Chef Cantik Pilihanku 1

Saat Amora kembali ke kantornya, ia sangat terkejut disana sudah ada ayahnya menunggunya. Hengky tersenyum pada putrinya.

"Wajah putri papa akhirnya kembali, dan apa itu di jarimu?" tanya Hengky.

"Papa suka sekali menggodaku." jawab Amora sambil menyembunyikan tangannya.

Hengky tertawa. "Jadi kau tak mau mengatakannya pada papa." ujarnya.

"Minggu depan keluarga Dion akan ke rumah kita pa, apa papa mau menerima mereka?" tanya Amora.

"Tergantung tujuan mereka untuk apa." jawab Hengky.

"Oh ayolah pa, papa tak mungkin tak tahu. Bahkan papa mendukung Dion tanpa sepengetahuan Amor." ujar Amora.

"Jadi pria itu membuka rahasia papa. Baiklah, papa akan melemparnya keluar jika ke rumah minggu depan." goda Hengky membuat Amora tertawa.

Amora memeluk ayahnya. "Terima kasih papa menyayangi Amor selama ini, maaf Amor selalu berkata yang jahat tentang papa." katanya menyesali.

Hengky menepuk punggung Amora. "Papa sangat senang kau semakin dewasa dan sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Mama Lily pasti bahagia di surga sekarang." jawabnya.

"Apa kita perlu mengunjungi mama?" tanya Amora.

"Tentu saja sayang, tapi setelah keluarga Pranadja datang. Bawalah Dion bersamamu mengunjungi mama." jawab Hengky.

"Terima kasih pa. Nanti malam boleh kan Amor pergi dengan Dion?" tanya Amora.

Hengky mengangguk. "Tapi tetap jaga kehormatan keluarga kita Amora Marco. Selama ini kau tak pernah mau membawa nama Marco di belakang namamu, kau malah menggantinya dengan Cerry membuat papa terluka." ujarnya.

"Maafkan Amor pa, mulai sekarang aku akan membawa nama papa kemanapun. Amora Marco siap menjadi putri terbaik Hengky Marco." jawab Amora.

Hengky sangat senang mendengarnya. "Baiklah, lanjutkan pekerjaanmu. Papa juga akan kembali ke kantor."

"Siap pak Marco." jawab Amora seraya tertawa. Ia menghela nafasnya saat ayahnya sudah keluar dari ruangannya. Amora keluar menuju restoran Sheraton.

*****

Malam semakin larut, sudah waktunya Amora pulang. Ia berharap kekasihnya benar benar menjemputnya malam ini. Saat berada di lobi, ia bertemu ayahnya yang juga baru ingin pulang.

"Papa baru mau pulang?" tanya Amora.

Hengky mengangguk. "Tapi papa tidak pulang ke rumah Amor, malam ini papa langsung berangkat ke Bandung. Kemungkinan 3 hari baru kembali." jawabnya.

"Bukankah Amor bisa menangani proyek itu, untuk apa papa lelah kesana." ujar Amora.

"Sebelum papa istirahat di rumah, papa akan membantumu menyelesaikan beberapa proyek agar kau tak lelah Amor." jawab Hengky.

"Baiklah, papa dengan siapa kesana?" tanya Amora.

"Kali ini papa akan berangkat dengan pak Bayu." jawab Hengky. "Dimana Dion?" tanyanya.

"Mungkin ia lelah dan ketiduran, jadi Amor akan pulang sendiri saja." jawab Amora.

"Siapa yang ketiduran, aku daritadi sudah sampai Amor. Selamat malam pak Hengky." sapa Dion.

Amora terkejut melihat kedatangan Dion. "Kau menguping pembicaraan kami?" tanyanya.

"Jawabannya tidak, aku daritadi menunggu di parkiran. Aku hanya mendengar akhir ucapanmu yang ingin pulang sendiri." jawab Dion.

Hengky tertawa. "Baiklah, aku berangkat sekarang. Mungkin mulai sekarang aku akan memanggilmu Dion. Tolong jaga putriku, kalian belum sah jadi jangan macam macam." pesannya.

"Tentu saja aku mengerti om." jawab Dion. Mendengar panggilan baru dari Dion membuat Hengky tertawa tapi ia langsung meninggalkan keduanya.

"Papa hati hati dan kabari Amor jika sudah sampai." teriak Amora. Hengky hanya melambaikan tangannya.

"Kau sudah siap menghabiskan malam bersamaku." goda Dion.

"Jangan coba coba, aku hanya ingin berbagi cerita selama sebulan tanpamu." jawab Amora.

Dion tertawa. "Aku tak akan berani jika kau tak mengizinkannya sayang, tapi aku akan membawamu ke apartemenku. Apa kau setuju?" tanyanya.

"Sejak kapan kau memiliki apartemen. Bukankah hotelmu sudah cukup." jawab Amora.

"Aku sudah lama membelinya Amor, hanya saja jarang sekali aku tempati. Mungkin setelah kita menikah, itu akan menjadi rumah kita." jawab Dion.

Amora menggeleng. "Aku harap setelah menikah, kau bisa tinggal bersamaku dan papa. Aku tak ingin membiarkan papa hidup sendirian." ujarnya.

"Baiklah apapun yang kau inginkan Amor, tapi sekarang kau ikutlah denganku. Aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu disana." ujar Dion.

Amora mengangguk dan mengikuti Dion ke apartemen miliknya. Ternyata apartemen tersebut adalah apartemen mewah Springhill Condotel.

"Papa pernah membeli apartemen disini untukku, tapi karena aku memutuskan pergi ke Paris. Apartemen itu dijual olehnya." ujar Amora.

"Benarkah, tapi itu lebih baik Amor. Kau tak perlu memiliki apartemen lagi. Aku saja hampir tak mengurus apartemenku." jawab Dion.

Mereka sampai di apartemen tersebut. Dion memegang tangan Amora dan membawanya menuju apartemen miliknya.

"Selamat datang di tempat tinggalku sayang." ujar Dion seraya membuka apartemennya.

Amora terbelalak saat melihat suasana romantis yang disiapkan Dion untuknya. Ruangan itu dipenuhi bunga dan lilin yang berjajar.

"Ini luar biasa Dion." ujar Amora.

"Masih ada satu lagi." jawab Dion dan membawa Amora ke meja makan yang sudah disiapkan.

"Ini makan malam pertama kita Amor, selama ini aku tak pernah mengajakmu makan romantis kan. Duduklah." perintah Dion.

Amora duduk disana, tiba tiba Dion menunduk di depan Amora. Dan mengeluarkan kotak cincin kembali.

"Sebelumnya lamaranku belum layak untukmu, kali ini aku membuatnya lebih layak. Cincin yang kau kenakan adalah hadiah dariku. Inilah cincin lamaran sebenarnya, cincin ini adalah milik mami Diana. Mami ingin memberikan cincin ini pada menantunya. Amora Cerry...tidak om Hengky mengatakan nama aslimu. Amora Marco, maukah kau menikah denganku, hidup bersamaku sampai mau memisahkan kita?" tanya Dion.

Amora meneteskan airmatanya, ini adalah lamaran kedua yang lebih layak dari kekasihnya. Ia menatap mata Dion lalu mengangguk. "Aku bersedia bersamamu Dion Pranadja." jawabnya.

Dion menyematkan cincinnya di jari yang lain lalu mencium jari itu seraya memeluk Amora. Tentu saja Amora semakin terisak.

"Ssssttt... Jangan menangis sayang, maaf aku terlambat melakukannya." ujar Dion.

Amora menghapus air matanya. "Aku sangat bahagia, terima kasih kau melakukannya." jawabnya.

"Baiklah, aku sangat lapar sekarang. Ayo kita makan." ajak Dion.

Amora mengangguk dan mulai menikmati makan malamnya bersama Dion.

"Kapan kau menyiapkan semua ini, apa kau tak lelah baru kembali dari Singapura?" tanya Amora.

"Tentu saja aku menyewa orang sayang, aku cukup istirahat. Dan rasa lelahku tentu saja hilang jika bersamamu." jawab Dion.

"Kau selalu berlebihan Dion." ujar Amora.

"Katakan sekali saja untukku Amor, aku ingin kau memanggilku lebih mesra." pinta Dion.

"Terima kasih atas semua yang kau lakukan sayang." jawab Amora membuat jantung Dion semakin berdebar dengan keras.

"Aku sangat mencintaimu Amor." ujar Dion.

"Aku juga sangat mencintaimu Dion." jawab Amora.

Dion tersenyum mendengarnya. Keduanya menyelesaikan makan malam romantis mereka. Setelah itu rasa canggung mulai datang. Keduanya bingung harus melakukan apa. Dion mengajak Amora ke ruang santai lalu menghidupkan televisi.

"Apa kau mau menonton film?" tanya Dion memecahkan kecanggungan.

Amora mengangguk. Dion mencari DVD film dan mulai menyetelnya. Keduanya sangat serius menatap layar televisi. Saat ada adegan ciuman dalam film, keduanya terbelalak dan saling memandang. Mereka berubah menjadi kaku, padahal mereka pernah melakukan ciuman panas itu di mobil.

*****

Apa yang akan mereka lakukan di dalam apartemen? Apakah mereka akan melewati batas saat pacaran.

Apa yang kalian inginkan untuk part selanjutnya, komen dibawah ya...😂

Happy Reading All...😘