NovelToon NovelToon
Mr. Billionare Obsession

Mr. Billionare Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yusi Fitria

Semua berawal dari rasa percayaku yang begitu besar terhadap temanku sendiri. Ia dengan teganya menjadikanku tumbal untuk naik jabatan, mendorongku keseorang pria yang merupakan bosnya. Yang jelas, saat bertemu pria itu, hidupku berubah drastis. Dia mengklaim diriku, hanya miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusi Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24

Sebenarnya aku masih ingin menghabiskan waktu di Jakarta, tapi Elbarra malah mengajak untuk kembali pulang ke California. Ia bilang, ada urusan kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Daddy menyerahkan semua pekerjaannya kepada Elbarra, karena beliau akan pergi berbulan madu untuk kesekian kalinya bersama Mommy. Mendengar cerita itu, aku jadi iri dan cemburu huhuhu.

Awalnya aku ingin pulang ke apartement, tapi pria tersebut memaksa untuk kembali ke mansion. Katanya, aku sudah menulis surat kepada Mama bahwa aku liburan ke Indonesia selama seminggu. Jadi Mama tahunya sekarang aku di Indonesia. Sungguh licik sekali dirinya.

Oh iya, aku lupa akan satu hal. "El, kau melihat ponselku diatas meja?"

Segera, Elbarra melemparkan sebuah ponsel keatas pahaku. Kukira ponsel yang kumaksud, ternyata ponsel yang kutinggalkan di apartement.

"Bukan ponsel ini."

Matanya langsung menatapku tajam, "Ponsel itu sudah kubuang."

Aku mengusap lenganku yang merasa merinding karena tatapannya. Berulang kali aku menggerutu di dalam hati.

Kami sama-sama diam pada akhirnya. Aku memandang jalanan melalui jendela, sedangkan Elbarra sibuk mengecek pekerjaannya melalui Ipad. Sesekali ia berbicara dengan Lucas yang sedang fokus menyetir.

Tak butuh waktu lama, kami tiba di mansionnya. Sepasang mataku tak sengaja melirik sebuah mobil yang terlihat asing. Alisku mengkerut bingung, tapi aku tak berani untuk bertanya, karena kutahu Elbarra pasti tidak akan bersungguh-sungguh menjawabnya.

Melihat kedatangan kami, Mia bergegas menghampiri dan menyapa. Oh sungguh, aku merindukannya. Aku berlari kecil untuk memeluknya sebentar, lalu masuk lift bersama Elbarra.

"Pergilah istirahat, Sayang. Aku masih ada urusan, aku akan menemuimu setelah urusanku selesai." Pria itu berujar lembut sambil mengusap rambutku pelan.

Aku mengangguk singkat.

Ting!

Pintu lift terbuka, aku keluar dari sana dan Elbarra kembali turun. Sebenarnya aku masih penasaran akan pemilik mobil asing itu, tapi yasudah lah...

Begitu membuka pintu kamar, wangi maskulin seolah menampar wajahku. Aromanya sangat candu di indera penciumanku.

Aku langsung masuk dan merebahkan diri di kasur. Kuhirup dalam-dalam aroma seprei dan selimut, wangi khas Elbarra.

Tiba-tiba aku teringat dengan Evelyn, apa yang sedang ia lakukan saat ini. Aku harus memberitahunya bahwa liburanku gagal karena ulah kakaknya itu.

Panggilan pertama hingga ketiga tidak diangkat olehnya. Padahal terlihat keterangannya berdering, apa ia sedang sibuk? Hatiku merasa tidak tenang. Mommy dan Daddy sedang liburan, berarti Evelyn sendirian.

"Sepertinya aku harus memberitahu Elbarra!" gumamku.

Dengan langkah cepat aku keluar kamar dan berjalan kearah lift. Karena saking buru-burunya, aku lupa untuk memakai alas kaki.

Ting!

Setelah pintu lift terbuka, pemandangan di depanku begitu sepi. Kemana semua orang?

Perlahan aku mencari seseorang yang bisa kutanyai, kulihat ada beberapa pelayan yang sedang mengintip sesuatu dari balik dinding. Baru ingin menghampiri mereka, sebuah bunyi barang yang pecah mengejutkanku.

Prangg!!

Ketika aku sudah tahu darimana sumber suara itu berasal, mataku langsung membelalak lebar.

"Jika kau bukan adikku, aku pasti sudah memukulmu, Eve!"

Apa? Elbarra ingin memukul Evelyn? Aku berlari kecil untuk menghampiri mereka berdua. Ponsel yang kuminta pada Elbarra di mobil tadi, sudah hancur berserakan. Ternyata Elbarra tidak membuangnya, justru menghancurkannya. Tepat di depan mataku.

Evelyn berdiri di hadapan kakaknya sambil menunduk ketakutan. Tubuhnya terlihat bergetar, sepertinya ia sedang menahan isak tangisnya.

"El, apa yang kau lakukan?" Aku menatapnya tidak percaya.

"Aku memintamu untuk istirahat, Sayang. Kembalilah ke kamar!"

Kepalaku menggeleng menolak, "Jelaskan padaku, mengapa kau bersikap kasar terhadap adikmu sendiri?"

"Kau sudah tahu jawabannya!" Matanya terlihat kecewa, sama seperti saat menatapku kemarin malam.

Tunggu. Apa Elbarra tahu bahwa Evelyn yang membantuku untuk pergi ke Indonesia? Jika iya, habislah aku.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" tanya Elbarra dengan nada dingin kepada Evelyn.

Tidak! Elbarra tidak boleh menyakiti Evelyn, ini semua berawal karenaku.

"Jika kau ingin marah, marahlah padaku. Jangan lampiaskan amarahmu kepada Evelyn! Aku yang memintanya untuk membelikan tiket pesawat, bukan dia yang berinisiatif memberikannya kepadaku!" Aku berucap lantang, seraya berdiri diantara adik dan kakak tersebut.

"Bukankah dia bisa menolaknya?"

Ah, Elbarra benar. Evelyn memiliki dua pilihan antara menerima dan menolaknya.

"Aku yang memaksanya! Jadi, salahkan aku jangan dia." Kedua tanganku membentang lebar di hadapannya, aku ingin melindungi Evelyn dari kakaknya yang pemarah ini.

Nafas berat keluar dari mulutnya, "Kumohon kembalilah ke kamar, Sayang. Biarkan ini menjadi urusanku dengan Evelyn."

Lagi, aku menggeleng. "Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Evelyn!!"

Tukk!

"El, sakittt!!" Aku mengusap dahiku yang disentil olehnya.

"Kau ini keras kepala sekali!"

"Memang. Karena aku belajar darimu!" balasku sambil memasang wajah masam.

Elbarra hendak menyentil dahiku lagi, buru-buru aku menutupnya menggunakan kedua tangan. Ehh, tangannya justru beralih mencubit pipiku.

"Aku tidak bisa menang darimu." Ia lalu menarik tanganku lembut agar menyingkir dari hadapannya. Pandangannya tertuju kepada adiknya yang sedari tadi hanya menunduk.

Sejenak ia menghela nafas panjang, "Aku memaafkanmu kali ini. Jika kau melakukannya lagi, aku tidak akan melepaskanmu. Tidak peduli bahwa kau adalah adikku. Kau mengerti?"

Evelyn mengangguk-angguk pelan, namun ia masih tidak berani untuk mendongakkan kepalanya. Aura Elbarra memang menyeramkan.

Kuusap lembut lengan Evelyn, aku sangat merasa bersalah terhadapnya. Ia jadi dapat masalah karenaku.

"Sudahi, El. Kau membuat Evelyn jadi ketakutan."

"Hmm, pulanglah!"

Aku membulatkan mata kaget, "Kau mengusirnya?"

Elbarra menggeleng, "Siapa tahu dia sudah tidak betah disini."

Akhirnya Evelyn memberanikan dirinya untuk menatapku, "Si, aku pulang saja yaa.."

Hidungnya terlihat memerah, matanya bahkan masih nampak basah. Aku mengangguk iyakan, ingin rasanya aku mengantar Evelyn keluar, tapi Elbarra menarik tanganku kencang.

"Ishh, kau ini kenapa?" sungutku, kulirik Evelyn yang kian menjauh.

Tanpa banyak bicara, tiba-tiba saja tubuhku di gendong olehnya.

"Kau ini selalu ceroboh. Berjalan tanpa menggunakan alas kaki, tidakkah kau lihat jika di dekatmu ada pecahan ponsel?"

Aku meringis ngeri. Untung saja Elbarra lebih dulu menyadarinya, jika tidak, mungkin kaki-ku sudah terluka.

"Yasudah, turunkan aku!"

Seakan tuli, Elbarra tidak mendengarkanku dan malah tetap kekeuh untuk menggendong. Mobil asing yang kulihat tadi ternyata milik Evelyn. Perlahan mobil tersebut meninggalkan kediaman ini.

"Tidakkah kau merasa bahwa tubuhku berat?" Aku menyembunyikan wajahku di lehernya karena malu dengan pertanyaanku sendiri.

"Siapa yang bilang kau berat? Menggendongmu sama seperti menggendong sekarung beras kecil!"

Enteng sekali mulutnya berbicara seperti itu. Sekurus itukah diriku?

"Kau harus makan yang banyak, Sayang. Lenganmu saja kecil sekali. Jika tertiup angin, aku rasa tubuhmu akan ikut terbang!" Elbarra melanjutkan kalimatnya. Tidak tahukah dia betapa kesalnya aku?

"Aku memang tidak mau gemuk!! Beratku 48 kg, itu sudah ideal!"

Elbarra menggelengkan kepalanya berulang kali, "Kau akan semakin cantik jika berisi!"

"Aku tidak mau!" pungkasku.

"Kau tenang saja. Aku yang akan membuat tubuhmu menjadi berisi!" Wajahnya menyeringai sembari mengerling nakal.

MAMAAA, AKU TAKUTTTT

1
Ika Yeni
baguss kak ceritaa nyaa ,, semangat up yaa 😍
Yushi_Fitria: Terima kacih😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!