Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26.Awal kebangkitan.
Udara di paviliun Yue Zhi seketika terasa berat. Lian masih berdiri di ambang pintu, wajahnya menegang, menunggu reaksi Nona-nya. Namun Chen Xi hanya duduk diam, membiarkan jemarinya terus menyisir rambut dengan gerakan teratur seperti gerakan yang justru membuat Lian semakin gelisah.
Tatapan Chen Xi kosong, tapi pikirannya berputar tajam.
Jadi aku… kematianku… adalah alasan pemusnahan sebuah negeri.
Xu Yuan di dalam dirinya tertawa pahit,suara halus namun menusuk seperti bisikan dari masa lalu.
Ayahku bukan hanya mempermainkan hidupmu. Ia juga mempermainkan kematianmu.
Chen Xi menutup mata. Untuk sesaat,dirinya berusaha untuk mengontrol emosinya.
Setelah itu
“Lian,” ucapnya akhirnya, lembut namun dingin. “Kau boleh pergi.”
“Baik, Nona.”
Pintu ditutup. Keheningan kembali turun, tetapi kali ini tak setenang sebelumnya ia seperti kegelapan yang mengintai.
Rasa kecewa dengan keluarganya yang dulu, amarah dan merasa dipermainkan hanya untuk memusnahkan sebuah negara.
Chen Xi duduk membatu, rambut hitamnya tergerai, jemarinya mengepal di pangkuan. Dalam dadanya, dua suara Chen Xi yang lembut dan Xu Yuan yang dingin bertabrakan seperti dua sungai yang tak pernah seharusnya bertemu.
Untuk pertama kalinya sejak ia mengetahui kebenaran kelahirannya, ia merasa benar-benar sendirian.
Ayahku… mempermainkan kehidupanku… dan mempermainkan takdir juga mempermainkan hidup Chen Xi.
Tangannya bergetar, bukan karena takut, tapi karena kemarahan yang selama ini terkubur.
“Ini tidak adil untuk kita, aku pasti akan kembali bukan sebagai putri Xu yuan tapi sebagai Shen Chen xi nona muda keluarga Shen. Untuk masuk kedalam lingkaran istana. ”Gumamnya pelan seakan hanya dia sendiri yang mendengarnya.
Pintu kamar pun terbuka, nyonya Heng masuk untuk menyapa Chen xi sambil membawakan makanan kesukaannya.
Nyonya Heng terhenti setelah melihat perubahan itu,wajah putrinya kini bukan wajah anak kecil yang ia sembunyikan bertahun-tahun lalu. Ada sesuatu yang tumbuh di balik sorot matanya… sesuatu yang tajam.
“Xi’er…” panggilnya pelan, ragu.
Chen Xi yang masih menatap dirinya di cermin kamarnya. Dan Nyonya Heng terdiam. Karena di balik mata lembut itu, ada kilatan dingin yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
“Aku harus kembali kedalam keluarga Shen,bu,” ujar Chen Xi lirih. “jika ibu merasa bersalah,maka sekarang saatnya ibu menebusnya dengan membuka kedok selir Wu dan mengembalikan aku kedalam keluarga Shen sebagai putri sah mereka.”
Suara itu pecah, namun tetap indah dalam kepedihannya.
Nyonya Heng berdiri membeku di samping Chen xi, napasnya tercekat ketika mendengar kata-kata putrinya.kata-kata yang tidak pernah ia bayangkan akan keluar dari mulut seorang gadis yang dulu ia sembunyikan dengan penuh ketakutan. Kini, Chen Xi berdiri di hadapannya bukan lagi sebagai anak yang harus dilindungi… tetapi sebagai seseorang yang mulai menata langkah menuju takdirnya sendiri.
Nyonya Heng menaruh baki ditangannya diatas meja, ia berusaha tenang sambil terus merenungkan ucapan Chen xi.
Sejenak, Nyonya Heng bahkan merasa Chen Xi sudah berubah,bukan lagi gadis yang menerima takdirnya yang berusaha meminta kasih sayang nya.Sekarang ia merasa Chen xi berbeda, bukan gadis lemah yang ia besarkan dulu tapi gadis yang penuh dengan tekad.
Namun ketika ia kembali menatap wajah itu lebih lama, ia sadar dirinya tahu kalau dirinya memang harus mengembalikan posisinya ketempat semula.
Nyonya Heng menelan ludah. “Xi’er… apakah kau benar-benar menginginkan ini?”
Chen Xi menoleh, pandangannya bening namun tegas. “Ibu,aku yakin dengan keputusan ku ini, dan bantu aku untuk melawan selir Wu agar aku bisa masuk kedalam keluarga Shen.”
Ia berdiri perlahan, membenarkan letak selendangnya.
“Aku tidak mau lagi hidup seperti ini bu, aku berhak atas status ku sebagai putri bangsawan.Dan aku tidak mau diam melihat selir Wu dan putrinya menikmati apa yang seharusnya milikku.”
Suara itu lembut, tapi mengandung kekuatan yang membuat Nyonya Heng menundukkan kepala tanpa sadar.
“Aku mengerti,” bisik Nyonya Heng dengan suara bergetar. “Jika itu yang kau inginkan… Ibu akan membantumu.”
Chen Xi mendekat, menyentuh tangan ibunya. “Terima kasih, Bu.”
Untuk pertama kalinya, Nyonya Heng melihat sesuatu yang lain dalam diri putrinya.
“Jika kau ingin masuk ke keluarga Shen…” ucap Nyonya Heng pelan setelah beberapa saat, “…kita harus mulai dari orang yang paling berpengaruh di sana.”
Chen Xi menatap ibunya dengan rasa ingin tahu.
“Bukan Tuan Shen,” lanjut Nyonya Heng. “Bukan pula istrinya. Tapi… Nyonya Tua Shen—ibunya Tuan Shen.”
Chen Xi mengernyit kecil. “Nenek?”
Nyonya Heng mengangguk.
“Beliau orang yang tajam, tetapi juga… percaya pada hal-hal gaib. Terutama firasat, mimpi, dan penampakan. Ia sering menyebut bahwa keluarga Shen suatu hari akan kedatangan seorang gadis sebagai ‘pendamping Kaisar’.” Ia menatap Chen Xi dalam-dalam. “Jika kau ingin masuk… dialah yang harus kau dekati.”
Chen Xi perlahan duduk kembali, matanya menunduk memikirkan sesuatu.
“Percaya hal gaib…” gumamnya. “Itu bisa menjadi keuntungan.”
Lalu ia mendongak, tatapannya kembali setajam sebelumnya.
“Kalau begitu, Bu, selidiki lah Nyonya Tua Shen. Apa yang ia percayai, siapa orang kepercayaannya, kebiasaan, kelemahan… dan apa saja yang bisa kupakai untuk merebut hatinya.”
Nada suaranya tenang, tapi dinginnya menusuk.
“Kau ingin menyusun pendekatan,” gumam Nyonya Heng, sedikit tercengang dengan perubahan putrinya.
Chen Xi tersenyum samar, tetapi senyuman itu tidak sepenuhnya hangat. “Jika Nyonya Tua Shen percaya pada mimpi, aku akan menjadi mimpi yang ia yakini. Jika ia percaya firasat… maka aku akan menjadi firasat yang tak bisa ia abaikan.”
Ia berdiri dan melangkah ke jendela, menatap sinar senja yang mulai merembes dari sela tirai.
“Ibu… dari sinilah semuanya dimulai. Jika aku akan masuk ke keluarga Shen dan menyingkirkan Selir Wu, aku harus punya sekutu kuat. Dan Nyonya Tua Shen adalah awal aku mendapatkan kunci untuk masuk.”
Nyonya Heng menatap punggung putrinya. Ada rasa takut… tapi juga bangga.
“Baik,” katanya akhirnya. “Ibu akan menyelidikinya. Segera.”
Chen Xi mengangguk, rambut hitamnya tergerai dalam cahaya senja yang keemasan.
“Dan aku,” bisiknya, “akan bersiap untuk menjadi cucu, putri ideal keluarga Shen.Dan aku minta bantuan ibu untuk menjadikan aku wanita bangsawan yang penuh pesona.”
Nyonya Heng tidak bisa mundur lagi, ia pun menerima permintaan putrinya.
“Iya ”
Senja pun turun perlahan.
Di paviliun Yue Zhi, seorang gadis yang dulu dianggap sembunyi dari takdirnya kini mulai merancang jalannya sendiri yang sunyi, tajam, dan berbahaya.
Awal dari kebangkitannya.
Disisi lain diluar negeri Han yue, sekelompok prajurit berkuda dengan baju zirahnya dengan bendera Han yue.
Berjalan kearah gerbang Han yue, mereka adalah prajurit raja Long bersama dengan tawanannya putra mahkota Zin xu yang dimana dirinya dikurung dalam penjara dengan gerobak.
Dimana tangan dan kakinya diikat dengan rantai, dengan wajah penuh luka dan tatapan yang kosong. Dimana dirinya tidak memiliki kehormatan lagi sebagai putra mahkota yang diagungkan lagi, dirinya mau dihadapkan didepan Kaisar Han yue untuk dihukum karena sebagai orang yang merencanakan kematian Xu yuan.