Kultivasi Fana

Bab 33 Karena Aku Jenius

Setelah menjatuhkan tubuhnya di tanah, pantat Xiao Chen kesakitan sehingga tanpa sadar mengelus-elus menggunakan tangan kanannya.

“Ahhh sial sungguh cepat sekali aku belum siap guru,” pekik Xiao Chen. Namun, ketika setelah berkata tiba-tiba sosok Su Xing muncul di hadapannya langsung menebas bagian alat vitalnya.

“Ahhh sial Burungku!” Kedua paha Xiao Chen membuka satu sama lain, sehingga pedang tersebut hanya berjarak 3Cm akan mengenai burungnya.

Otomatis Xiao Chen mundur seperti suster ngengsot, sekitar lima langkah dari dimana Su Xing berada sambil melototkan matanya.

Su Xing tentu saja tersenyum tipis dan mencoba menyerang kembali, dengan pedangnya. Akan tetapi, dia tidak mengetahui bahwa setiap Xiao Chen menghindari serangan pedang tersebut dan melompat ke tempat lainya, dia memasang beberapa jimat peledak.

Sehingga setelah Su Xing hendak menyerang lagi, Xiao Chen berteriak di dalam hatinya.

“Katsu!"

"Bam!"

Kaki kiri Su Xing terkena ledakan sehingga tubuhnya meluncur ke kanan sekitar enam meter, otomatis Xiao Chen yang mengetahui langsung berlari secepat kilat untuk memukul perut Su Xing.

"Kena kamu!"

"Swosh!"

Xiao Chen berlari sudah tiba di hadapan Su Xing langsung menggunakan tinju untuk memukul perut Guru Xing.

"Swosh!"

Tangan kanan itu sepertinya ada amukan hewan yang sangat kuat sehingga jika pukulan ini terkena manusia biasa langsung tewas seketika.

Padahal hanya beberapa senti meter pukulan itu akan mengenai perut Su Xing, namun tiba-tiba tangan kirinya Su Xing mengeluarkan pedang satu lagi yang sudah siap menebas tangan kanan Xiao Chen.

Xiao Chen menggertakan giginya dia merelakan tangan kanannya buntung untuk ditebas menggunakan pedang Su Xing. Pedang tersebut langsung mengenai tangan kanannya sehingga terputus dan darah itu memucat keluar sehingga Su Xing tiba-tiba terpana melihat darah yang memuncak membasahi tubuh dan bajunya.

”Murid apakah kamu gila merelakan tangannya untuk menjadi buntung!” Su Xing berteriak kepada Xiao Chen, akan tetapi Xiao Chen mengabaikannya hanya menggunakan tangan kirinya untuk meninju perut Su Xing sehingga ketika tinju itu diarahkan ke perut tersebut tiba-tiba Su Xing terpental sangat jauh sambil berguling-guling dan memunculkan darah di mulutnya.

"Engah!"

Tinju Gajah Prajna Gong walaupun masih di tahap lapisan manusia karena teknik sudah dirubah menjadi lebih baik oleh otak jenius Xiao Chen, kekuatannya tidak terduga dan sepertinya dua kali lipat dari tinju biasa.

Karena perut terkena tinju dari Xaio Chen, Su Xing terkotak lemah sambil bersenderan di pohon dia menatap ke arah Xiao Chen dengan senyuman yang menyeringai.

“Murid kamu sungguh berani sekali memukul Guru ini,” kata Su Xing dia memiliki nafas yang cepat dan melihat tangan kanan Xiao Chen yang awalnya menetes darah sangat cepat akibat terpotong tiba-tiba mengeluarkan cahaya hijau menyelimuti tangan yang buntung tersebut.

Cahaya hijau itu tiba-tiba berubah bentuk menjadi tangan manusia, dan akhirnya tangan Xiao Chen kembali seperti semula.

Karena saat inilah Su Xing menyadari bahwa Xiao Chen adalah orang yang aneh dan memiliki ketrampilan unik juga.

Karena dirinya tertipu akhirnya berkata, “Aku melupakan satu hal bahwa kamu adalah orang yang licik memiliki serangan yang sembunyi-sembunyi tanpa musuh sadari.”

“Hmmmmp untuk berkelahi kepada musuh menggunakan cara tercela itu diperbolehkan.” Xiao Chen berkata sambil tersenyum, karena apa yang dikatakan dirinya benar untuk melawan musuh tidak ada peraturan yang ter tulis di kedua belah pihak.

Memakai cara curang juga tidak masalah selagi bisa memenangkan pertandingan.

Su Xing berkata ingin tahu, “Ketika guru terkena pukulan mode perut sepertinya tinju gajah Prajna Gong yang kamu latih sedikit berbeda Bahkan aku merasakan kekuatan yang berbeda dari jurus sebelumnya dari semua murid-murid.”

Xiao Chen menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku tidak tahu, mungkin karena aku jenius hehehe.”

Saat ini, Xiao Chen tidak akan begitu gegabah bagaimana dia melakukannya bisa-bisa otaknya akan dibedah untuk diambil dan dijadikan penelitian. Teknik jimat, dan teknik racun, dia sendiri juga tidak akan mengungkapkan kecuali diri sendiri yang mengetahuinya.

Su Xing terkekeh, bagaimana mungkin hanya sebuah kejeniusan memiliki kekuatan yang berbeda jika murid lain yang memiliki gelar jenius membutuhkan 1 sampai 2 bulan untuk menguasai sepenuhnya dari tinju lapisan pertama, maka Xiao Chen adalah monster yang nyata hanya membutuhkan tidak kurang lebih dua cangkir teh langsung menguasai ke tingkat yang sempurna dari lapisan pertama.

Bahkan Su Xing sendiri merasakan Aura pendekar yang dikeluarkan oleh murid sendiri sepertinya berbeda dari kebanyakan praktiksi pendekar. Sepertinya Aura pendekar yang dipancarkan dari Xiao Chen memiliki, Aura ganas seperti monster.

Dengan peristiwa ini dari kedua belah pihak Xiao Chen dan Su Xing, sama-sama tidak mengetahui bagaimana Aura kekuatan yang dipancarkan berbeda dari kebanyakan orang lain.

Karena, Xiao Chen untuk mendapatkan level pendekar menyerap kekuatan dan Aura dari monster, sehingga Aura monster itu langsung diserap oleh Xiao Chen dan digunakan untuk meningkatkan kekuatannya.

Masuk akal juga jika Xiao Chen memiliki kekuatan yang berbeda dari karakteristik kebanyakan orang-orang.

Su Xing merasakan ketika tinju mengenai perutnya seseorang murid sendiri adalah monster ganas.

Setelah pertarungan sudah selesai, Su Xing langsung berdiri dan menyeka darah di mulutnya kemudian berkata: “Baiklah, kamu sudah mengalahkanku karena aku tertipu olehmu murid, tapi jangan senang dulu di lain waktu mungkin aku tidak akan tertipu lagi.”

“Ohh iya sekarang perkelahian ini sudah selesai, dan aku juga sudah melihat jurus tinju Gajah Prajna Gong yang kamu lakukan. Menurut ku kamu sungguh sangat berbakat, dan berlatihlah sampai bisa memasuki lapisan yang paling tinggi karena di dunia pendekar ini belum ada yang menggunakan tinju yang sederhana ini sampai ke puncak Dewa.”

“Sekarang karena aku bisa melihat kehebatan kamu, gurun ini berharap bahwa kamu akan menguasai tinju Gajah Prajna Gong menjadi level tertinggi.”

Xiao Chen langsung berkata: “Guru jangan khawatir tentang murid ini, sebagai murid harus bisa membanggakan popularitas guru, dan aku akan bersungguh-sungguh untuk menguasai tinju dasar ini ke tingkat yang menakutkan.”

“Baik, ku percaya kepadamu,” titah Su Xing kemudian dia terbang untuk Pergi Kembali ke tempat kediamannya.

Xiao Chen yang ditinggal sendiri melihat sosok gurunya sudah menghilang akhirnya menghela nafas berat, “Huh, sungguh merepotkan dan guru itu terlalu banyak bicara!”

Xiao Chen setelah ditinggal Su Xing sendiri, dia memutuskan untuk beristirahat sejenak setelah itu, dia harus pergi ke perpustakaan Sekte Tanah Hitam untuk mencari berbagai jenis jurus yang menurutnya berguna. Karena satu jurus saja itu tidak cukup, bahkan jika tidak mempunyai jurus hanya mengandalkan jimat itu juga tidak cukup. Semakin banyak jurus yang diperbaiki kekurangannya maka, di masa depan akan begitu mudah untuk mengalahkan monster dan diserap energinya.