NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Konglomerat

Suamiku Ternyata Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Indriani_LeeJeeAe

Satu malam yang tak pernah ia inginkan mengubah seluruh hidup Serene Avila. Terbangun di samping pria asing, ia memilih kabur tanpa menoleh—tak tahu bahwa pria itu adalah Raiden Varendra, konglomerat muda yang bisa mengguncang seluruh kota hanya dengan satu perintah. Dua bulan kemudian, Serene hamil… kembar. Di tengah panik dan putus asa, ia memutuskan mengakhiri kehamilan itu. Hingga pintu rumah sakit terbuka, dan pria yang pernah ia tinggalkan muncul dengan tatapan membelenggu.

“Kau tidak akan menyentuh anak-anakku. Mulai sekarang, kau ikut aku!”

Sejak saat itu, hidup Serene tak lagi sama.
Dan ia sadar, kabur dari seorang konglomerat adalah keputusan terburuk yang pernah ia buat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indriani_LeeJeeAe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 > Saat Bayangan Mendekat

Pagi datang dengan langit kelabu. Awan menggantung rendah di atas mansion Varendra, seolah dunia ikut merasakan kegelisahan yang berdiam di dalam bangunan megah itu. Serene berdiri di depan cermin kamar, menatap bayangannya sendiri dengan mata yang tampak lebih dewasa dari usianya. Ia mengusap perutnya pelan.

“Kita akan baik-baik saja,” bisiknya pada dua kehidupan kecil yang kini menjadi pusat semestanya.

Namun bahkan saat ia mencoba menenangkan diri, Serene bisa merasakan perubahan suasana di rumah itu. Udara terasa lebih tegang. Langkah para pengawal lebih cepat, tatapan mereka lebih tajam, dan komunikasi melalui alat di telinga mereka terdengar hampir tanpa jeda. Raiden tidak jauh darinya sejak pagi. Pria itu berdiri di dekat pintu, mengenakan setelan gelap sederhana, namun aura kewaspadaannya terasa seperti baja yang tidak terlihat.

“Kau tidak sarapan,” kata Raiden saat melihat Serene menutup lemari.

Serene menoleh. “Aku tidak terlalu lapar.”

Raiden mendekat, mengambil tangan Serene, lalu meletakkannya di atas meja kecil. “Dokter bilang kau harus makan teratur,” katanya lembut tapi tegas. “Bukan untukmu. Untuk mereka.”

Serene tersenyum kecil. “Kau berubah jadi sangat cerewet.”

Raiden membalas dengan senyum tipis. “Aku berubah karena aku peduli.”

Serene terdiam sesaat, lalu mengangguk. Ia duduk dan mulai makan perlahan. Raiden tidak pergi, ia tetap berdiri di sana, memastikan setiap suapan masuk dengan baik, seolah dunia bisa runtuh jika ia berpaling sedetik saja. Sementara itu, ancaman bergerak lebih cepat dari yang Raiden perkirakan.

Di ruang keamanan bawah tanah, layar-layar besar menampilkan rekaman kamera dari berbagai sudut kota. Arlo berdiri di samping Raiden, wajahnya tegang. “Kami menemukan pergerakan mencurigakan sejak dua hari lalu,” lapor Arlo. “Mereka tidak mendekat langsung. Mereka memetakan.”

“Pemetaan berarti persiapan,” jawab Raiden dingin.

“Ya. Dan ini-” Arlo menekan tombol, menampilkan gambar wajah seorang pria paruh baya dengan bekas luka panjang di pipi. “Namanya Ezra Kael. Mantan eksekutor finansial dan intelijen bayangan.”

Raiden menatap layar itu lama.

“Dia tidak pernah bekerja sendiri,” katanya pelan.

“Benar,” sahut Arlo. “Dan satu-satunya alasan dia muncul kembali… adalah Anda.”

Raiden mengepalkan tangannya.

“Tidak,” katanya. “Bukan aku.”

Ia menatap foto Serene yang muncul di layar lain. Foto yang sama seperti di dalam amplop hitam itu. “Dia datang untuk mengambil sesuatu dariku.”

Arlo menelan ludah. “Apa perintah Anda?”

Raiden menoleh, matanya dingin seperti malam tanpa bintang. “Kunci semua jalur,” katanya. “Dan siapkan rencana evakuasi untuk Serene.”

“Evakuasi?” Arlo terkejut. “Ke mana?”

Raiden tidak menjawab langsung. “Ke tempat yang bahkan bayangan pun tidak tahu.”

Serene merasakan perubahan itu sebelum ada yang mengatakan apa pun. Raiden tiba-tiba memintanya mengemasi barang-barang penting. Tidak banyak, hanya pakaian, dokumen, dan beberapa benda pribadi. “Kita mau ke mana?” tanya Serene pelan.

“Tempat aman,” jawab Raiden singkat.

“Seberapa tidak aman di sini?” tanya Serene lagi, sembari menatap wajah suaminya.

Raiden berhenti bergerak. Kemudian ia mendekat, berlutut di depan Serene, dan menatapnya sejajar. “Serene,” katanya perlahan, “aku tidak ingin kau tahu terlalu banyak.”

Serene menggeleng. “Aku bukan anak kecil.”

Raiden menghela napas pelan. “Ada seseorang yang ingin menyakitimu,” katanya jujur. “Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Serene merasakan darahnya mendingin. “Karena aku?” tanyanya.

“Karena aku mencintaimu,” jawab Raiden tanpa ragu.

Kata itu... tidak diucapkan dengan dramatis. Tidak diiringi janji manis. Namun cukup untuk membuat mata Serene berkaca-kaca. “Kalau begitu,” katanya pelan, “aku akan ikut ke mana pun kau membawaku.”

Raiden menunduk, menyentuhkan keningnya ke kening Serene. “Aku akan selalu berada di depan,” bisiknya. “Kau di belakangku. Selalu.”

Konvoi bergerak saat senja. Mobil hitam berlapis baja melaju tanpa suara, dikawal kendaraan pengamanan dari segala sisi. Rute mereka berbelok-belok, tidak pernah lurus, seolah mengecoh mata yang mengintai. Serene duduk di kursi belakang, Raiden di sampingnya. Tangannya tidak pernah dilepas dari tangan Serene.

“Takut?” tanya Raiden pelan.

Serene menggeleng, meski jantungnya berdebar kencang. “Selama kau di sini,” katanya, “aku bisa bernapas.”

Raiden menatapnya, sorot matanya berubah lembut sesaat. Namun detik berikutnya... bunyi tajam memecah udara.

BRAKK!

Mobil bergetar hebat. “Serangan!” teriak pengawal dari depan.

Raiden langsung menarik Serene ke pelukannya, menundukkan tubuhnya. “Pegang aku,” katanya tegas.

Serene menuruti, jari-jarinya mencengkeram jas Raiden. Tembakan bersahutan. Ban mobil pengawal depan meletus. Konvoi berbelok tajam, mencoba keluar dari jalur. Raiden menekan tombol di pergelangan tangannya.

“Plan Raven,” katanya dingin.

Mobil mereka melesat, meninggalkan dua kendaraan pengawal yang langsung membentuk penghalang. Serene gemetar. Raiden menempelkan keningnya ke kening Serene. “Aku minta maaf,” bisiknya. “Aku seharusnya mengakhiri ini sejak lama.”

“Raiden…” suara Serene bergetar. “Aku baik-baik saja.”

Namun ledakan kecil terdengar di kejauhan. Raiden menoleh, wajahnya membeku. “Tidak,” gumamnya. “Ini baru permulaan.”

Mereka berhasil lolos. Namun ketika mobil berhenti di lokasi aman sementara... sebuah rumah terpencil dengan penjagaan ketat, Raiden tahu satu hal dengan pasti: Musuhnya tidak akan berhenti.

***

Di dalam kamar, Serene duduk di ranjang, napasnya belum sepenuhnya stabil. Raiden berlutut di depannya, memeriksa tubuhnya dengan mata penuh kekhawatiran. “Kau terluka?” tanyanya.

Serene menggeleng. “Tidak. Tapi… aku takut.”

Raiden menarik Serene ke pelukan, memeluknya erat. “Aku bersumpah,” katanya rendah dan penuh tekad, “tidak ada satu pun orang di dunia ini yang akan mengambilmu dariku.”

Serene menangis dalam pelukan itu, bukan karena lemah, tetapi karena ia akhirnya merasa dicintai tanpa syarat. Namun di tempat lain... Ezra Kael tersenyum sambil menatap laporan kegagalan.

“Bagus,” gumamnya. “Kalau terlalu mudah, tidak akan menyenangkan.”

Ia menutup berkas. “Sekarang,” katanya dingin,

“kita buat Varendra memilih.”

Lampu ruangan padam. Dan ancaman... baru saja naik tingkat.

***

Akankah Raiden berhasil melindungi Serene dan juga kedua bayi dalam kandungannya?

Bersambung…

1
Wayan Miniarti
luar biasa thor... lanjuttt
Li Pena: Siap, Akak.. maacih udah mampir ya 🙏🤭
total 1 replies
Sunarmi Narmi
Baca di sini aku Paham kenapa bnyak yg tdk Like...Di jaman skrng nikah kok berdasar Status apalagi sdh kaya....Bloon bnget kesenjangan sosial bikin gagal nikah apalagi seorang Raiden yg sdh jdi CEO dgn tabungan bnyak...Kkrga nolak ya bawa kbur tuh istri dn uang " mu....Cerdas dikit Pak Ceo..gertakan nenek tidak berpengaruh.masa nenek jdi lbih unggul kan body aja ringkih
Li Pena: Terimakasih sudah mampir dan juga menilai novel ini. maaf bila alur tidak sesuai yang diharapkan dan juga banyak salahnya, mohon dikoreksi agar author bisa belajar lebih banyak lagi 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!