Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi yang aneh
Ringgo mentreatnya like a gentle. Membukakannya pintu mobil dan mempersilakannya masuk duluan.
"Thank's."
Ringgo tersenyum sambil menutup pintu ketika Mikayla sudah masuk ke dalam super carnya.
"Kamu nginap di rumah sakit?" Ringgo mengenakan seatbeltnya.
"Iya, sama Mika nemenin mama."
"Biar mama kamu istirahat, ya?"
"Iya."
Ringgo menjalankan mobilnya keluar dari basemen perusahaan Nicholas.
"Kamu sudah lama kerja di tempat Nicholas?"
"Kalo di perusahaannya belum lama. Baru juga dipindah dari kantor konsultan yang bekerja sama dengan perusahaan pak Nicholas."
"Kalian berempat?"
'Iya."
"Kemana mana selalu berempat, ya?"
"Seringnya."
Keduanya berbalas senyum.
"Sesekali ngga apa, kan, kamu dipisah dari mereka?"
Mikayla terdiam. Dia mengalihkan tatapnya dari Ringgo.
Baru aja bertekat ngga mau nikah.
"Sesekali aku jemput......, atau mungkin kita bisa pergi makan siang berdua aja."
Mikayla tersenyum tipis. Firasatnya mulai ngga enak.
Dia.mengalihkan tatapnya pada laki laki itu yang ternyata sedang menatapnya dengan dalam.
"Ngga dimarahi sama ketiga teman kamu, kan?" senyum Ringgo lagi.
"Jangan sering sering aja." Mikayla masih menanggapinya dengan bercanda.
"Kamu single? Soalnya kalo double aku ngga berani," kekeh Ringgo pelan
Mikayla juga tertawa menanggapinya.
Feeling Mikayla mulai membenarkan dugaan teman temannya.
Tapi masa? Kayak ngga ada orang lain aja. Kan banyak yang setara dengan dia.
"Aku masih single. Belum punya calon istri kayak Nicho."
Mikayla mulai merasa gerah dengan percakapan ini.
Insecurenya kumat lagi.
"Aku ingin lebih kenal dengan kamu."
"Kita udah kenal."
Ringgo tersenyum simpatik.
Mikayla merasa lega karena rumah sakit adiknya sudah terlihat.
Percakapan ini harus dihentikan.
"Iya, sih." Ringgo tau dia ngga boleh terlalu buru buru.
Mobil mulai memasuki parkiran
"Jadi boleh kalo besok atau lusa ngajak kamu lunch atau antar kamu pulang?" Ringgo ngga akan nyerah.
Mikayla terdiam sesaat.
"Ya, kalo kamu lagi ngga sibuk aja."
Mikayla ngga mau terlalu berharap dan juga memberi harapan.
Untunglah mobil Ringgo sudah berhenti di parkiran.
Keduanya berjalan beriringan ke arah ruang rawat inap Okta.
"Oh iya, besok kayaknya Okta bisa pulang."
"Memangnya sudah bisa jalan?" Ringgo agak keberatan. Dia masih butuh alasan untuk bertemu Mikayla.
"Kan, ada kruk...." Senyum Mikayla.
"Iya, sih. Tapi kalo belum sembuh banget, ngga usah dipaksa." Ringgo masih mencoba menahan niat Mikayla.
Itu, sih, maunya Okta, tawa Mikayla dalam hati.
"Ngga apa, kok."
"Tapi aku masih bisa lihat Okta di rumah kamu, kan?"
"Iya, boleh." Mikayla ngga mungkin melarang.
Lihat Okta ngga apa.
Saat mereka masuk ke kamar inap Okta, langkah keduanya terhenti.
Mikayla ngga bisa menyembunyikan kekagetannya melihat ada Nicholas di sana.
Laki laki itu bukannya tadi bersama mami dan calon tunangannya?
Kok, bisa dia duluan ke sini?
"Nicho juga kenal dengan adik kamu?" Ringgo masih heran. Dia menatap Mikayla agak curiga.
"Iya. Ayo, masuk."
"Halo, bang Ringgo," seru Okta heboh.
Nicholas dengan tiada beban melambaikan tangannya pada Ringgo.
Samira dan mamanya hanya bisa tertegun. Bingung harus bersikap seperti apa.
"Halo ...." Ringgo balas menyahut dengan senyum yang dia yakin tampak aneh dan melangkah mendekati mama Mikayla.
"Tante....."
Mama Mikayla tersenyum.
"Terimakasih sudah antar Mika."
"Sama sama, tante."
Ringgo pun menghampiri Okta dan Ringgo.
"Sudah sembuh, Okta?"
"Lumayan, bang." Okta menampilkan wajah cengengesannya.
"Syukurlah," senyum Ringgo berusaha antusias. Pikirannya sedang dipenuhi banyak dugaan dan tuduhan(?)
"Kok, bisa di sini, bos?" tanyanya pada Nicholas dengan mimik wajah setenang mungkin.
"Dulu Bang Nicho teman SMAnya kak Mika, bang," jelas Okta yang memberitau.
"Oooh....." Ringgo melirik Mikayla sekilas. Dia merasa ada yang disembunyikan.
Hanya teman?
Nicho bukannya mau nikah sebentar lagi?
"Papiku dirawat di sini. Jadi aku kebetulan saja tau kalo Okta juga dirawat di sini," jelas Nicholas. Dia merasa suasana berubah kaku sejak kehadiran Mika dan Ringgo.
Tadi mama Mika, Samira dan Okta, mengobrol santaj tanpa ada ganjalan dengannya.
Ringgo manggut manggut mengerti.
Mami dan papinya juga sudah menjenguk papi Nicholas.
"Katanya keadaan papi kamu sudah mendingan."
"Ya, begitulah."
"Semoga cepat sembuh papinya bang Nicho," ucap Okta sungguh sungguh.
"Makasih, ya, Okta." Nicholas menepuk bahu Okta pelan.
"Iya, bang."
Melihat keakraban keduanya, Ringgo yakin, Nicholas dan Mikayla bukan hanya sekedar mantan teman SMA.
Dapat Ringgo lihat, mama Mika dan Samira juga ngga canggung saat bersama Nicholas.
Ringgo yakin, kedekatan mereka lebih dari itu.
Ngga mungkin mereka pacaran diam diam, kan?
Tanpa sadar Ringgo memijat kepalanya.
"Aku mau jenguk papi dulu. Kamu mau ketemu papi?" todong Nicholas langsung.
Misinya menjauhkan Ringgo dari Mikayla.
Misi yang aneh. Dia sendiri ngga ngerti kenapa tadi dia harus memisahkan diri dari mami dan Liza tadi.
Dia pun tadi lebih memilih naek motor balapnya untuk mengejar waktu, agar tiba lebih dulu di ruangan Okta, dari pada Mika dan Ringgo.
Dan dia berhasil.
"Iya, aku belum sekalipun menjenguk papimu."
Keduanya pun berpamitan.
Mikayla tersenyum, juga mamanya dan Samira melepas kepergian kedua laki laki itu.
"Kak, bagaimana ini kalo dua duanya nanti berantem di luar?" cuit Samira menggoda kakaknya.
"Kamu ini ada ada aja."
Samira terkikik pelan.
Mama juga tersenyum.
"Dasar tukang drama," decak Okta mengejek.
*
*
*
"Jadi.... Kalian hanya teman SMA?" tanya Ringgo memastikan. Mereka masih menyusuri lorong rumah sakit.
"Ya, begitulah," jawab Nicholas tenang. Kedua tangannya berada di saku celananya.
"Aku curiga."
Nicholas ngga menjawab, tetap tenang melangkah.
Ringgo menatap rekan bisnisnya dengan tajam.
"Kamu ngga sengaja ngusir aku tadi, kan?"
Nicholas hanya tersenyum miring membuat Ringgo jadi kesal.
"Kamu akan menikah, Nicho."
"Ya."
"Kamu ngga ada rencana jadiin Mika selingkuhan kamu, kan?" tuduhnya.
"Kamu terlalu berpikir jauh. Itu kamar papiku."
Ringgo membiarkan Nicholas jalan duluan.
Dia menatap punggung laki laki itu. Ringgo merasa Nicholas sedang mengancamnya.
*
*
*
"Apa? Pak Nicholas tadi di kamar Okta juga?" Alea sampai menjerit membuat Mikayla menjauhkan ponselnya.
Untung ketiga orang tersayangnya masih tetap lelap tertidur.
"Mikaaa..... Sudah jelas itu Pak Nicholas cemburuuuu....."
Huuuuhh, dengus Mikaylas.
Dia jadi menyesal sudah cerita kejadian barusan .
"Terus...., Pak Nicho sama Pak Ringgo adu otot nggak?" tanya Alea makin semangat.
"Apa, sih. Semua yang kamu bayangkan itu ngga pernah terjadi."
Alea terkekeh pelan mendengar suara kesal temannya.
Hidup lagi capeknya di buat tertekan ama Mantan dan Mama Mantan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Mika klu punya saudara kelakuan'nya begitu mending end aja
Menyala lah Oma suci
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
semoga aja bener si nyonya adalah anak yatim piatu yg kere ,yg ga punya keluarga, karna kebaikan Oma suci dan suami, jadi si nyonya di pungut jadi menantu
kepo abis, di tambah lagi ngegibahin bos Nicko lancar banget, ga ada jaim jaimnya.😂😂😂
Untuk Mika sama siapa saja oke asal dia dan keluarganya bahagia.