Mira adalah seorang gadis yang hidup sendiri di sebuah kota, Ibunya sudah meninggal sedangkan Ayahnya tidak tau di mana, dia mempunyai seorang kekasih yang bernama Aldo, Lisa sahabat Mira menyukai Aldo.
Mira berkerja di sebuah toko perhiasan,bersama temanya Susi, hingga akhirnya bertemu dengan Lian yang sekarang menjadi teman dekatnya.
Saat ini Mira sudah bertemu dengan Ayahnya, tetapi kebahagiaan belum juga dia dapatkan.
Akankah Mira bisa hidup bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Undangan Pernikahan Mira
"Tio, terimakasih banyak ya! sudah mengantarkan aku pulang!" ucap Susi, merasa tidak enak dengan Tio, karena dari kemarin sudah merepotkan Tio.
"Tidak papa, Susi! sekalian lewat jalan sini," kata Tio.
Tio lalu berpamitan untuk pulang, karena ada janji dengan teman kerja.
####
Keesokan harinya Mira dan Lian mengambil undangan untuk di bagikan kepada teman-temanya dan rekan kerjanya di kantor.
Pesta yang akan di adakan Lian sangat mewah dan tamu undangan juga banyak. Dia menyewa gedung yang sangat besar untuk mengadakan pesta itu. Mira meminta kepada Ayahnya dan Lian agar pestanya diadakan sederhana mungkin, bagi Mira kemewahan tidaklah penting.
"Mira, aku pergi dulu ya!" pamit Lian, sehabis mengantarkan Mira ke toko bunga milik Mira.
"Iya, kamu hati-hati Lian!" ucap Mira, lalu masuk ke dalam toko.
"Mira, aku kira kamu tidak ke sini!" kata Susi.
"Tadi aku mau di rumah saja, tetapi tidak tega kalau kamu kerja sendirian," ucap Mira, sambil tersenyum.
"Kerjanya juga tidak berat, aku bisa kok," kata Susi lagi.
"Susi, bagaimana kalau nanti kita ke taman!" ajak Mira, sudah lama mereka tidak ke taman.
"Tapi, jam kerja ku belum habis... ucap Susi lirih.
"Kamu kaya kerja sama siapa aja!" kata Mira, sambil tersenyum.
"Kerja ya harus tanggung jawab, Mira!" ucap Susi.
Waktu sudah sore Mira dan Susi segera menutup toko bunga, mereka akan pergi ke taman.
Tak lupa Mira memberi tahu pada Lian kalau dia dan s
Susi akan jalan-jalan di taman. Lian juga mengizinkan, bahkan dia juga akan menyusul Mira ke taman.
Mira dan Susi berangkat dengan jalan kaki, karena sudah terbiasa bagi mereka jadi tidaklah capek. Setelah sampai mereka menelusuri taman, melihat keindahan taman bunga.
####
Keesokan harinya Mira akan ke rumah Lisa, dia sendiri yang akan mengantarkan undangan ke Lisa dan Aldo.
Awalnya Lian melarang, karena takut Mira akan di sakiti oleh mamahnya Lisa.
Tetapi Mira tetap akan mengantarkan undangan itu sendiri, bagaimana pun Lisa adalah sahabat dia. Mira sudah memaafkan Lisa dan Aldo, dia tidak mau membahas masalah yang dulu, walaupun berat bagi Mira.
Mira juga sudah bisa menerima kenyataan kalau dia dan Aldo tidak akan pernah bersama. Mungkin sudah takdir kalau Aldo bersama Lisa.
"Lian, yang antar undangan ke Lisa biar aku saja ya!" ucap Mira, meminta izin pada Lian.
"Nanti siang aku antar! selesai kerjaan di kantor!" kata Lian.
"Aku sendiri saja, Lian!" ucap Mira lagi.
"Tapi... ya sudah! kalau itu mau kamu!" kata Lian, sebenarnya dia khawatir dengan Mira.
"Kamu tenang saja! aku akan baik-baik kok!" ucap Mira, meyakinkan Lian.
Lian akhirnya pergi ke kantor, Mira lalu bersiap- siap untuk pergi ke rumah Lisa.
Mira pergi ke rumah Lisa terlebih dulu, di sana ada mamah Lisa yang ada di rumah. Mira memberikan undangan untuk orang tua Lisa, mamah Lisa sangat senang menerima undangan Mira, karena menurut dia tidak akan ada lagi yang mengganggu Aldo.
Aldo bisa mencintai Lisa dan melupakan Mira, itu yang ada di pikiran mamah Lisa. Dia memperlakukan Mira dengan sangat baik saat ini, bahkan dia juga memberikan alamat apartemen Aldo dan Lisa di mana sekarang mereka tinggal.
Mira pamit pergi karena dia akan mengantar undangan ke rumah Aldo, buat orang tua Aldo.
Clara yang begitu masih mengharapkan Mira menjadi sedih setelah menerima undangan pernikahan itu, berbeda dengan nenek yang begitu bahagia.
"Mira, tante mengucapkan selamat ya! semoga kamu bahagia, maafkan Aldo tidak bisa membuat kamu bahagia!" ucap Clara, dengan mata berkaca-kaca.
"Tante, aku juga minta maaf tidak bisa bersama Aldo... ucap Mira lirih.
Clara lalu memeluk Mira dan menangis, dia sangat sayang kepada Mira, seperti menyayangi anaknya sendiri.
Mira lalu pergi ke apartemen Aldo, di sana dia tidak bertemu dengan Lisa. Aldo saat itu pulang mengambil berkas yang ketinggalan di apartemen.
"Mira, ada apa kamu kesini?" tanya Aldo, kaget melihat Mira yang tiba-tiba berdiri di depan pintu.
"Aku mau antar ini!" ucap Mira, menatap Aldo.
"Ayo, masuk dulu!" kata Aldo, mempersilahkan untuk masuk ke dalam apartemen nya.
"Terimakasih, Do! tapi aku harus segera pulang!" Ucap Mira.
"Ada yang ingin aku bicarakan, Mira!" kata Aldo sedikit memaksa Mira.
Mira masuk ke dalam, lalu duduk di ruang tamu. Aldo membuatkan minuman untuk Mira.
"Mira, semoga ini adalah keputusan terbaik buat kamu," ucap Aldo, penuh dengan penyesalan.
"Aku pasti bahagia, kamu juga harus bahagia," kata Mira, tersenyum ke arah Aldo.
Aldo hendak memeluk Mira, tetapi Mira menepisnya dan saat itu Lisa datang membuka pintu.
"Lisa!" kata Mira, melihat ke arah Lisa.
"Kamu, masih saja godain Aldo!" teriak Lisa, salah paham dengan Mira.
"Lisa, ini tidak seperti yang kamu lihat!" ucap Aldo, menjelaskan kepada Lisa.
"Aku kesini hanya ingin mengantarkan undangan, Lisa!" jelas Mira.
Lisa masih marah pada Mira, dia tidak percaya dengan penjelasan Aldo dan Mira. Bahkan dia juga menuduh kalau Aldo selingkuh dengan Mira.
"Aku sama Mira sudah tidak ada hubungan apa-apa! kalau kamu tidak percaya terserah!" ucap Aldo.
"Kenapa kamu jam segini ada di rumah, Do?" tanya Lisa, melotot ke arah Aldo.
"Ambil berkas, kebetulan Mira datang kesini!" terang Aldo, memberikan undangan itu pada Lisa.
Mira pamit meninggalkan mereka yang masih berdebat, tetapi Lisa menahannya. Dia masih tidak percaya, membuat Aldo marah dan pergi meninggalkan Lisa dan Mira.
"Lisa, harusnya kamu percaya aku dan Aldo sudah saling mengikhlaskan," ucap Mira, masih membujuk Lisa.
"Buktinya apa? tadi Aldo masih mau peluk kamu kan?" tanya Lisa, masih belum percaya.
"Kalau aku mau dan masih memberi dia harapan, aku tidak akan menepis pelukan itu!" jelas Mira lagi.
"Aku masih tidak percaya! perasaan kalian masih saling mencintai bukan!" kata Lisa.
"Terserah kamu, Lisa! capek jelasin sama kamu! aku pulang dulu!" pamit Mira lalu pergi begitu saja.
"Mira, tunggu!" ucap Lisa, menghentikan langkah Mira.
"Apalagi?" tanya Mira singkat.
"Maafkan aku... ucap Lisa lirih, lalu memeluk Mira.
"Sekarang kau kejar Aldo dan minta maaf sama dia," ucap Mira, membalas pelukan Lisa.
Mira melanjutkan langkah nya untuk segera pulang sedangkan Lisa mengejar Aldo, dia menuruti apa yang di bilang Mira. Dia juga berpikir kalau Mira tidak mungkin berbohong dengan dia, tetapi Lisa tidak pernah sadar kalau sebenarnya dia yang egois selama ini. Yang dia pikirkan saat ini adalah Aldo, apakah mau memaafkan dia atau tidak?
...❤❤❤❤❤🍃🍃🍃🍃🍃❤❤❤❤❤...
Terimakasih sudah membaca dan mendukung semoga sehat selalu 🙏🥰