NovelToon NovelToon
My Little Girls

My Little Girls

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Encha

Kehidupan seorang gadis cantik bernama Calista Angela berubah setelah kepergian Ibunya dia tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan.
Ayahnya menikah dengan Ibu dari sahabatnya, dan semenjak itu, Calista selalu hidup menderita dan sang Ayah tidak lagi menyayanginya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Demam.

Kabar kebangkrutan Perusahaan Bagas kembali terdengar, semua mengundurkan diri bahkan meminta ganti rugi atas kerjasama mereka yang belum selesai. Bagas memijat pelipisnya. Semua hancur sudah tanpa sisa.

  "Bagaimana ini Tuan, saham terus menurun, beberapa Klien langsung memutuskan kerjasama ini saat tau kalau Tuan Leonal menarik sahamnya."

 "Leon menarik saham?"

 "Benar Tuan, dan itu sangat berpengaruh."

Bagas segera mengambil ponselnya, dia mencoba menghubungi Leon.

  "Apa hadiah sudah Anda terima Tuan Bagas?"

 "Apa maksud Anda, bahkan saya sudah memberikan putri saya untuk menukar dengan kerjasama ini."

 "Dan saya sudah memperingatkan anda bukan untuk tidak menggangu gadis kecil saya."

 "Mengganggu,, saya bahkan tidak pernah bertemu dengannya."

 "Tanya kepada istri dan anak tiri Anda."

Tut..Tut..Tut

Rahang Bagas mengeras, dia meremas ponselnya. Apa yang telah istri dan anaknya lakukan sampai membuat Leon marah besar. Bagas harus pulang sekarang.

  "Kamu terus awasi, laporkan terus kondisinya. Saya keluar sebentar."

  "Baik Tuan."

Bagas bergegas keluar, dia akan menemui istrinya.

Silvia baru saja sampai dirumah bersama Talita, mereka merebahkan tubuhnya. Berjalan cukup jauh membuat kakinya sangat pegal. Tidak ada taxi lewat, ataupun mobil untuk mereka tumpangi.

  "Ma, kaki aku pegel."

  "Sama sayang, Kaki mama juga pegal."

Bik Iyem yang baru saja masuk menatap bingung, kenapa dengan majikan nya.

  "Heh Bik,," Panggil Silvia

  "Ya Nyonya."

  "Cepat ambilkan minum, yang segar, dingin."

  "Baik Nyonya."

Talita memijat kakinya, tidak lama terdengar suara mobil berhenti.

Bagas berjalan masuk dengan wajah penuh emosi.

  "Papa,, mobil aku rusak Pa, aku-

 "Silvia.!"

Silvia kaget, dia menatap suaminya.

  "Kamu kenapa sih Mas, pulang-pulang teriak. Kamu gak lihat aku sama Talita lagi capek. Kami habis di rampok, mobil Talita di rusak dan semua barang kita-

  "Diam!" Bentak Bagas membuat Talita menciut."

  "Apa yang sudah kalian lakukan terhadap Calista."

  "Apa maksud kamu sih Mas, lakuin apa? anak itu saja tidak ada dirumah."

  "Katakan.!"

Silvia kaget, Bagas bisa semarah ini. Apa yang sebenarnya terjadi.

  "Aku cuma bilang kalau kamu udah menukarnya dengan saham dan menjual mobilnya. Itu saja."

  "Hanya itu?"

  "Iya memang kenyataannya seperti itu Kan? Kamu menular anak kandung kamu sendiri demi perusahaan. Terus kamu mau salahi aku dan Talita? semua itu salah kamu Mas."

Bagas terdiam, Silvia ada benarnya juga.

  "Jangan pernah limpahkan kesalahan kamu sendiri pada aku atau anakku. Ayo sayang kita ke kamar." Ajak Silvia menarik tangan Talita.

Bagas mengusap wajahnya kasar. Terus apa yang harus dia lakukan sekarang. Perusahaannya sudah diambang kehancuran.

Dert,,

Ponselnya berdering, Bagas segera menjawabnya

  "APA.!"

Bagas kembali keluar. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan perusahaannya.

  "Papa kenapa sih Ma."

  "Enak saja dia limpahkan semua kesalahan dia sama kita. Mama gak akan pernah biarkan dia salahi kita sayang. Kamu tenang saja."

  "Iya Ma."

Silvia mengangguk, namun dia Melihat sebuah tayangan berita yang meliput Perusahaan milik Bagas.

  "Ma, itu bukannya Perusahaan Papa."

Silvia menatapnya Perusahaan dikatakan gulung tikar.

Kenapa bisa menjadi seperti ini, bukannya Leon sudah membantunya.

  "Ma, aku gak mau jadi gelandangan lagi Ma. Aku gak mau hidup kaya dulu lagi."

  "Kamu tenang dulu sayang, Mama lagi mikir."

Silvia langsung berjalan dan berlutut didepan brankas. Dia memutar nomor dan tidak lama pintu brankas terbuka. Dia mengambil semua uang yang ada disana. Perhiasan milik almarhum istri Bagas. Semua dia mengambilnya.

 "Ma,,"

 "Ayo sayang, kita pergi dari sini."

 "I- iya Ma."

Silvia membawa beberapa pakaian sama halnya dengan Talita, mereka berjalan cepat keluar rumah.

 "Nyong, Anda mau kemana?" Ucap Bik Iyem .

 "Awas Bik"

Mereka langsung keluar terburu-buru dan naik taxi. Bik Iyem terus menatapnya.

********

Hari sudah gelap, Calista masih terlelap. Namun tubuhnya menggigil dan terus mengigau tidak jelas. keringat membasahi keningnya.

Leon baru saja masuk membawa nampan makana, gadisnya belum makan dari siang dan dia tidak mau terjadi sesuatu.

  "Mama,, Caca mau ikut Mama.."

  "Caca kangen Mama, Papa udah gak sayang Caca lagi.."

Leon meletakkan nampan diatas meja dan duduk di tepi ranjang. namun dia melihat wajah gadisnya berbeda.

  "Calista,, Astaga dia panas."

Leon langsung memanggil Lila.

  "Tuan memanggil Saya."

  "Cepat ambil kompres, Calista demam."

  "Baik Tuan."

Leon menyeka keringat di kening gadisnya, dia khawatir dengan keadaan Calista.

  "Calista hei bangun, ini aku Leon."

Suhu tubuhnya tinggi, tubuhnya terus menggigil bahkan Calista tidak mau membuka matanya.

Leon segera membopong tubuhnya, dia akan membawanya ke Rumah Sakit.

  "Zidan, siapkan mobil."

  "Baik Tuan."

Zidan segera berlari keluar melihat Leon membopong Calista, dia sigap membuka pintu mobilnya.

 "Cepat, ke rumah sakit."

Leon tampak jelas begitu khawatir, dia terus mengusap wajah Calista. Zidan tau soal itu. Baru kali ini dia melihat Leon seperti ini, kacau dan ketakutan. Selama mengenalnya, Leon tidak pernah seperti ini.

  "Cepat Zidan, apa kau tidak bisa lebih cepat?"

  "Baik Tuan."

Zidan menancap gasnya lebih cepat, mobil melaju ugal-ugalan di jalan. Mengabaikan umpatan dari pengendara lain.

Hingga sampai di sebuah Rumah Sakit. Leon segera keluar dan berteriak membuat beberapa dokter juga suster berlarian.

"Biar kami saja Tuan."

Leon menurunkan Calista diatas brankar rumah sakit yang langsung di dorong oleh suster. Hampir semua dokter berlarian saat mereka tau siapa yang datang.

Leon mengepalkan tangannya, dia tidak akan membiarkan Bagas juga istrinya hidup bahagia. Dia akan membalas semua yang di lakukan mereka.

"Tuan.." Lirih Zidan mendekat.

"Ada Apa."

"Silvia dan juga Putrinya pergi meninggalkan kediaman Bagas."

"Cari mereka sampai ketemu, dan beri pelajaran serupa."

"Baik Tuan."

Zidan menunduk dan berlalu pergi. Sementara Leon, dia terus berada di sana, menunggu gadisnya yang masih di periksa dokter. Wajahnya kacau. Dia tidak pernah sekacau ini sebelumnya.

Pintu ruangan terbuka, Leon segera berdiri.

"Bagaimana keadaannya."

"Tidak ada yang serius Tuan, Nona hanya kelelahan dan terlalu stres. Beberapa hari Nona di rawat."

"Lakukan yang terbaik."

"Baik Tuan."

Leon masuk ke dalam dan menatap gadisnya yang masih sangat pucat, jarum infus yang terpasang di tangannya. Leon marah melihatnya.

"Permisi Tuan, Nona akan dipindahkan ke ruang Inap." Ucap Suster masuk dan menunduk.

Leon mengangguk dan keluar.

1
rhani bhelLo💕
Calista kali bukan Aleta 🤭🤭
rhani bhelLo💕
pelukan Leon apa langit ka 🤭🤭
Cindy
lanjut kak
meynur
asek kontrak
Cindy
lanjut kak
wo te
perusahaan keluarga x yah 🤭🤭
wo te
menjual x kak bukan menjauh 🤭🤭
wo te
ko up nya cuma 1 SH kak
meynur
next
Fani Septiani Putri
lanjut kak
rhani bhelLo💕
suka sama ceritanya
karya ka encha emang best bgd
rhani bhelLo💕: sama" ka enchaa 🌹
total 2 replies
Fani Septiani Putri
up trs kak cerita nya baguss/Drool/
Encha Imout: siap Kapten 🫡
total 1 replies
Fani Septiani Putri
suka bgt sama alur cerita nya kak, semoga happy anding calista dan leon
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!