Tentang sebuah ruang yang ku sebut bahagia.
Sebuah kisah tentang persahabatan di sebuah GC di mana canda dan tawa di tuangkan dalam tulisan menjadi sebuah karya dan bisa di nikmati banyak orang.
Yang tanpa bertatap ataupun berjabat tapi saling bersahabat.
This is The Random Zodiak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indri Diandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33: Berujung pertengkaran.
Fahmi akhirnya mengalah ia pergi meninggalkan Alisya dan Putra begitu saja. Bukan ia takut dengannya, tapi mengingat ia pergi bersama Kia jadi tidak mau membuat keributan.
"Lo dari mana? Eh, tunggu wajah lo kusut banget kek aspal yang retak,"
"Ngga apa-apa, dah lanjut makan gih!" Jawab Fahmi.
Kia tak habis pikir dengan tingkah Fahmi, baru beberapa menit tadi terlihat senang. Tapi sekarang adik sepupunya terlihat bad mood.
Sementara itu Putra memandang Alisya sedang menikmati steak favorit nya dengan penuh tanya. Tentu saja ia butuh penjelasan siapa laki-laki tadi. "Lo beneran ngga kenal dia?"
Alisya menggeleng pelan lalu berkata. "Entahlah, gue lupa! Lagian itu orang bilangnya kenal saat gue SMP. Napa ngga bilang pada zaman purba sekalian? Mungkin pada masa itu kita pasangan yang bereinkarnasi di zaman modern dan itu orang masih ngenalin gue,"
"Sayang, gue serius tanya."
"Lo pikir gue jawab nya ngga serius?"
"Itu jawaban lo bercanda," Putra menarik napas pelan. Berusaha menahan diri agar tak bertanya lebih jauh. Tentu saja kalau hal ini di lanjutkan akan ada perdebatan kecil diantara mereka.
"Itu serius, gue lupa. Dan ngga tahu itu orang. Di logika aja deh, kalau tu orang temen deket gue pasti sedikit lebih ingat lah. Kalau dia bilang kenal dan tahu nama gue berarti gue populer dan gue ngga peduli juga itu orang siapa kok," ujar Alisya dengan napas yang sudah naik turun.
Hal yang paling tidak disukai Alisya adalah di curigai. Dirinya tak kenal dengan laki-laki yang tiba-tiba datang padanya dan mengganggu momen kemesraan nya dengan Putra. Tapi, ia lebih tidak suka dengan pertanyaan Putra.
"Udah, kita pulang aja!" Ajak Alisya yang langsung mengambil tas, ia bersiap untuk pulang.
Sementara itu di tempat lain seorang kakak laki-laki sedang di buat pusing oleh adik bontot nya. Menunggu di salon adalah pekerjaan yang paling membosankan untuk nya. Menurut nya sang adik sudah cantik, tapi kenapa harus pergi ke salon dulu untuk acara-acara tertentu. Harusnya cukup mandi, ganti baju pesta dan make up yang natural juga udah beres. Ini, pakai ke salon segala yang mengharuskan dirinya menunggu selama satu jam.
"Indri, lo mau jadi badut ribet amat sih. Tahu kalau lama gini, mending gue dandanin lo di rumah aja tadi." Ucap Andre dengan lirih sambil memijat kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.
Bukan ia pusing karena sakit kepala sungguhan. Tapi, ia risih karena dari tadi di goda oleh beberapa pegawai salon tersebut.
" Mas ganteng mau minum lagi? "tanya seorang laki-laki yang gaya bicaranya mirip seorang perempuan.
" Kagak, udah ngga haus gue. " Tolak Andre dengan halus.
"Oh, oke deh mas,"
"Pantesan Andra kalau suruh antar nyokab ngga pernah mau nunggu. Ternyata ini sebabnya. Awas saja si bontot kalau kostum badut nya ngga bagus di rumah siap-siap aja gue kerjain dia habis-habisan."
Andre melihat jam yang ada di tangan kirinya. Sudah hampir dua jam Indri belum selesai juga. Belum lagi ia harus mengantar ke pesta temannya.
" Kakak, lama nungguin nya ya?" tanya Indri yang merasa tak punya dosa atas perlakuan nya pada sang kakak.
Andre melotot ke arah sang adik, ia begitu terkejut saat melihat penampilan adik bungsunya.
tenang aja, aku masih setia menunggu kok./Facepalm//Facepalm/
Perempuan yg tidak pernah marah, sekalinya dia marah konahan pun akan hancur🙂
tidak ada kata toxic di antara kalian
wish you all the best wat kalian