Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
" Lala kenapa bicara seperti itu , apa kamu ingin pergi meninggalkan aku seperti Kak Dafy meninggalkan kamu ?" pertanyaan Atlas dengan nada sendu.
Atlas memegang pipi Lala dengan kedua tangannya" Kamu tau sakitnya kehilangan dan sekarang kamu ingin aku merasakan hal yang sama atau keluarga kita " ucap Atlas.
" Kenapa Om merasakan sakit kalau Lala mati bukankah Om tidak menyayangi Lala " pertanyaan Lala .
" Siapa yang mengatakan aku tidak menyayangi kamu bahkan aku sangat mencintai kamu " pernyataan Atlas memeluk Lala semakin erat , kenapa Lala berfikir Atlas tidak menyayangi nya .
" Katakan , kenapa kamu beranggapan aku tidak menyayangi kamu padahal aku menafkahi , mengurus bahkan selalu menegur kamu agar tidak melakukan kesalahan" pernyataan Atlas karena semua perlakuan nya pada Lala adalah bentuk rasa sayang nya .
" Okey , kita menikah bukan atas dasar cinta tapi setelah kamu menjadi istriku semuanya telah berubah Lala. Aku berusaha mencintai kamu yang sudah jadi milikku" ucap Atlas yang mungkin diawal menolak namun perlahan dia menyayangi Lala seiring mereka hidup bersama .
" Aku tidak banyak menuntut dari kamu karena itu bentuk rasa sayang aku yang tidak ingin memaksakan kehendak sekalipun aku punya hak " sambung Atlas .
" Mengapa kamu merasa begitu ?" tanya Atlas lagi .
" Kalau kamu berfikiran aku marah karena tidak menyayangi kamu itu salah, aku marah karena sangat menyayangi kamu dan tidak ingin hal serupa terjadi dikemudian hari yang bisa mengancam keselamatan kamu " Atlas benar-benar terpukul ketika tau Lala sudah melakukan percobaan bunuh diri .
" Berjanji padaku tidak akan melakukan hal itu lagi " ucap Atlas mengelus pipi Lala yang hanya diam menatap Atlas dengan tatapan sendu .
Muachhh.
" Mulai hari ini kalau ada masalah apapun itu cerita padaku , jangan memendamnya termasuk jika masalah itu datang dari aku " ucap Atlas yang merasa harus jadi tempat pulang bagi istri kecil nya .
" Paham " kata Atlas yang diangguki Lala .
" Udah , sekarang istirahat " Atlas menarik selimut dan mendekap Lala dalam pelukan hangat nya .
Setelah memastikan Lala benar-benar sudah tertidur Atlas melonggarkan pelukannya dan mengecup Lala .
" Aku benar-benar tidak akan bisa hidup tenang jika kamu benar-benar bunuh diri Baby " Atlas mengusap air matanya yang jatuh .
" Bagaimana pun itu aku adalah orang yang paling bersalah karena telah menghukum kamu " sekarang Atlas paham , ketika Lala melakukan kesalahan dia hanya butuh dinasehati dan dibelai bukan justru semakin dimarahi .
Ketika seseorang marah padanya membuat Lala merasa frustasi dan menyesali dirinya yang tidak pantas untuk siapa-siapa hingga mengakhiri hidup menjadi pilihan nya .
" Baby aku berjanji akan mencintai kamu setulus hatiku hingga kamu merasa dicintai dan punya alasan untuk hidup " kata Atlas yang benar-benar sudah menyayangi istri kecilnya.
............
Keesokan paginya.
" Morning Baby " sapa Atlas mengecup kening Lala sambil tersenyum lebar.
" Morning Om " jawab Lala dengan ragu-ragu terkesima melihat senyum lebar diwajah bangun tidur Atlas yang sangat tampan .
" Lala mau pipis " kata Lala karena saking eratnya pelukan Atlas hingga Lala tidak bisa bergerak dibuatnya.
Lala menuju kamar mandi sekalian membawa handuk karena akan mandi .
" Dengan apa Lala melakukan percobaan bunuh diri " Atlas terus mencari hal itu sejak semalam namun sampai sekarang Atlas belum menemukan nya .
Begitu Lala keluar kamar mandi Atlas yang duduk di tepi ranjang itu memanggilnya .
" Lala ganti baju dulu Om " kata Lala yang hanya memakai handuk .
" Sini, aku obati dulu bekas memar nya " ucap Atlas mengambil salaf .
" Duduklah " ucap Atlas berlutut dihadapan Lala yang sudah duduk ditepi ranjang.
Atlas menyingkap sedikit handuk Lala keatas untuk mengoleksi memar dipaha Lala yang ternyata semakin membiru.
" Om kok nangis " Lala menjadi takut dan memegang wajah Atlas ketika pria dewasa itu tiba-tiba terisak seolah tidak bisa lagi menahan sesak di dada nya .
" Baby katakan padaku dengan benda apa kamu menyakiti tubuh kamu , demi tuhan jika orang lain yang melakukan ini Aku akan memenggal kepala orang itu " ucap Atlas dengan suara bergetar penuh emosi .
" Katakan " ucap Atlas benar-benar tidak tega melihat tubuh Lala dipenuhi memar seperti ini , hati Atlas benar-benar terluka melihatnya.
" Lala khilaf Om " kata Lala terisak dia sendiri juga tidak tau kenapa sampai terlintas untuk bunuh diri di dalam pikiran nya ketika itu .
" Jadi kamu tidak jadi melakukan nya karena tersadar atau memang ada yang menyadarkan kamu ?" pertanyaan Lala.
" Lala , nggak jadi potong urat nadi Lala karena ingat Om " ucap Lala dengan tubuh gemetaran.
" Kenapa? Kamu takut aku yang jadi tersangka atas kasus kematian mu nanti ?" pertanyaan Atlas.
" Tidak, kalau Lala potong urat nadi kan itu jelas bunuh diri sehingga tidak ada bukti Om yang bunuh Lala " kata Lala menjawab dengan suara kecil .
" Jadi apa?" penasaran Atlas .
" Nggak tau , pokoknya ketika Lala akan bunuh diri terus terlintas wajah Om , Lala tidak jadi melakukan nya " jujur Lala.
" Lala takut aja Om makin marah sama Lala " ucap Lala menatap Atlas takut-takut.
1 Minggu kemudian.
" Ehhhh, Om udah pulang " kaget Lala begitu membuka pintu kamar melihat Atlas padahal Lala tidak melihat mobilnya diparkiran.
" Bagaimana ujian nya ?" tanya Atlas menghampiri lalu mengecup kening Lala .
" Susah Om , tapi Lala bisa jawab " kata Lala terkekeh diakhir ucapan nya .
" Semoga hasilnya bagus ya " ucap Atlas mengelus-elus kepala Lala dengan hangat .
" Pasti bagus dong " kata Lala tiba-tiba memberikan kepastian.
" Loh hasilnya aja belum keluar ?" Atlas mengangkat sebelah alisnya.
" Tadi Lala dicoktekin Sayang " kata Lala dengan bahagia .
" Sayang?" ulang Atlas .
" Iya, Sayang temen Lala " ucap Lala menghambur ke pelukan Atlas yang sangat wangi sepertinya habis mandi .
" Lala kenapa mencontek bukankah aku sudah mengajarimu semalam " ucap Atlas dengan lemas membalas pelukan istri nakal nya .
" Iya , yang Om ajarin Lala kerjakan tapi yang nggak paham Lala nyonteklah " kata Lala dengan gampang nya .
" Nggak boleh nyontek kamu harus percaya sama kemampuan diri sendiri " nasehat Atlas .
" Ya masalah nya diri ini emang nggak mampu Om " kata Lala yang sudah menyerah dengan matematika.
" Gitu aja lah kamu terus kalau dibilangin " ucap Atlas geleng kepala .
" Jadi semua ujian kamu udah selesai hari ini ?" tanya Atlas yang diangguki Lala .
" Sudah , sekarang Om harus tepati janji " kata Lala dengan semangat dan sebelah tangan nya sudah masuk kedalam baju Atlas, menggerayangi tubuh pria dewasa itu.
" Lala " Atlas memegang tangan Lala yang terus bergerak meraba tubuhnya.
" Mmmm, Om kan udah janji sama Lala " rengek Lala yang membuat Atlas langsung melepaskan tangan Lala dan membiarkan.
" Om kalau ingkar janji Lala nangis ya " cemberut Lala .
