Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi
"Pelukan ini hangat sekali rasanya." Batin Siena.
Tiba-tiba handphone Farid berdering. Ia pun terusik dan bangun. Siena pura-pura memenamkan mata. Farid melepas pelukannya dan menerima panggilan. Rupanya panggilan tersebut dari Hadi.
"Maaf mengganggu, Pak."
"Hem... ada apa?"
"Ada tamu untuk Bapak."
"Siapa?"
"Seorang klien."
"Hadi, Hadi ini hari pentingku. Aku tidak mau menerima klien. Tolong kamu saja yang handle. Jika perlu tanda tanganku, silahkan ke kamar."
"Baik, Pak. Kalau begitu saya tutup dulu. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Hadi memutus panggilannya.
"Mengganggu saja!" Lirih Farid.
Siena pun beraksi. Ia pura-pura menggeliat dan membuka mata pelan-pelan. Padahal sebenarnya ia sudah bangun dari tadi.
"Ayo bangun, sudah jam 1, shalat dulu!" Ujar Farid
"Hem iya, kamu ke kamar mandi duluan saja."
Panggilan mereka masih kaku.
Farid pun pergi masuk ke kamar mandi. Sedangkan Siena masih duduk terpaku di atas tempat tidur sambil membayangkan hal yang bukan-bukan.
Setelah keduanya selesai mandi, mereka melakukan shalat Dhuhur berjama'ah.
Sore harinya
Siena sudah masuk ke ruang make-up. Sudah ada tim MUA yang siap merubahnya menjadi ratu sehari.
"MasyaAllah imut banget istri Pak Farid. Jadi selama ini Pak Farid nge-jomblo cuma nungguin jodohnya masih kecil." Ujar sang MUA yang memang sudah menjadi langganan keluarga mereka.
"Nona, kamu beruntung sekali dipersunting Pak Farid. Udah tampan, kaya, mapan, dan juga pasti...... iya kan iya kan?"
Siena hanya bisa tersenyum. Namun dalam hatinya jangan ditanya.
MUA mulai merias wajah Siena sambil mengajaknya ngobrol.
"Nona, meski banyak orang yang bilang Pak Farid itu... ehem, ada kelainan. Tapi saya 100 persen tidak percaya tuh. Buktinya dia menikah iya kan? Gimana kesan pertamanya, non?"
"Sst... mbak, masa' rahasia orang ditanya." Tegur asisten MUA.
"Hehe... ya siapa tahu nona mau cerita."
Siena hanya bisa mengulum senyum, namun dalam hatinya membatin.
Farid sudah siap memakai setelan tuxedo warna silver. Ia ditemani oleh saudara laki-lakinya di dalam kamar.
Jam 7 malam, tamu sudah mulai berdatangan. Siena baru saja selesai dimake-up. Kali ini ia minta look barbie. Wajahnya yang imut sangat cocok memakai look tersebut.
"MasyaAllah cantik sekali. Pasti nanti Pak Farid pangling liat istrinya yang mungil ini."
"Terima kasih. "
Tok tok tok
"Iya silahkan masuk, nggak dikunci. "
Ternyata yang mengetuk pintu adalah Faiza.
"Sudah siap Mbak? Mana mbak iparku?" Tanya Faiza kepada asisten MUA.
"Sudah, kak. Itu dia."
Faiza terpaku di tempatnya
"MasyaAllah, cantik sekali mbak iparku. "
"Kamu ini bisa saja. "
"Yakin deh pasti bang Farid klepek-klepek lihat mbak nanti. Ayo mbak keluar, sudah waktunya ini. Abang udah nunggu di depan. "
"Hem, ayo. " Faiza menggandeng tangan Siena keluar dari kamar tersebut.
Farid dan ora groomsmen sudah menunggu di persimpangan lorong hotel.
"Nah itu ratu kita sudah datang." Ujar Romi.
Farid pun langsung menoleh ke arah samping. Ia melihat Siena dengan penuh cinta. Cinta yang beberapa hari ini ia pendam. Wajah Siena yang rupawan membuatnya semakin tidak sabar untuk mencurahkan kasih sayang yang seutuhnya kepadanya.
Siena pun begitu. Ia nampak terpaku melihat suami tampannya. Namun ia masih menyangkal hal tersebut.
"Bang, jangan diam saja! Jemput itu istrinya!" Ujar Furqon.
Tanpa membuang waktu Farid langsung menghampiri istrinya itu. Siena menyambut tangan Farid. Mereka pun berjalan masuk ke lift untuk menuju rooftop. Keduanya terlihat seperti seorang pangeran dan seorang putri, tampan dan cantik. Meski tinggi Siena sebahu Farid, namun kali ini Siena memakai high heel sehingga ia terlihat tidak terlalu berbeda dengan suaminya.
Malam ini rooftop hotel nampak begitu indah dihiasi lampu-lampu dan bunga-bunga. Dekorasi yang yang sangat unik dengan tema kupu-kupu semakin memperindah suasana. Siena sangat terkesan melihatnya. Ia tidak menyangka jika wedding dreamnya dibuat kenyataan oleh suaminya. Padahal saat Farid bertanya konsep kepadanya, Siena bilang terserah saja. Namun sepertinya suaminya itu dapat membaca pikirannya. Apa lagi malam ini cerah, secerah hati Farid. Bintang-bintang bertaburan menghiasi langit malam ini.
Mereka disambut meriah oleh para tamu undangan dan keluarga. Farid menggandeng tangan Siena dengan dengan mesra. Semua orang terpukau dengan mereka. Tak sedikit dari mereka yang memuji.
"Uh masyaallah... lihatlah bi! Mereka, serasi sekali. Ternyata putra kita kalau bersanding begitu tidak kentara kalau umur mereka beda jauh." Ujar Ummi. Abi hanya bisa mengulum senyum.
Begitu pun dengan orang tua Siena. Mereka terharu melihat gadis kecilnya kini sudah tumbuh dewasa dan sudah mulai berubah.
Acara mereka tentu saja tidak luput dari pantauan awak media. Farid sengaja mengizinkan awak media untuk meliput acaranya itu karena ia ingin membungkam rumor yang beredar selama ini. Farid bukan tidak tahu dengan rumor tidak baik tentang dirinya. Ia hanya tidak ingin ambil pusing, sehingga cuek saja. Ia tidak perlu membuktikan apa pun atau mengklarifikasi kepada mereka. Namun kali ini ia harus melakukannya, karena inilah saat yang tepat.
Para tamu bergantian maju ke depan untuk memberikan selamat dan do'a kepada pengantin dan kedua orang tuanya. Mereka juga membawa kado yang cukup fantastik. Mungkin hal tersebut adalah timbal balik dari kebaikan Farid selama ini.
Siena merasa perutnya tidak nyaman. Ia lupa tadi siang tidak makan. Jadi, mungkin magh nya kambuh. Melihat istrinya yang nampak berbeda, Farid pun menanyakannya.
"Kamu kenapa?"
"Perutku tidak enak."
"Apa, kenapa?"
"Tadi lupa nggak makan. "
"Astaghfirullah... kenapa sampai lupa tadi. Ayo makan sekarang."
"Eh jangan! Masih banyak tamu."
"Nggak pa-pa makan di sini saja sedikit, lalu minum obat."
"Tapi... "
"Tidak ada tapi-tapian! Sebentar aku minta tolong adikku. "
Farid pun melambaikan tangannya kepada Faiza. Faiza yang merasa dipanggil oleh abangnya pun maju ke depan menghampirinya.
"Ada, apa bang?"
"Tolong ambilkan nasi, sama itu mintakan obat magh. "
"Hah.. buat siapa?"
"Istriku."
"Oh oke oke, bang."
Beberapa saat kemudian, Faiza datang membawa sepiring nasi lengkap dengan lauknya.
"Makasih ya."
"Sama-sama bang. "
"Ayo makan dulu. Mumpung tamunya juga pada makan."
"Tapi nanti kalau mereka mau salaman gimana? "
"Aku akan suruh MC untuk mencegah mereka."
"Astaghfirullah.. ada-ada saja."
"Makan nggak? Kalau tidak, aku suapi."
"Eh, jangan-nangan! Aku bisa makan sendiri."
Drama perdebatan mereka tidak luput dari pantauan orang tua mereka. Para orang tua hanya bisa tersenyum melihat mereka.
"Menantu kita sangat perhatian Pi."
"Ya ya, tentu saja. Pilihan Papi tidak akan salah Mi. Keturunan Oma Raisya itu good attitude."
Mami hanya bisa mengangguk setuju.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Harap maklum jika author tidak up. Berarti ada kendala.Tidak perlu author jelasin lagi ya kak .Terima kasih sudah setia bersama karya author. Love you sekebon untuk semuanya. 🥰😘
semangaatt teruuss