"Payungmu hilang, langit pun menghujanimu dengan deras, serta angin yang berhembus juga kencang, yang membuat dirimu basah dan kedinginan"
"Ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, hujan yang deras serta angin yang berhembus kencang ikut menenggelamkan dirimu dalam banjir yang menerjang"
"Sampai pada akhirnya kamu menghilang dan yang aku temukan hanyalah luka yang mendalam"
~Erika Aura Yoana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amil Ma'nawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta
Tiga hari kemudian, Haura sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Pagi ini ia berangkat sekolah bersama Erika, yang sangat bersemangat, karena sahabatnya telah kembali. Hari kemarin, Haura telah pulang dari rumah sakit, karena kondisinya sudah sangat baik.
Namun tetap, ada beberapa hal yang harus Haura hindari. Seperti terlalu kelelahan, dan terlalu banyak pikiran. Saat ini adalah jam istirahat di sekolah Laksmana, seperti biasa Haura bersama Erika menghabiskan waktunya di kantin.
"Woy, boleh gabung gak?" Haura dan Erika mendongak ke arah Wira dan Syathir, yang baru saja meminta untuk bergabung. "Tinggal duduk aja, apa susahnya?" Jawab Erika dengan sedikit julid, tapi ia juga senang karena Syathir juga ada disana.
"Hau? Jadi bener selama tiga hari kemarin, lu ada acara keluarga?" Haura hanya menatap Wira sekila lalu kembali fokus pada piringnya. "Lo ngapain si, bahas ini lagi?" Syathir yang tidak mengerti dengan pembicaraan antara Erika dan Wira hanya, menatapnya bergantian.
"Ya, gua mau tau aja dari orangnya langsung" Kemudian Wira melihat Haura yang mengangguk. "Tu kan, gw bilang lo salah orang, lain kali periksa ke optik, biar gak makin parah"
"Emangnya kenapa?" Haura yang sedari tadi kebingungan, akhirnya ia pun membuka suara. "Wih, gua kira lu gak bisa ngomong Hau. Aww!" Erika mencubit tangan Wira dengan keras, sampai Wira meringis dan mengusap tangannya yang terkena sengatan dari Erika wkwkwk.
Syathir ikut tertawa saat melihat Wira yang kesakitan karena di cubit oleh Erika. "Gini Hau, Wira tu bilang kalo kamu masuk rumah sakit"
Deg!
Haura menghentikan aktivitasnya, dan melirik ke arah Erika. "Taunya dia cuma salah orang, karena kamu kan emang ada acara keluarga"
Jadi gini ya? Rasanya bohong terus hampir ketahuan? Haura sangat menyayangkan hal tersebut, karena dirinya hampir ketahuan oleh teman dari sahabatnya sendiri.
***
Akhirnya, waktu pulang pun tiba. Sebelum Haura menaiki jok motor baigan belakang dari motor Erika. Erika bertanya tentang undangan pesta dari Ghisni yang akan di laksanakan malam ini.
"Soal undangan Ghisni, gimana Hau? Mau datang kan, nanti malam?"
"Kayaknya, enggak deh. Soalnya gak ada Avan yang nganterin"
"Gak papa, kita bareng aja. Gak ada kak Alvan juga kamu masih bisa sama aku"
"Yaudah deh" Kemudian mereka pun pergi meninggalkan parkiran sekolah. Dan tanpa mereka ketahui, ternyata Wira dan Syathir mengikuti motornya. Karena ingin memastikan kalau mereka selamat sampai tujuan.
Lalu Haura melirik ke arah belakang dan melihat Syathir yang tersenyum padanya. Kemudian Haura kembali melihat ke arah depan dengan senyuman tipis yang hampir tak terlihat.
***
Saat ini waktu menunjukkan pukul tujuh malam, mereka sedang berada dalam perjalanan menuju pesta ulang tahun Ghisni yang di adakan di gedung megah yang ada d kota tersebut. Mereka berangkat berempat, menaiki mobil milik Syathir.
Mereka pun turun dari dalam mobil bersamaan dan melangkah memasuki gedung tersebut. Saat Haura masuk kedalam gedung, sudah ada beberapa pasang mata yang meilihat ke arahnya dengan tatapan tajam mereka.
Namun Haura sama sekali tidak menyadari hal tersebut. Ia hanya fokus berjalan beriringan bersama Erika, Syathir dan Wira. Acara-acara demi acara pun dimulai, semua tamu di persilahkan untuk menduduki kursi yang telah disediakan.
Kebetulan mereka berempat duduk bersama. Pandangan Syathir tidak lepas dari Haura yang sangat mengalihkan perhatiannya. Malam ini Haura memang terlihat lebih cantik dari biasanya. Karena dia memakai sedikit polesan makeup.
"Cantik banget, lu malam ini Er" Ucap Wira yang terus memperhatikan Erika. "Emang biasanya enggak?" Jawabnya dengan muka judes.
"Haha,,, enggak malem ini kek beda aja auranya" Erika memutar bola matanya, kemudian tatapannya bertemu dengan Syathir. Kemudian saat itu juga, Erika tersenyum padanya.
Setelah acara tiup lilin dan potong kue, acara dansa pun dimulai. Namun Haura lebih memilih untuk menikmati acaranya dengan duduk dan memakan makanan yang telah di sajikan.
"Er, dansa yuk sama gua, lu mau kan?" Wira mengajak Erika berharap dia mau. "Gw gak bisa dansa, lo cari aja cewek lain"
"Kalo gitu, lu aja Hau, mau gak?" Seketika itu, mata Erika terbelalak. Karena dia sudah tau, kalau sahabatnya itu sudah pasti anti berdansa. "Gila lo, masa iya ngajak Haura. Haura tu, anti bersentuhan sama yang bukan mahrom" Kemudian Haura beranjak, dan itu membuat Wira senang. Karena Wira mengira kalau Haura mengiyakan permintaannya.
"Tu kan, dia mau"
"Maaf, aku mau ambil minum" Haura pun pergi dengan muka datarnya. "Hahaaa,,, mampus! Gw bilang juga apa, udah sana cari cewek lain, bye" Erika pun ikut beranjak dan pergi menyusul Haura.
"Er, Haura duluan kesana ya" Haura pun pergi meninggalkan Erika yang sedang sibuk memilih makanan. Haura pergi ke tepi kolam renang. Karena disana juga banyak orang yang sedang menikmati pestanya. Saat Haura sedang terdiam. Kemudian dia mendengar suara yang memang sangat familiar di telinganya.
"Ngapain gembel kayak lo ada di pesta ini? Cuma ngotorin tempat pesta ini aja, tau gak?" Ya, dia dalah Irsya. Dia seorang diri menghampiri Haura, tapi Haura melihat ada antek-anteknya disana.
"Terus kalo aku gembel, kamu apa?" Tangan Irsya mengepal, ia tidak terima dengan apa yang baru saja Haura katakan padanya. "Oh,,, lo mulai berani sama gue? Oke, kita lihat aja, sampai mana lo berani sama gue"
Haura tersenyum dengan sinis, saat ini ia sedang ingin terlihat angkuh di hadapan Irsya. Sebisa mungkin ia harus bisa. "Aku gak takut, heuh" Irsya semakin memperkuat kepalan tangannya. "Oke, gue bakal bikin lo, memohon mohon sama gue-" Perkataan Irsya langsung di potong oleh Haura.
"Memohon-mohon? Memohon-mohon sama kamu? Heuh, kamu kira kamu tuhan, sampai aku harus memohon-" Tiba-tiba saja, Irsya mendorong bahu Haura, namun sebelum Haura terjatuh ke kolam renang, dengan refleksnya Haura menarik tangan Irsya, dan alhasil, Irsya yang berniat untuk menjatuhkan Haura kedalam kolam renang, dirinya juga ikut tercebur.
Di sekitar kolam renang pun terdengar keributan orang-orang. Sehingga Erika yang berada lumayan jauh dari Haura pun langsung menebaknya. "Haura?" Dengan cepat, Erika pergi dan menerobos kerumunan orang. Ternyata benar, di dalam kolam renang ada Haura yang sedang di selamatkan oleh Syathir.
Syathir mendekap tubuh Haura dan menyembunyikan kepalanya di dalam dadanya yang bidang. Karena hijab Haura terlepas dan Syathir dengan cepat meraihnya. "Ini, kamu tenang ya" Syathir menutup kembali kepala Haura dengan hijabnya, meskipun terlihat acak-acakan, namun masih terlihat rapih.
Kemudian Syathir membantu Haura untuk menaik dari dalam kolam renang, dan di bantu oleh Erika. "Haura,,, ya ampun. Kenapa bisa?" Haura terlihat sangat kedinginan dan terbatuk-batuk. Lalu Syathir kembali datang dan memakaikan jas miliknya pada Haura.
"Erika, sebaiknya kita langsung pulang aja" Erika mengangguk dan membantu Haura berjalan ke arah mobil.
Bersambung,,,
yg penting bersatu kan?
wkwkwk
mksdnya, thor????
salken, Thor