. Aiza fokus dengan rasa dingin di tubuhnya, hampir tak peduli dengan keadaan di sekitarnya.
Aiza tak tahu saat Akhmar menyertir sambil mengetik pesan yang entah dikirimkan kepada siapa.
Sesekali mata Aiza terpejam menikmati rasa dingin yang membuat sekujur tubuhnya menjadi ngilu. Entah apa yang terjadi, Aiza tak begitu menyadari sampai akhirnya ia berada di gendongan Akhmar dan ia merasakan tubuhnya terus terayun seiring langkah kaki suaminya itu.
"Lepasin!" Suara Aiza gemetaran.
Akhmar diam saja.
"Lll lepas!" Pinta Aiza lagi. Kenapa ia harus menerima bantuan pria itu?
Aiza merasakan tubuhnya kian kebas saat tiba- tiba sudah dibaringkan di ranjang king size. Menggigil hebat.
"Mm mau apa kamu?" pekik Aiza melihat Akhmar yang sudah di posisi merangkak di atas tubuhnya, tatapan pria itu nanar, memburu.
Raut wajah Akhmar memendam amarah, namun pria itu tak mau meluapkan kemarahannya, hanya dipendam saja. Sorot matanya pun menusuk. Namun ia hanya diam.
Aiza menyilangkan tangan di dada seketika itu juga saat Akhmar menjulurkan tangan dan meraih baju bagian dadanya.
"Pp pergi! Jangan mengambil kesempatan apa pun!" pinta Aiza.
Akhmar tidak menjawab. Hanya sorot mata tajam yang menunjukkan ia sedang memendam segala yang berkecamuk.
Akhmar tak peduli, ia melepas jilbab Aiza dengan sekali tarok, lalu menyingkirkan kedua tangan Aiza yang menyilang di dada. Dan dengan sergap, tangannya meraih leher baju Aiza, menariknya dengan sekali sentak.
Kret! Baju sobek.
Dengan mudahnya Akhmar menyingkirkan pakaian atas Aiza dari tubuh mungil itu.
"Apa yang mau kamu lakukan?" pekik Aiza menahan tangan Akhmar dengan memegangi pergelangan tangan pria itu, tanpa sadar membiarkan tubuhnya terekspos.
Pemandangan indah itu membuat urat di leher Akhmar menegang, sesuatu yang menggelinjang telah menyambar- nyambar, membara dan membuat jadi gerah dalam seketika waktu.
"****!" jawab Akhmar dengan suara bergetar menahan gejolak yang membangkitkan dalam dirinya.
Aiza membelalak. Namun ia tak bisa berkutik, ia tahu apa hukumnya saat menolak permintaan suami. Ia tahu bagaimana beratnya kutukan malaiakat saat ia membantah dari aturan itu.
"Enggak!" Tanpa sadar, Aiza telah membantah permintaan Akhmar, ia bahkan menolak tangan Akhmar dengan cara mendorongnya.
Akhmar menahan kedua lengan Aiza hingga wanita itu tak mampu berkutik. Tangan dan kakinya dikunci.
Aiza menatap wajah Akhmar yang ada di atasnya, mendapati tatapan berbeda di mata suaminya, deru napas memburu, serta gerakan jakun yang menelan cepat.
"Menyingkirlah?" pinta Aiza lebih seperti bisikan.
Akhmar tak peduli dengan penolakan Aiza, ia terus memburu dan melepaskan rok Aiza dengan menariknya sangat kuat ke bawah. Ia menimpa tubuh mungil itu, merasakan kulit yang begitu dingin, sebaliknya Aiza merasakan kulit Akhmar yang bersentuhan dengan kulitnya itu sangat hangat. Kancing baju bagian dada Akhmar yang terbuka, membuat dada keduanya bersentuhan, saling menempal, Aiza pun dapat merasakan kehangatan itu.
Beberapa detik keduanya bersitatap.
Bersambung