"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Roy mungkin adalah pria yang baik dan sangat mencintainya, itu terbukti selama hubungan mereka yang sudah berlangsung selama empat tahun
Tapi selama empat tahun itu juga Lily bisa melihat kekuarangan yang ada pada diri kekasihnya pria itu sama sekali tidak bisa membela dirinya di hadapan keluarganya sendiri
Lily menggeleng dia menyangkal apa yang di katakan oleh Roy, wanita itu benar-benar mengakhir hubungan mereka sekarang setelah apa yang di lakukan oleh Miranda pada kedua orang tuanya
Untuk kesekian kalinya dia tidak akan menahan diri lagi "Tidak Roy, kita tidak bisa seperti ini kedepannya.... Aku sangat mencintai mu, tapi aku tidak bisa kita berbeda..."
"Lily.... Tapi kita sudah bertunangan". Roy melihat kilatan amarah dari tatapan kekasihnya, wanita itu untuk pertama kalinya menunjukkan emosi yang dia pendam lalu dia beralih pada orang tua Lily yang juga menunjukkan kekecewaan yang sama "Ibu Ayah..."
Tapi kedua orang tua itu kini berpaling darinya terutama Dani yang tidak ingin masa depan putrinya menjadi kelam, Dani tahu jika hubungan itu tetap berlanjut maka putrinya akan menjadi orang yang paling menderita di sini
"Maaf nak, kami juga harus mengutamakan kebahagiaan putri kami dia tidak akan bahagia dengan mu". Ujar Dani terus terang "Jangan datang lagi"
"Ibu Ayah.... Kita pulang". Ujar Lily dengan lemah, sangat berat baginya untuk melepaskan Roy tapi dia harus mengambil keputusan saat itu juga untuk mempertahankan harga diri kedua orang tuanya
"Kau pergi dari pesta seseorang begitu saja nona Lily? Apa kau sadar jika kau sedang mengacaukan acara spesial seseorang". Amber menyela Lily seperti seorang pahlawan di siang bolong
Orang-orang tentu terfokus dan terkagum kepada Amber karena wanita itu terlihat seperti wanita yang sangat berwibawa sekarang, lebih tepatnya orang-orang yang tidak punya empati jika saja mereka berada di posisi Lily mungkin akan menjadi cerita yang berbeda
"Biarkan saja dia Amber, Tante sudah menduganya sejak lama... Kita memang memiliki pemikiran yang berbeda dengan mereka, tapi kita tidak bisa menyudutkan mereka begitu saja". Timpal Miranda semakin merendahkan Lily "Aku tidak apa, meski aku sudah mencoba beradaptasi dengan orang-orang seperti mereka selama ini"
"Aku tidak mengacaukan apapun nona Amber, aku yakin kau akan melakukan hal yang sama ketika orang yang kau sayangi di lakukan semena-mena". Lily beralih pada Miranda "dan Selamat Nyonya Miranda, selamat ulang tahun.... Ini adalah kado terbaik yang ku berikan pada mu, kau sangat menginginkannya bukan?"
"Lily tunggu!". Roy yang melihat Lily dan keluarganya beranjak pergi hendak mengejar wanita itu, namun Miranda lebih dulu mencekalnya
"Kau ingin meninggalkan mama, di hari spesial mama? Kau akan mempermalukan mama!". Kesal Miranda dia juga menarik Amber mendekat pada mereka "Kau bisa mengurusnya nanti, dia hanya menggertak dan mengambil keputusan semata"
"Dia mengambil keputusan seperti ini ma". Ujar Roy merasa linglung sekarang
"Roy.. wanita memang seperti itu, dia akan kembali kepada mu jika kau minta maaf nanti". Timpal Amber "Sekarang utamakan Tante Miranda saja..."
"Iya benar Roy, wanita itu tidak akan berpaling begitu saja". Timpal Raisa dan Lita hingga pria itu tidak berani berkutit lagi dia memilih untuk tetap berada di sana bersama orang tua dan teman-teman Miranda
Amber juga kini merangkul tangan Roy membuat mereka terlihat seperti pasangan serasi hari itu, dan ituadalah keinginan Miranda selama ini
Huh aku harap kau tidak akan kembali lagi pada putra ku, selamat tinggal Lily.. . Miranda melemparkan tatapan perpisahan dari matanya
Dan Lily bisa melihat dengan jelas apa tujuan dari wanita itu selama ini, Lily bertekad dalam hatinya jika dia tidak akan kembali lagi kesana meski sekarang hati wanita itu sangat remuk
"Kami pergi"
Lily tersenyum miring dia menggandeng tangan kedua orang tuanya lalu membawa mereka berdua keluar dari sana Wanita itu meninggalkan kesan yang cukup baik hingga membuat seorang pria terpukau
Dua orang yang begitu sampai langsung melihat kejadian tidak mengenakkan yang terjadi, itu adalah Asa dan suaminya serta anak semata wayang mereka yang baru saja kembali
"Ck dia keren juga".
"Kau suka? Dia bekerja perusahaan mu Lex...". Ujar Alderson dan Asa pada Alex
"Mama dan Papa mengenalnya?". Alex terpukau seorang wanita biasa yang berani melawan salah satu keluarga ternama di kota itu, Effendi "Bernarkah? Aku tidak pernah melihatnya ma... pa".
Asa menatap putranya itu tidak mengeherankan, Alex putranya baru saja kembali dari benua eropa menfokuskan dirinya selama 6 tahun pada bisnis mereka yang berada di sana sekaligus mengeyam pendidikan tinggi
Kini pria itu kembali untuk fokus pada perusahaan utama mengembangkan perusahaan yang dia miliki menjadi lebih maju lebih dari Ayah dulu, Micha Roulex
"Kau baru sampai seminggu di sini sayang, wajar kau tidak pernah melihatnya". Kata Asa memang pria itu baru sampai seminggu di Kota mereka
"Ya benar, dan lagi pula dia adalah manajer umum dia lebih sering memantau keluar di bandingkan berdiam diri di perusahaan"
Sejenak Alex terdiam untuk orang biasa manajer umum yang bekerja di lapangan adalah pekerjaan yang kerena, perusahaan mereka sangat terkenal membuat pekerjaan yang di miliki oleh Lily menjadi tolak ukur utama menjadi mennatu idaman
"Lalu kenapa mereka menolak wanita itu, jika dia yang semuda itu saja bisa sampai di titik itu". Ujar Alex bingung
"Entahlah sayang... Miranda dan keluarganya memang sedikit ketinggalan zaman padahal wanita itu sangat baik dan pintar". Ujar Asa hanya bisa menghela nafas dia cukup kasihan melihat wajah sedih Lily tadi "Sebaiknya kita menyapa Miranda sebelum acara utama di mulai, wanita itu pasti sudah menunggu kita"
"Ya ayo". Ujar Alderson menggandeng istrinya serta Alex yang mengikuti langkah kedua orang tuanya dari belakang
Saat orang-orang menyadari siapa yang datang mereka cukup terkesima dengan keluarga ternama itu, walau tidak banyak berita mengani mereka di pemberitaan negeri tapi tentu mereka yang sangat terkenal di kalangan atas
Keluarga Roulex pemilik perusahaan terbesar di kota bukan hanya di dalam negeri juga di luar negeri
"Ah kalian terlambat?". Ujar Miranda dengan ramah, seolah dia tidak sedang membuat kekacauan "Ku pikir kalian tidak akan datang"
"Ya kami ada sedikit pekerjaan tadi Nyonya Miranda, Maafkan kami". Ucap Alderson dengan sopan yang di balas senyum manis oleh Miranda
"Ah tidak apa, tuan Alderson maksud ku kalian sudah datang di sela kesibukan kalian itu sudah sangat menyenangkan ku".
Wanita janda itu nyatanya menyimpan perasaan pada Alderson sejak lama, dia menginginkan posisi seperti Asa yang di kagumi banyak orang lalu wanita itu melirik pada pria muda dan tampan yang kini bersanding dengan Asa
"Ah... Alex... Itukah kau.. kau lebih tampan sekarang ya". Ck ini bukan sekadar rumor ternyata, Alderson memiliki putra tampan dan berkarisma ... Roy bahkan kalah dengannya
Sama seperti Miranda Amber juga terpukai melihat wujud asli dari seorang Alex, dia tersenyum kagum ketika melihat wajah Alex serta karisma yang dia miliki di tambah latar belakang Alex membuat jantungnya semakin berdebar saja.
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua