Hanya cerita fiktif belaka, jangan dijadikan keyakinan atau kepercayaan. Yang pasti ini adalah cerita horor komedi.
Awalnya dia hanyalah seorang ibu biasa tetapi saat dia kehilangan putrinya saat mengikuti masa orientasi penerimaan mahasiswi baru, dia tak tinggal diam. Kematian putrinya yang mencurigakan, membuatnya tak terima dan mencari tahu penyebab kematiannya serta siapa yang paling bertanggung jawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Ìlmu yang Menuntun Langkah
Ìlmu yang Menuntun Langkah
Pagi hari di Agam Regency selalu membawa semangat baru bagi Agní dan kedua putrinya. Setelah merenungkan tentang pentingnya menuntut ilmu sepanjang hayat, Agni melihat bagaimana prinsip ini tercermin dalam setiap aspek kehidupan mereka. Maya, dengan dedikasinya pada konservasi, tak pernah berhenti membaca jurnal ilmiah terbaru, mengikuti seminar, dan berdiskusi dengan para ahli untuk memperdalam pengetahuannya tentang ekosistem hutan.
Sari, dalam mengembangkan seni lukisnya, selalu mencari inspirasi baru, mencoba teknik yang berbeda, dan belajar dari para seniman lain, baik melalui buku maupun komunitas daring. Agni sendiri, sebagai seorang penulis, terus mengasah kemampuannya dengan membaca berbagai genre buku, mengikuti lokakarya menulis, dan terbuka terhadap kritik membangun dari para pembacanya.
Suatu hari, Maya pulang dari kantor dengan wajah bersemangat. "Ma, Kak," katanya sambil menunjukkan sebuah brosur di tangannya. "Ada ekspedisi penelitian gabungan ke Hutan Ribu yang akan diadakan bulan depan. Lembaga Maya bekerja sama dengan beberapa universitas dan organisasi lingkungan lainnya."
Mata Sari langsung berbinar-binar. "Hutan Ribu? Wah, asyik sekali, Kak! Apakah Kakak akan ikut?"
Maya mengangguk antusias. "Tentu saja! Ini kesempatan bagus untuk mempelajari lebih dalam tentang keanekaragaman hayati di sana. Apalagi, ada beberapa laporan tentang spesies tumbuhan dan hewan endemik yang belum banyak diteliti."
Agni tersenyum bangga melihat semangat Maya. "Itu bagus sekali, Maya. Mama yakin kamu akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman berharga dari ekspedisi ini."
Tiba-tiba, Sari menimpali, "Kalau Kakak ke Hutan Ribu, siapa tahu kita bisa bertemu lagi dengan Hantu Gembalang Raya!"
Maya tertawa kecil. "Itu sih bonus kalau terjadi. Tapi yang pasti, Maya akan berusaha sebaik mungkin untuk mengumpulkan data penelitian yang akurat."
Beberapa minggu kemudian, Maya mulai sibuk mempersiapkan keberangkatannya ke Hutan Ribu. Ia membaca berbagai literatur tentang hutan tersebut, mempelajari peta wilayah, dan berkonsultasi dengan Pak Jono tentang jalur-jalur yang mungkin menarik untuk diteliti. Agni dan Sari juga ikut membantu Maya dalam mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Saat Maya akan berangkat, Agni memeluk putrinya erat. "Hati-hati di jalan, sayang. Ingatlah semua pelajaran yang sudah kamu dapatkan. Dan jangan pernah berhenti belajar, di mana pun kamu berada."
Maya membalas pelukan ibunya dengan hangat. "Terima kasih, Ma. Maya pasti akan selalu ingat pesan Mama."
Setelah Maya berangkat, Sari menghampiri Agni. "Ma, Sari jadi ingin ikut belajar tentang hutan juga. Mungkin Sari bisa membuat ilustrasi tentang tumbuhan dan hewan yang ada di Hutan Ribu."
Agni tersenyum bangga melihat ketertarikan Sari. "Itu ide yang bagus sekali, sayang. Kamu bisa mencari buku-buku tentang botani dan zoologi, atau mungkin ikut Maya suatu saat nanti kalau ada kesempatan."
Sari mengangguk dengan semangat. la segera menuju ruang kerjanya dan mulai mencari berbagai referensi tentang flora dan fauna Hutan Ribu. la ingin bisa membuat ilustrasi yang akurat dan indah. mempersiapkan diri sebaik mungkin agar
Agni melihat kedua putrinya dengan rasa haru. Mereka berdua telah tumbuh menjadi wanita-wanita muda yang cerdas, mandiri, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Mereka telah membuktikan bahwa prinsip "Uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi" benar-benar mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Malam harinya, Agni kembali duduk di beranda, menatap bintang-bintang. la merasa damai dan bahagia melihat kedua putrinya terus mengembangkan diri dan meraih impian mereka. la yakin, dengan bekal ilmu dan pengalaman yang mereka miliki, mereka akan mampu menghadapi segala tantangan di masa depan.
Dan ia sendiri pun akan terus belajar dan berkarya, mengikuti jejak langkah kedua putrinya dalam menuntut ilmu sepanjang hayat. Semangat untuk terus belajar dan berkembang akan selalu menjadi kompas. yang menuntun langkah mereka di jalan kehidupan.