NovelToon NovelToon
Menantu Ibu

Menantu Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir
Popularitas:708.7k
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Pamit Saja Bimbang

Perubahan ekspresi Hilman mulai kentara begitu membuka kiriman video dari Diaz. Awalnya bersikap hangat dan santai, berubah menatap tajam dan serius. Garis-garis halus di kening semakin berlipat seiring durasi yang berjalan hingga detik terakhir.

"Aku selalu mengingatkan anakku untuk menghargai orang lain sebelum minta diri dihargai. Aku nggak ridho lho, Yah, menantuku diperlakukan begitu. Kalau bukan karena perempuan itu anakmu, aku akan labrak langsung ke rumahnya. Sekolah di sekolahan elit tapi zero attitude." Suri mulai menunjukkan sikap murkanya yang sangat jarang ditampilkan ke permukaan.

"Sebelum Ibu yang melabrak, aku dulu yang akan turun tangan. Aku suaminya. Menghina Tya sama dengan menghinaku. Mau aku pites itu telunjuk. Kurang ajar sekali menoyor kening istri aku." Intonasi Diaz bahkan lebih dramatis. Setiap kata penuh tekanan bukti kemarahan yang ditahan.

"Asal Ayah tahu, Tya nggak ngadu. Tapi semalam sebelum tidur aku pinjam hp nya. Dan iseng buka-buka galeri. Tya bahkan berbohong waktu pulang dari toilet kerudungnya basah. Dia bilang abis cuci muka. Semata-mata karena nggak mau merusak acara dinner. Video itu awalnya mau bikin story malah jadinya di-bully."

Kompak. Ibu dan anak menyerang 'sang raja' yang penuh kuasa. Keduanya tengah meminta keadilan dengan cara elegan. Berbeda sikap dengan Selly dan dua anaknya yang suka merajuk dengan cara mengamuk.

"Ayah akan tanya Leony." Setelah diam menjadi pendengar dengan wajah muram, akhirnya Hilman bersuara.

"Cuma mau tanya, Yah? Ayah mau tanya apa? Tidak cukupkah ini bukti. Kalau Ayah nggak mau menghukum anak perempuan kesayangan itu, biar aku sendiri yang turun tangan." Diaz berdiri dengan kedua tangan mengepal.

"Tenang dulu, Diaz. Ayah pasti ngasih hukuman. Tapi Ayah mau tanya dulu buat nguji kejujuran Leony."

"Kapan?"

"Nanti sore atau malam."

"Aku pegang kata-kata Ayah."

"Kapan Ayah pernah ngebelain yang salah.Ayah selalu adil. Mau itu kau, Bobby, atau Leony, kalau ada yang salah pasti akan dihukum sesuai kesalahannya."

"Duduk, Nak." Suri menyentuh tangan Diaz yang masih berdiri saling tatap dengan Hilman. Ia tak masalah sifat keras kepala suaminya menurun pada Diaz, toh padanya sang anak selalu menurut.

Diaz duduk kembali di samping Ibu. "Aku masih kesal dengan masalah ini. Tapi aku harus kerja. Ibu mau sampai jam berapa di sini?"

"Keluhan kita udah disampaikan pada Ayah. Jadi Ibu mau pulang sekarang. Nggak apa-apa naik taksi aja. Ibu mau ajak Tya ke salon. Setidaknya kompensasi atas kejadian semalam yang tidak mengenakkan. Niat ngadain dinner syukuran tapi yang diterima Tya malah hinaan. Image keluarga Kavian rusak sudah." Suri memalingkan wajah saat Hilman intens menatapnya.

"Ibu tenang ya. Ayah tidak akan membela yang salah. Ayah tidak akan minta maaf padamu, pada Diaz, juga pada Tya atas kelakuan Leony. Dia sendiri yang harus datang minta maaf. Dan Ibu kalau mau pulang, sopir Ayah akan antar. Jangan pulang naik taksi."

"Kalau Leony mau datang ke rumahku, jangan dengan ibunya. Cukup dengan ayahnya saja. Rumahku hanya untukku, rumahnya untuknya. Aku pulang sekarang." Suri berdiri menghampiri Hilman. Mencium tangan seperti biasanya dan seperti kebiasaannya. Sang suami tidak berkutik dengan ultimatumnya.

***

...Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama karena kesalahan yang lain mengantri untuk dicoba....

...~ Cantya Lova S.T. RONG ~...

"Done. Alhamdulillah." Tya merentangkan kedua tangan mengusir pegal. Dengan ditemani dua kucing yang rebahan santai di samping kanannya, ia telah menyelesaikan edit foto berisi quote dan baru saja diunggah ke instagramnya.

"Cu, Lun, tahu nggak...bikin quote satu aja kalau inspirasi mampet bisa berjam-jam baru beres. Tapi kadang pas lagi nongkrong di teras terus lihat tukang tahu bulat lewat dorong roda, tiba-tiba jadi inspirasi itu. Hitungan menit jadi deh satu quote sesat baru. Aku tuh emang seistimewa itu ya. Nggak ada yang muji, ya muji sendiri nggak apa-apa kan." Tya tertawa pelan.

Sejak Ibu Suri dan Diaz pergi, Tya menikmati duduk santai di kursi yang ada di teras belakang. Sebenarnya ingin sekali nyebur ke kolam renang tetapi masih sungkan, takut tidak diperbolehkan. Kalau ada Ibu Suri, mau izin langsung.

Kucing putih dan abu yang rebahan sambil saling menyender, menatap Tya dengan mata berkedip-kedip, dengan ekor yang mengibas-ibas. Entah tenang menjadi pendengar, entah merasa heran melihat keabsurdan itu human.

"Anteng banget sih kalian. Pantesan disayang Mas Diaz. Coba aku tanya. Siapa yang paling sering dipeluk daddy, Cumi atau Luna?"

"Meow." Kucing putih bersuara.

"Oalah...Cumi ternyata." Tya mengusap kepala Cumi yang langsung merem melek.

"Meow." Kucing abu menyusul bersuara.

"Oh kamu juga. Berarti adil dong ya. Good...good." Tya beralih mengusap kepala Luna si kucing abu.

"Eh, kasih tahu dong gimana rasanya dipeluk daddy. Bau ketek nggak?" Tya cekikikan pelan. Volume suaranya rendah. Cukup didengar oleh dua anabul (anak bulu) yang gemoy itu.

Keasyikan Tya terusik oleh kemunculan Tuti yang menghampirinya. "Neng Tya, dipanggil Ibu di ruang tengah."

"Ibu udah pulang, mbak?" Tya terperanjat bangun. Daripada dipanggil 'Non' yang menurutnya tidak nyaman didengar, Tya menawar panggilan dengan embel-embel 'Neng' karena asisten rumah tangga tidak mau kalau memanggil nama 'Tya' langsung.

"Udah, Neng. Baru aja."

Tya bergegas meninggalkan teras belakang. Benar saja. Ibu Suri tengah duduk di sofa sambil membaca layar ponsel. "Ibu katanya mau ngabarin kalau akan pulang."

Suri mendongak. Tersenyum lembut. "Lupa. Tandanya butuh healing ini. Kita self healing ke salon, Tya. Hidup ini terlalu singkat untuk diratapi. Mending diisi dengan menghibur diri."

Tya tersenyum kaku. Bingung harus menanggapi seperti apa kalimat yang bermakna dalam itu. Apakah ini berkaitan dengan derita sebagai istri pertama?

"Siap-siap yuk, Tya. Kita jalan sekarang."

"Iya, Bu. Aku ganti baju dulu ya sebentar. Kirain Ibu pulangnya siang, ditambah tidak ngabarin, jadi aku belum siap-siap. Maaf ya, Bu. Jadi harus nunggu."

Senyum Ibu Suri mengembang tipis. "Santai aja, Nak. Ke kantor langsung menghadap ayahnya Diaz dan complain soal kelakuan si Leon. Nanti panjang lebarnya Diaz pasti cerita. Santai aja. Ibu juga mau ganti baju dulu."

Percakapan terputus dengan sama-sama beranjak dari sofa. Tya meniti tangga dengan langkah cepat. Baju yang akan dipakai sudah disiapkan dengan digantung di gagang pintu lemari. Begitu sampai di kamar, segera buka baju—berganti setelan blus dan rok. Touch up dengan menyapukan bedak dan memoles bibir dengan lip cream sehingga tampilannya semakin segar.

"Hm...haruskah aku chat Mas Diaz dulu buat pamit?"

"Tapi dia kan suami-suamian. Nggak usah kali ya."

Tya menggeleng. Ponsel dimasukkan ke dalam tas selempang yang sudah disiapkan. Gelang dan cincin yag berasal dari mahar dikenakannya, menambah anggun penampilan. Bersiap keluar kamar.

"Eh, tapi nikahnya kan beneran." Tya bergumam sambil menghentikan langkah sebelum membuka pintu.

[Mas...izin pergi ya. Aku diajak Ibu ke salon]

[Jangan lupa makan, sayang 😂]

1
Afrina Wati
bagussss
Entin Wartini
lanjuuuuutlah gpp pokoknya ditunggu hadirnya nggak tiap jari juga
"ariani's eomoni"
siap
Anin Zaida
aaahhh cm 2jt tya..... 20jt jg maz kudiz okok aja kek nya
Anin Zaida
gimana...gimana maz kudizzzz GIUNG bgt kan ke hati , ky mkn desert kemanisan rasssaanyaa gimannna gitu di gigi🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ummah Intan
siapa takut mas diaz siap bayar denda
bundanya Fa
tya malah ngingetin tuh dias harus tium tium istri. kan bucin. buatbdias denda segitu ibarat butiran debu buat dias. yg penting busa menang banyak ke tya. 🤣
bundanya Fa
wah selain buat ngusir mantan juga kesempatan si kudis buat mepet2 sama tya. kan udah kangen beneran akibat cemburu yg salah alamat dan juga karena tontonan dr cctv yg bikin halu. 🤣
bundanya Fa
wah masih ngejar juga nih cinta.
bundanya Fa
sampai di sini dias tegas banget dalam memberi batasan. yg begini ini bikin istri tambah cinta.
Neng Ima Adhikari
2 jiwa sedang bertarung dengan egonya masing-masing, yang satu gengsinya terlalu tinggi, yang satu begitu mengharapkan sesuatu yang masih belum pasti. padahal dipojok hati keduanya sudah memiliki rasa yang sama-sama tidak disadari... (sotoy banget kan akoh)

Nah kan, alesannya si Cinta, ceunah... Padahal emang pengen aja dijemput sama istri yang katanya bukan tipenya..
awas lho ya Mas kudis, kata-katamu syudah dicatat banyak pasang mata...
kalau sampe nanti bucin, pasti banyak juga yang nyorakin woooooooooo.....

Teh Nia, maaciiw udah up... cemungudh untuk urusan dunia nyatanya 💪
Neng Ima Adhikari
aku catat nih ya omongannya... awas aja kalau sampe kecintaan banget sama Cantya Lova... resiko tanggung sendiri... penonton cuma bisa menyaksikan dengan tenang...
Mujib
harus jemput suamimu Tya
Mujib
👍👍👍👍👍👍👍
Mujib
sehat selalu teh Nia, semoga dipermudahkan segala urusan
Mujib
Tiumin aja Diaz, biar Tya terkenang selalu selamanya 🤣🤣🤣🤣
Mujib
naaah kan betul karena ada mantan
Mujib
kayaknya karena mantan satu pesawat nih
Mujib
panu muncul duluan
Mujib
nenek sebenarnya pengen cucu2 dari kamu Tya /Slight/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!