NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cewek Gendut
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

🐥🐥🐥
Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 | Modus Yuto

Yuto turun dari mobil. *Happy* kali raut wajahnya pagi itu. Tidak seperti raut wajah orang saat tiba di kantor di senin pagi. Endah dan Yuki yang ikut turun, sudah tertawa geli, lucu saja melihat ponakan mereka yang sedang kasmaran.

“Si Bebek Gendut di samping tuh… lagi kasih makan adik-adiknya,” kata Endah saat mereka hendak menaiki tangga menuju pintu lobi.

Langkah Yuto seketika berbelok ke kiri tanpa rem sedikitpun, tentu masih dengan senyuman diwajahnya, yang sontak mengembang saat samar-samar mulai mendengar suara Fara dari halaman samping.

“*Enak, kan? Enaklah. Walaupun dry food kalian mahal kali, tetap tongkol juaranya, kan? Tapi, ini bukan kakak yang beli. Bang Yuto yang belikan. Nanti doakan Bang Yuto murah rejekinya, ya. Tapi doakan kakak juga dong. Doakan, mana tahu kakak bisa kurus, sedikit aja pun jadi*.” Lalu dia tertawa sendiri, menertawai ocehannya.

Suara tawa lainnya menyusul, mengagetkannya yang langsung menoleh ke belakang dan menemukan Yuto sedang melangkah menujunya.

Fara langsung berdiri tegak. Tentu saja malu. Yuto tertawa seperti itu, pasti sedang menertawainya. Pasti merasa lucu melihatnya mengobrol dengan kucing. Atau lebih parahnya, sedang mengejeknya?

Tanpa sadar, Fara cemberut untuk menutupi rasa malunya, dan itu membuatnya tampak semakin imut, membuat tawa Yuto tak juga mereda.

“Kenapa sih, Bang? Apa yang lucu?” tanyanya, tak menyadari bahwa saat itu ia sedang menatap Yuto sambil merengut.

Tak ingin dia tersinggung, Yuto langsung meredam tawanya dengan senyuman, diiringi tatapan teduh yang langsung membuat pikiran buruk Fara menghilang saat itu juga.

“Maaf, abang cuma gemas aja,” kata Yuto lembut.

“*Gemas*?” pikir Fara. “*Gemas sama aku? Nggak salah*?”

“Wih… lahap kali makannya,” kata Yuto lagi, yang sudah berjongkok di depan Ingus dan Kutu, dengan senyumnya yang kembali mengembang. “Ini tongkol yang kita beli kemarin?” tanya Yuto tanpa menoleh, fokus pada betapa rakusnya Ingus dan Kutu, sampai saling tinju—takut kurang.

Karena Yuto tertarik kepada kedua kucingnya, Fara pun luluh. Ia kembali berjongkok, tak jauh dari Yuto. “Iya. Makasih ya, Bang,” ucapnya.

“Nanti kalau udah habis, kita beli lagi aja.”

Fara langsung menoleh padanya, tampak kaget mendengarnya. “Kenapa beli lagi?”

“Ya karena mereka suka.” Yuto juga menoleh padanya. “Fara pun kelihatan senang kali lihat mereka makan lahap kayak gini. Dan abang mau Fara senang terus.”

Bergetar jiwa si Fara mendengar itu.

Ia senang mendengarnya. Ya, ia senang. Rasanya ingin tersenyum, tapi ia terlalu malu untuk menunjukkan senyumnya saat itu juga. Maka itu Fara langsung melepaskan pandangannya dari wajah Yuto, dan kembali berdiri.

“Oh ya, kata Kira, hari ini Pak Adam bakal singgah ke sini ya, Bang?” Ia langsung mengalihkan pembicaraan mereka.

“Om Adam? Hari ini?”

Fara mengangguk, sambil menutup toples tempat ia menyimpan tongkol. “Katanya Pak Adam mau ke Banda Aceh, tapi mau singgah ke sini.”

Yuto mengangguk pelan. “Oh… mungkin sengaja nggak kasih tahu. Sekalian mau sidak.”

“Sidak?” Fara kembali menoleh padanya.

Yuto mengangguk lagi. “Mungkin. Udah selesai kasih makannya?”

“Udah.”

“Kalau gitu, ayo masuk.”

Sambil terus memegang toples tongkolnya, Fara melangkah di samping Yuto.

“Jadi buat ayam kukusnya?”

“Jadi.”

“Untuk abang juga, kan?”

“Iya.”

Mengembang lagi senyum si Yuto. “Pas kali, abang udah lapar.”

Saat mereka berdua melangkah bersama menaiki tangga menuju pintu lobi, mobil yang dikendarai Karin melaju masuk dan berhenti di parkiran. Ia keluar dari mobil, lalu membanting pintunya kuat. Pandangannya tajam menatap punggung Fara dan Yuto yang berjalan berdampingan, perlahan menghilang di balik pintu masuk.

Pipin yang duduk di kursi penumpang ikut keluar, lalu menghela napas panjang sambil mendecakkan lidah. Ia masih belum habis pikir dengan apa yang baru saja mereka saksikan sejak mobil mereka memasuki halaman kantor.

“Pantas aja bisa pindah ke tim ekspor,” gumam Karin sinis, matanya masih menatap kosong ke arah lobi. “Diam-diam, pinter juga jilatnya. Pasti sengaja deketin Pak Yuto. Kali ini entah apa lagi yang dia incar.”

Pipin mengangguk setuju, bibirnya mencibir. “Kelihatannya aja polos, tapi mainnya licin juga, ya.”

Karin mendengus, tampak semakin kesal. “Dasar gendut nggak tahu diri. Jelek aja banyak tingkah. Jijik kali aku tengoknya. Pengen kali rasanya aku tendang muka jeleknya itu.”

Mereka pun melangkah masuk, dengan prasangka buruk yang semakin menyeruak, tanpa menyadari, bahwa sebenarnya Fara jauh lebih cantik dibandingkan mereka berdua.

.

.

.

“Hmm… harum kali ah! Senang kali lah itu Pak Yuto, bisa sarapan sama masakannya Dek Fara,” goda Pak Andi saat melihat Yuto memandangi bekal yang Fara berikan padanya.

Benar seperti yang dikatakan Pak Andi. Begitu Yuto membuka tutup kotak bekal itu, aroma sedap dari ayam kukus langsung memenuhi ruangan tim ekspor.

“Jadi lapar lagi loh kakak, Dek…” keluh Sisi, melirik ke bekal di meja Fara.

Fara tersenyum padanya. “Kakak mau coba?”

“Makan aja. Kakak udah makan, kok.”

“Udah… dimakan terus, Pak… jangan dipandangi aja. Nanti ngences pula.” Kali ini giliran Bu Lia yang menggoda manager mereka itu.

Imah yang sedang menyalakan komputer, ikut menimbrung, “Bahaya itu, Dek. Bisa-bisa Pak Yuto minta dimasakin setiap hari.”

“Sihi… kalau kayak gitu, dinikahi aja Pak…” sorak Pak Andi.

“Insya’Allah, kalau Fara mau, Pak,” jawab Yuto. Enteng kali jawabnya, dan sukses buat satu ruangan hening karena jawabannya, bahkan sudah membuat Fara syok, terkejut dengan jawaban itu.

Fara juga ikut terkejut. Tak menyangka Yuto berani bilang di hadapan mereka.

Sementara itu Yuto mulai menyantap ayam kukusnya yang tak butuh waktu lama sudah membuatnya jatuh hati dengan santapan itu. Ayamnya lembut, gurih, sedikit pedas dari chili oil. Rasanya, ia tidak ingin ada lelaki lain yang mencicipi kenikmatan ini. Baru dua suapan, sudah terasa seperti jatuh cinta kedua kalinya—bukan hanya pada masakan, tapi pada yang masakin juga.

“Besok, Fara masak apa?” tanya Yuto tiba-tiba, menoleh ke Fara yang sudah menggembung pipinya karena baru saja melahap satu potong utuh bakwan. Tatapan Yuto serius tapi ada senyum nakal terselip di wajahnya.

Fara menjawab dengan pipi bulatnya, “Asam keueung udang, Pak…”

Begitu mendengar itu, Yuto langsung berhenti makan, lalu memasang wajah lesu—sangat lesu—dengan sorot mata meredup seperti anak kucing kelaparan yang ditinggal tuannya mudik.

Ia membiarkan sendoknya tergeletak di atas kotak bekal, tangannya bersedekap di depan dada.

Fara meliriknya sekilas, lalu kembali meliriknya lagi karena ekspresi itu… agak aneh baginya.

“Kenapa? Bapak mau juga?” tanyanya pelan, ia menebak dengan ragu, sebenarnya enggan memberikan lagi tapi hatinya nggak tega juga melihat wajah sendu itu.

Yuto menatapnya, kali ini dengan ekspresi lebih menyedihkan—alis sedikit turun, matanya memelas, bibirnya ditekuk ke bawah, dan ia mengangguk pelan. “Abang bakalan senang kali… kalau Fara mau kasih juga,” katanya dengan suara serendah mungkin, penuh drama seperti aktor FTV.

Pak Andi, Bu Lia, Sisi, dan Imah, yang pura-pura sibuk di depan komputer saling melirik, berusaha menahan tawa.

Sisi langsung memalingkan wajah ke luar jendela, menggigit bibir sambil tertawa diam-diam. Imah menutup mulut dengan tangan, sementara Bu Lia langsung memeluk map untuk menahan dirinya agar tidak ngakak. Tapi puncaknya adalah Pak Andi, yang sudah menunduk, tertawa lebar tanpa suara seperti orang kehabisan oksigen—mulut terbuka, bahu naik turun, tapi tidak mengeluarkan bunyi sedikit pun.

Sementara itu, Fara masih memandangi wajah penuh drama itu, dan… ya, dia jadi kasihan. Polos kali memang dia.

“Yasudah… besok Fara buatkan juga untuk Bapak,” ujarnya pelan, pasrah.

Dan di detik itu juga, di dalam hati Yuto, ia bersorak riang seperti anak kecil yang berhasil kabur dari rumah untuk main tanpa ketahuan.

Ia menunduk, menahan senyum.

Modusnya sukses.

.

.

.

.

.

Continued...

.

.

.

Ngeri kali modus si Yuto.

1
~ Dyan Ramanda ~
/Chuckle/
Layla Amallia
gemesssshhhh /Kiss/
Yuli Yanti
mantap,,,,mantap,,,
Dewiendahsetiowati
hadir thor
RaihanArfadilla Ani
puas aku liat ruka ngamuk
jadi lompat bacanya ,liat judul ruka mengamuk 🤣🤣🤣🤣
makasih hyull😍😍😍😍🙏🙏🙏🙏
Umi Jasmine
betul tindakanmu fara, biar tau ortumu klu mmg spti itu
mak² rempong
pengen AQ taboklah mama nya dek Fara ini😡😡😡... geram kali AQ liat nya
Whyuni Prihartati
nga papa fara untuk berontk skli kli
EsTehPanas SENJA
ngga boleh kau gitu hei eka! eee sapa namamu...?! walau itu anak kao sendiri tetap harus ijinlah kao!! kenapa ga kau tolak itu pintaan ijah?! bilang saja ga ada uang! malah kau korbanin perasaan darah dagingmu sendiri!
EsTehPanas SENJA
aaaah sedih ... kaya ngga dianggap gitu ya! diabaikan! sabar ... cuma itu kuncinya! sabar ....
EsTehPanas SENJA
begini tabiatnya banyak! sebanyak orang yang kalau punya hutang ditagih malah galakan dia 🤣🤣🤣
EsTehPanas SENJA
ini betul ini .. ga perlu sempurna asal sreg di hati cukuplah itu 😁
EsTehPanas SENJA
gigit lah gigit.... 🤣 gemes kali nampaknya 🤣
Kirey Ruby
Memang betul kalo nek Ani itu garda terdepan di keluarga,tp kalo misal nek Ani udh ga ada,yg jd garda terdepannya digantikan siapa ya..? ☹️🤔
Ga sabar lah bagaimana acara lamaran kalo bawa2 nek Ani,mantap,rame,tegang jg pastinya buat mamak si Fara,Shella pasti iri hati krn adiknya yg gendut bisa dpt Yuto yg perfect man,tp walau Fara gendut tetap menggemaskan kali di mata Yuto 🤗😍😘
Hyull: Eh... jangan lupakan RUKA!!!
Pelatih tinju satu ini udah nggak kosong!
Hyull: Pengganti Hani ada Yuri duongs! Tapi sayangnya Yuri jauh.
Ada Sora juga, tapi Sora kosong /Facepalm/. Cuma jago bacot aja, gk ada isinya.
total 2 replies
Tri NH
ndk skip aja bacenye kurang puas kak🤭, ape agik di skip, bagaikan makan nasi tanpa ikan asin, kurang nikmat😁
Hyull: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
Ibu² kang Halu🤩
asik asik, ada acara lagi nich🤩🤩 yok lah, siap-siap kita ikut acara lamarannya babang Yuto & Fara🤗🤗
Ayu retonisa
kalao sudah pake Hati laki2 macam mana pon pasti tau kalau gadis kesayangan itu terluka /Grin/
Ikha Mangil
bgs Fara itu hatimu, perasaanmu , anak kandung tpi serasa di anaktirikan sedih, 🥺, langsung nikah aja lah Fara terus keluar dri keluarga yng toxic
mak² rempong
sihii Abang Yuto pengen kokop kokop juga🤭🤭🤭🤭 untung g jadi
Ikha Mangil
sihi Abang Yuto😁🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!