NovelToon NovelToon
TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Sudah 12 tahun sejak Chesna Castella Abram tidak lagi pernah bertemu dengan teman dekatnya saat SMA, Gideon Sanggana. Kala itu, Gideon harus meninggalkan tanah air untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan penglihatan dan kakinya lumpuh, membuatnya merasa malu bertemu semua orang, terutama Chesna. Di tahun ke 12, saat ia kini berusia 27 tahun, Gideon kembali ke tanah air, meski kakinya belum pulih sepenuhnya tapi penglihatannya telah kembali. Di sisi lain, Alan saudara kembar Chesna - pun memiliki luka sekaligus hasrat mengandung amarah tak terbendung terhadap masa lalunya sejak lima tahun silam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Panggilan Papa dari Aaron

Alan masih belum mengalihkan pandangannya dari bocah kecil itu.

Wajah itu… seolah cerminan dirinya yang lebih muda, dengan mata yang begitu jujur.

Alan seperti hendak membuka mulut, tapi suaranya tercekat. Ia ingin mengatakan banyak hal, namun bahkan belum tahu harus mulai dari mana.

Tepat saat itu, suara lembut dalam bahasa Korea terdengar di belakang mereka.

“Aaron-ah! Geumanhae. Gaja, eomma ireona!”

(Sudah, Aaron. Ayo, Mama menunggu.)

Seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahun menghampiri mereka dengan wajah sedikit gugup. Dialah pengasuh Aaron, mengenakan coat abu-abu dan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Ia menatap Alan sopan, tapi dari gerak matanya, jelas ia agak canggung melihat interaksi tadi.

“Ah, mianhamnida, agassi-ui adeul-i jogeum... uh... yeogi naneun geoya,” ujarnya cepat, setengah terbata.

(Maaf, anak majikan saya hanya... tersesat sedikit ke sini.)

Aaron menatap Alan dengan wajah sedih.

Wanita itu segera menunduk sopan ke Alan, menggandeng Aaron dengan hati-hati.

Langkah kecil itu menjauh, meninggalkan Alan yang masih terpaku di tempat.

Hatinya terasa seperti baru dihantam gelombang kecil tapi berat.

Ia hanya bisa menatap punggung kecil Aaron sampai menghilang di antara kerumunan pengunjung.

Tanpa sadar, di lantai dua, dari balik pagar kaca, Shenia berdiri.

Matanya menatap ke bawah, menyaksikan semuanya dengan dada sesak.

Ia menggenggam tas kecil di tangannya erat-erat, menahan perasaan gugup karna terkejut.

Di matanya, kebetulan itu terasa seperti takdir yang menertawakan dirinya.

"tidak akan mengenalnya sebagai anakmu." Dan di hati kecilnya, Shenia tahu, rahasia yang ia simpan rapat-rapat bisa saja terbuka kapan saja.

___

Castella Medical Center – Sore Hari

Udara sore menembus kaca besar ruang kerja Chesna, memantulkan lembut siluetnya yang tengah sibuk memeriksa hasil laboratorium. Suara ketukan pintu membuatnya mendongak, dan sejenak, waktu seolah berhenti.

Gideon berdiri di ambang pintu, rambutnya sedikit berantakan, jas hitamnya tampak kontras dengan wajah tenang tapi canggung yang tersenyum kaku.

“Sudah waktunya fitting, Dokter,” ucapnya pelan, mencoba terdengar santai.

“Kau bahkan datang sendiri? kenapa tidak tunggu di mobil aja? Atau bisa menelponku.” tanya Chesna, menutup map di tangannya.

“Karna aku pikir...kita sudah lama tidak ketemu,” jawab Gideon, mengusap tengkuknya yang terasa tegang.

Suasana di antara mereka seketika penuh jeda aneh.

“Kau... terlihat sibuk akhir-akhir ini,” katanya lagi, berusaha mencairkan suasana.

“Sama seperti kamu. Aku dengar proyek Sanggana Tower belum juga selesai?” balas Chesna ringan, menatapnya sekilas.

Gideon tertawa kecil, “Aku sempat berpikir kamu sengaja menghindar.”

“Menghindar? Tidak ada alasan menghindarimu, Gideon.” jawab Chesna datar, dengan senyum tipis.

Keduanya berjalan berdampingan keluar dari ruangan. Namun bahkan langkah mereka pun terasa kikuk, terlalu hati-hati, seperti takut satu langkah salah bisa menyingkapkan isi hati masing-masing.

Saat mereka tiba di lobi klinik, angin sore berembus membawa aroma kopi dari kafe sebelah. Gideon sempat melirik Chesna yang sibuk menata rambutnya yang terurai ke bahu, dan tanpa sadar, senyumnya mengembang.

“Kau kelihatan lebih lelah dari terakhir kita bertemu,” katanya pelan.

“Aku baru pulang dari Zurich seminggu lalu. Tubuhku masih belum menyesuaikan waktu.”

“Jadi itu alasannya kau tak ada di klinik saat aku datang tiga kali?”

“Tiga kali?” Chesna menoleh, menahan tawa kecil. “Aku pikir jadwal terapimu dua minggu sekali,”

“Ya, kau tidak mengabariku apapun, Ches.”

Chesna menatapnya sejenak, lalu tertawa kecil. "Ya kamu, nggak nelpon nanya dulu aku di klinik atau tidak."

Di dalam mobil, keheningan kembali mengisi ruang di antara mereka.

Hanya menikmati musik.

Butik “Louve Bridal” Sore Menjelang Malam

Bunyi lembut lonceng pintu butik menyambut kedatangan mereka. Ruangan penuh cahaya hangat itu dipenuhi deretan gaun putih yang tergantung rapi.

Chesna melangkah pelan, matanya menyapu deretan gaun di hadapannya, sementara Gideon berdiri agak kaku di belakang, seperti seseorang yang baru saja diseret ke tempat paling “tidak aman” untuk laki-laki.

“Kenapa diam?” ucap Chesna tanpa menoleh, sedikit tersenyum.

“Aku cuma... tidak tahu harus melihat ke mana,” gumam Gideon jujur, matanya melirik kanan-kiri dengan ekspresi kaku yang malah membuat asisten butik menahan tawa.

Asisten butik itu, seorang wanita muda enerjik, tersenyum menggoda.

“Tenang saja, Pak Gideon. Nanti kalau calon pengantinnya sudah ganti baju, baru boleh melihat,” katanya riang.

Gideon langsung mengangguk gugup.

“Iya, saya tunggu... di sini saja,”

Chesna masuk ke ruang ganti, membawa gaun yang dipilih oleh perancang butik, lebih tepatnya, gaun  yang dirancang khusus untuk dirinya. Sementara di luar, Gideon duduk di sofa dengan postur kaku, menatap lantai seperti sedang menunggu hasil ujian.

Detik-detik terasa lama.

Sampai akhirnya tirai ruang ganti terbuka.

Gideon spontan mendongak.

Chesna melangkah keluar dengan gaun berwarna putih gading, sederhana tapi elegan. Rambutnya disanggul rendah, dan cahaya lampu membuat kulitnya tampak berkilau halus.

“Bagaimana?” tanya Chesna, suaranya tenang tapi matanya menahan gugup.

Gideon tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap lama.

“Gideon?”

“Hm?”

“Komentarnya?”

“Oh, iya…” Gideon mengusap tengkuknya. “Bagus, cantik.”

“Itu gombal, Gideon.”

“Tapi jujur.”

Chesna memutar mata.

Asisten butik kembali masuk, membawa jas formal berwarna abu lembut.

“Sekarang giliran calon pengantin prianya, ya.”

Gideon langsung menolak halus.

“Tidak perlu, saya—”

“Perlu,” sela Chesna cepat, menatapnya penuh tantangan.

Beberapa menit kemudian, Gideon keluar dari ruang ganti.

Setelan jas itu pas di tubuhnya, membuatnya tampak gagah, meski ekspresinya canggung setengah mati.

Chesna menatapnya tanpa sengaja lebih lama dari yang seharusnya.

“Apa?” tanya Gideon pelan.

“Nggak... cuma, liatin kamu.”

Mereka saling menatap, dan tawa itu perlahan mencairkan semua jarak yang sempat terbentuk.

Asisten butik menatap keduanya dengan senyum geli, entah mengapa, suasana di antara mereka tidak seperti dua orang yang akan menikah. Terlalu canggung tapi terlihat berbunga-bunga.

“Kalian berdua lucu banget, kayak baru pacaran,” celetuk sang asisten.

___

Hotel Chasteo Seoul – Malam Hari

Alan berdiri di depan jendela besar, memandangi lampu kota yang berkelip di bawah sana. Tangannya masih menggenggam cangkir kopi yang sejak tadi tak tersentuh. Namun, pikirannya… tak di sini.

Suara kecil itu masih menggema di telinganya.

“Papa!”

Hanya satu kata, tapi cukup untuk mengguncang seluruh kesadarannya.

Wajah bocah itu, mata bulat, garis senyum di pipi, bahkan cara memiringkan kepala ketika bingung, terlalu mirip dengannya saat kecil.

Terlalu mirip untuk diabaikan.

Alan mengembuskan napas panjang, mencoba menertawakan pikirannya sendiri.

“Mustahil…,” gumamnya, setengah berusaha meyakinkan diri. “Itu cuma kebetulan. Aku tidak pernah melakukan itu dengan seseorang di negara ini. Shenia? Aku hanya melakukan itu dengan dia.”

Hati Alan tidak sepakat.

Ada sesuatu yang terus mencengkeram dadanya, rasa penasaran yang tak bisa ia lepaskan.

Ia berjalan ke meja kerja, membuka laptop, mencoba kembali fokus pada dokumen bisnisnya. Tapi setiap kali menatap layar, bayangan bocah itu muncul lagi.

“Papa…”

“Tidak, ini gila,” gerutunya sambil menutup laptop keras-keras.

Rasa kecewa dan amarah yang dulu sempat menumpuk, kini bercampur dengan sesuatu yang lain…

Kebingungan.

“Kau ke mana sebenarnya, Shenia?”

“Dan siapa… bocah itu?”

Alan menatap bayangannya sendiri di kaca jendela.

Untuk pertama kalinya dalam waktu lama, ekspresinya tidak sekaku biasanya. Ada sesuatu di balik tatapan itu, rasa rindu yang tidak ia pahami, dan kemungkinan ada rasa lain yang ia takutkan.

Teleponnya berdering di meja. Ia melirik sekilas: “Chesna.”

Alan menatap layar itu lama, ragu apakah akan mengangkat atau tidak.

Akhirnya ia menarik napas dalam dan mengangkatnya.

“Halo?”

“Kak, kamu masih di Seoul sekarang ya?”

“Hmm, ya. Kenapa?”

“Kamu kedengaran aneh. Capek?”

“Tidak,” jawabnya cepat. “Aku cuma… banyak pikiran.”

“Tentang apa? Oia, sudah ada tanda tentang keberadaan Shenia?”

“Mungkin, tapi aku juga tidak paham,” jawab Alan pelan, lirih, nyaris tak terdengar.

Setelah panggilan berakhir, Alan kembali berdiri di depan jendela. Tatapannya kosong ke luar, tapi pikirannya sibuk menyusun kemungkinan yang tak masuk akal itu.

“Kalau anak itu ternyata… anak Shenia, sudah jelas dia-”

Kalimat itu tak pernah selesai. Ia bahkan tak berani memikirkannya.

1
RaveENa
aku kira neneknya chesna sama kek neneknya gideon/Grin/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
RaveENa
ini kenapa sihh para nenek2 kepo bgt,ikut campur bgt.
bukannya nikmatin hr tua,ehh malah ikut campur urusan cucu2 nya/Left Bah!/
thor lidya biang gosip ya,apa2 selalu aja tau/Facepalm/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Dar Pin
haduh bangun tidur dibuat spot jantung 😄💪
Nurminah
sudah bau tanah aja bikin rusuh ceptin mati aja Thor nenek peot nya nyusahin aja
RaveENa: bikin emosi ya kak tu nenek2
total 1 replies
Dar Pin
haduh ada aja yg ngalangin 🤣
Nurminah
lanjutkan makin seruuuu
Eva Karmita
so sweet nya 💓💓💓💓💓💓💓😍
Mela Nurmala
slalu ingin baca... utk alan diperbanyak jg ya thor. penisirin pengen alan cepet2 tau klo di pny anak ternyata😄
Dar Pin
meleyot Thor hatiku tunggu gebrakan Alan nih ayo jangan kalah dengan pasangan satunya 👍😄
Ophy60
Alan....kerahkan orang² mu untuk mencari. Shenia sudah didepan mata.
Dar Pin
ayo Alan berjuang semoga cepetan ketemu titik terang biar bisa kumpul menjadi keluarga 💪😄
Dar Pin
deg deg hatiku Thor lanjut 💪
Umi Kolifah
ayo Thor pertemukan keduanya agar si kembar bisa sama2 membina keluarga yang bahagia
Nurminah
aku kira bakal kehamilan simpatik biar alan tambah gencar nyari sherina tau bakal jadi ayah
tari
ayo thor pertemukan alan dan shenia
tari
bacanya sambil senyum senyum nih thor😀🥰
RaveENa
meleyot aq bacanya...seneng bgt kl disuguhin yg manis2 kek gini.
thor kapan giliran alan??
Dar Pin
ketawa terus bawaannya thor JD semangat nunggu lanjutannya kawal sampai halal chesna Gidion 💪😄
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
Dar Pin
mudah mudahan cepet ketemu Alan dan shenia ya JD ikut gregetan nih lanjut Thor 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!