Rahasia Cinta

Aku meninggalkan kamar suami ku,lalu masuk ke kamar vania.di dalam kamar itu aku berjalan ke arah kamar mandi,d kamar mandi aku terduduk di lantai sambil menghidupkan shower.air itu pun jatuh membasahi ku yang masih terduduk di lantai.

***

Aku terduduk sambil memeluk lutut ku,air mata ku terus berjatuhan tak berhenti-henti.sedih rasa hati sebab prilaku suami ku.sangat kecewa yang ku rasakan bukan aku tak mau di sentuh olehnya.tetapi aku merasa seperti sebuah barang bila di perlukan di pakai oleh nya,pilu kurasa mengingat-ingat tentang rumah tangga ku ini.

"Rizal bajingan!"ucapan ku gemetar sembari menitihkan air mata ku.

"Kau kira aku apa !,kau datang sesuka mu dan memintak di layani,setelah puas kau usir aku!.Dasar kau bajingan!"gumam ku sembari mengigit bibir bawah ku karna tak tahan menahan geramnya,aku menangis tersedu-sedu sebab rasa sesak kian menghimpit dada ku.

jangan di tanya gimana rasanya,pasti tidak bisa di ungkapkan.

Beberapa saat setelah selesai menumpahkan semua kekesalannya d dalam kamar mandi,Aku pun keluar dengan balutan handuk di tubuh ku.lalu aku berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian.

Setelah memakai baju aku menuju ranjang dan merebahkan tubuh ku di sebelah putri ku yang tertidur pulas.

di keheningan ini aku menatap wajah putri ku yang tertidur lelap.wajahnya sangat damai sekali,ku belai wajahnya ku tatap wajahnya yang polos itu,Tampa ku sadari air mata ku lolos begitu saja.

Sedih sangat perasaan ku sebab situasi rumah tangga yang semangkin hari semangkin rumit,dan berantakan.

Aku terlalu capek bertahan tetapi kalau tidak bertahan anak yang akan kenak dampak ke keegoisan kami berdua.

karen terlalu capek menangis akhirnya mata ini terpejam sendiri.

****

Sebelum ayam berkokok bersahutan Aku sudah bangun.pagi ini aku pagi-pagi sekali karna suami ku sedang ada dirumah.setidaknya pekerjaan ku bertambah sedikit,menjadi mengurusi dua orang .

mungkin karna bang Rizal seringan tidak pulang jadi aku terbiasa dia tidak ada.

Aku beranjak dari kasur ku yang nyaman ini,lalu menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.selesai itu aku kedapur untuk membersikan dapur dan menyiapkan sarapan.

Ku lihat buka pintu kulkas ku,aku sedikit kecewa dengan isi kulkas ku sendiri soalnya di dalam sudah tidak ada apa-apa,kecuali telur,bakso,bawang dan cabe,itu pun tersisah tinggal sedikit.

aku mendengus, berpikir sejenak mau di apain bahan sedikit ini.

'Sudah lah Tami,kera manis saja.buat nasi goreng saja lah'batin ku.

lalu aku mulai mengupas bawang dan teman².tak terburu-buru aku mengerjakan sarapan pagi ini,karna sarapan tak butuh waktu lama,hanya nasi goreng.

Nah kan sudah jadi nasi goreng ala ku sepesial Denga telur mata keranjang nya.

Setelah kelar aku membersihkan dapur dan peralatan masak ku yang kotor.

setelah itu aku membersihkan seluruh rumah,tak sadar aku melihat jam berputar begitu cepat.

Aku bergegas berlari kecil kedalam kamar ku untuk membangunkan putri kecil ku yang masih terlelap.

ku hampiri putri ku

"Sayang bangun"ujarku lembut sembari mencolek-colek pipi putri ku yang tembem.

"Hm"gumamnya

"Adek kamu tak mau bangun?,mami mau berangkat kerja ini loh"ucap ku lagi dengan nada lembut

"Mamih"ucapnya sambil melirik ke arah ku

"Iya sayang"Ujar ku sembari tersenyum lembut

"Jangan tindali adek"rengeknya

"Ya sudah adek mandi gih,mami mau bangunin papi sebentar"ucap ku lalu meninggalkan Vania

"Iya mamih"jawab Vania terdengar oleh ku

setelah di tinggal maminya Vania duduk sembari melamun untuk mengumpulkan kesadarannya yang belum sadar sepenuhnya.

-----

Aku melangkah ke kamar bang Rizal,ku buka pintu kamar itu dan masuk kedalam,ku hampiri bang Rizal yang masih tertidur pulas.

"Bang,bangun"ucap ku

"Bang Rizal bangun"ucap ku sekali lagi sambil menggoyangkan lengannya .

"CK!"decakan nya"Apaan sih!"bertanya

Aku tertegun dan merasa takut.

"Bangun bang,sudah siang kamu tak kerja?"cicit ku

"Keluar kau!,aku masih mengantuk"ucapnya membentak ku sembari menunjuk arah pintu tanda menyuruh aku pergi keluar.

"Bang___belum sempat aku meneruskan kalimat ku, sudah di potong oleh bang Rizal

"Sudah ku bilang keluar,kau budek!"ujarnya masih dengan suara tingginya,lalu Rizal mengambil jam Weker yang berada di atas meja sebelah ranjangnya,lalu di lempar kan nya ke arah ku.

Aku terkejut ,mau tak mau aku keluar dengan perasaan yang kacau dan sembari membendung air mata ku yang hampir jatuh.

Aku bergegas kekamar dan lalu cepat-cepat mendahului Vania anak ku yang masih mematung di atas ranjang.

di dalam kamar mandi aku mandi terburu-buru sambil menetes kan air mata ku yang sejak tadi ingin menetes.

Cengeng!.iya aku memang cengeng.Aku sudah berusaha kuat untuk tidak menangis tetapi tidak bisa.

Setelah selesai aku bersiap-siap memakai pakaian yang semalam di beri oleh suci ke aku.

setelah aku siap memoles sedikit makeup di wajah ku,aku menatap kearah putri kecil ku sudah memakai,aku lalu menghampirinya untukengukat dan memberi bedak ke wajah anak ku.

"Nah selesai"ucap ku sambil tersenyum manis

"Ayok kita pergi sayang"ucap ku lagi

"Ayok mamih"jawabnya penuh semangat sambil tersenyum sangat manis.

"Mamih,oh mamih.papih Ndak kelja?"Vania bertanya ke arah ku

"Tidak tau mami nak,biarkan saja papi tidur mungkin papi masih capek."ucap ku

"Sarapan dulu kita ya"ujar ku mengajak nya

"Ndak mih,nanti aja boleh?"tolaknya.

"Oh ok sayang"

aku lalu memasukan nasi goreng kami kedalam dua wadah.

aku dan Vania berangkat ke restoran tempat ku berkerja,ku tinggalkan begitu saja suami ku yang masih di kamarnya.aku tidak lupa membawa kunci serep agar pulang tak harus menghubungi bang Rizal.

sesampainya aku di restoran aku melihat di tempat parkir moto sudah berdiri Yan yang menatap kami.

ku turun kan standar motor ku,lalu mengunci setang lalu berjalan menghampiri Yan sedari tadi melambaikan tangan ke arah ku.

"Pagi cantik"ucap Yan sangat riang dan tersenyum manis ke arah kami

"Padi om adek"ucap Vania centil

"pagi!"jawab ku

Yan lalu menatap ke arah ku,aku diam tak menanggapinya.

"mamih adek lapel"ucap Vania.

ku ajak Vania duduk lalu ku buka bekal makan satu untuknya dan satu lagi ku sodorkan ke arah Yan,bekal makan ini itung-itung ucapan terimakasih atas bantuan nya selama ini pada ku.

"Apa itu?"ucapanya

"Buka saja"

"sarapan?"tanyanya

"iya"ucap ku dingin

"Terimakasih"ucapanya"Mata mu bengkak kenapa?.jangan menangis terus,sini aku peluk"ucap Yan lalu memeluk ku secara tiba-tiba.

-------

Cinta datang itu karna terbiasa.mungkin ini salah tetapi ini mungkin yang di namakan dosa terindah ...

walau salah...