NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhi Tian

The Legend Of Zhi Tian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.

Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.

Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.

Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.

Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 2 — Pulau Terpencil

Shan Lao mendapatkan kesadarannya kembali ketika hari sudah malam, karena tidak ada pencahayaan dirumah Zhi Tian membuat suasana tempat tinggal itu gelap.

Untungnya bulan tampak bersinar cerah dimalam itu, cahayanya menembus sela-sela dinding rumah Zhi Tian yang terbuat dari kayu.

Yang pertama kali Shan Lao lakukan ketika bangun dari pingsannya adalah mengatur pernafasannya.

Gerakan nafas yang Shan Lao lakukan bukan pernafasan biasa melainkan untuk mengumpulkan sesuatu yang disebut qi ke dalam tubuhnya.

Setelah beberapa waktu, qi yang terkumpul kemudian dialirkan keseluruh tubuh. Akibatnya rasa sakit yang sebelumnya Shan Lao rasakan kini perlahan mulai mereda dan Shan Lao bisa menggerakkan sedikit tubuhnya.

Meski masih kesulitan, tapi setidaknya Shan Lao sekarang bisa bangun dari posisi tidurnya. Shan Lao melihat sekeliling lalu menemukan Zhi Tian yang tertidur dilantai dengan nyenyak.

"Apa disini tidak siapapun, dimana ayah dan ibu anak ini?" Shan Lao terlihat kebingungan.

Malam terlihat sudah begitu larut, seharusnya selama apapun bekerja kedua orang tua Zhi Tian sudah kembali ke rumahnya.

Shan Lao hanya bisa berpikir positif, 'Mungkin orang tuanya nelayan, bukankah dia mengatakan telah menemukanku di pesisir pantai sebelumnya.'

Seorang nelayan biasanya bekerja dimalam hari dan pulang ketika pagi hari tiba, tidak heran jika mereka mengubah malam menjadi waktu bekerja dan siang menjadi waktu beristirahat.

Setelah bisa melihat sekitarnya dengan baik, Shan Lao menemukan rumah Zhi Tian tidak lebih dari sekedar gubuk tua yang sedikit reyot.

Meski terlihat usang dan lapuk, didalam rumah bocah itu setidaknya terawat dan cukup bersih.

Shan Lao tidak memikirkan rumah Zhi Tian lebih jauh, ia mengambil posisi duduk bersila lalu mulai memeriksa kondisi tubuhnya. Setelah beberapa menit, Shan Lao tiba-tiba menghela nafas cukup panjang.

"Sudah kuduga, tidak mungkin dalam pertempuran sebesar itu aku tidak mengalami luka sama sekali..." Shan Lao menggelengkan kepalanya.

Jika dilihat dari luar, Shan Lao tidak memiliki luka goresan sedikitpun karena hal ini disebabkan regenerasi tubuhnya yang tinggi namun kenyataannya, Shan Lao mengalami luka dalam yang cukup serius ditubuhnya.

Luka dalam inilah yang membuat Shan Lao sebelumnya merasa kesakitan hebat hingga membuat tak sadarkan diri. Shan Lao kemudian mengeluarkan beberapa pil penyembuh lalu ditelannya dalam sekali gerakan.

Shan Lao memejamkan mata dan mulai mengekstrak seluruh nutrisi pil penyembuh itu kita ke dalam tubuhnya.

"Benar-benar luka yang parah, bahkan pil penyembuh berhargaku hanya bisa memulihkan beberapa persen dari luka ini..." Shan Lao menghela nafas panjang.

Shan Lao hanya memiliki beberapa pil penyembuh tingkat tinggi sementara sisanya hanya pil penyembuh biasa, setidaknya dengan pil penyembuh tersebut rasa sakit akibat luka dalam itu bisa ditekan.

Ketika Shan Lao berhasil mengekstrak pil penyembuh yang terakhir, matahari pagi sudah terbit dari timur dan diwaktu yang bersamaan, Zhi Tian juga terbangun dari tidurnya.

"Nak, apa kau sudah terbangun?" Tanya Shan Lao saat melihat Zhi Tian merenggangkan tubuhnya.

"Oh, apa paman sudah sadar kembali?!" Zhi Tian merasa terkejut dan lega diwaktu yang bersamaan. "Kupikir sudah terjadi sesuatu pada Paman kemarin."

"Aku baik-baik saja, hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat..." Shan Lao tersenyum tipis.

Tiba-tiba perut Shan Lao berbunyi, pemuda yang terlihat berusia 20-an tahun itu memegang perutnya yang kini terasa demikian lapar.

Kalau dipikir-pikir lagi, Shan Lao tidak mengetahui sudah berapa lama dirinya tak sadarkan diri. Pasalnya ia belum pernah merasakan lapar sehebat ini.

"Apakah Paman lapar?"

"Ehm, sepertinya memang demikian." Shan Lao menggaruk kepalanya dengan canggung, entah kenapa ia merasa sedikit malu mengakuinya.

"Kalau begitu paman tunggu sebentar sampai Bibi Yue kesini, ia biasanya datang saat agak siang. Bibi Yue yang nanti akan memberikan makanan pada kita."

"Bibi Yue?" Shan Lao menaikan salah satu alisnya.

"Iya, dia adalah wanita yang selalu membawakan makanan padaku setiap hari."

Shan Lao menggaruk pipinya yang terlihat kebingungan. "Kalau begitu dimana orang tuamu?"

"Ah itu... Ayah dan ibuku sudah lama meninggal paman."

Shan Lao langsung terdiam, merasa sedikit bersalah ketika bertanya demikian. "Apa... Apa kau tinggal sendiri disini?"

"Iya Paman..." Zhi Tian tersenyum lalu bangkit dan meraih tongkat kayu yang selama ini menemaninya. "Maaf sebelumnya tapi aku harus mencari kerang terlebih dahulu sebelum Bibi Yue datang, paman. Kita bisa lanjut berbicara lagi setelah aku mendapatkan cukup banyak kerang."

Dengan tongkat kayu yang selalu ia bawa, Zhi Tian berjalan pelan keluar dari rumah gubuknya.

Shan Lao menatap bocah itu dalam diam, pikirannya campur aduk ketika mengetahui fakta Zhi Tian adalah seorang yatim-piatu yang hidup sendiri di rumahnya.

Hal ini memicu ingatan masa lalu Shan Lao yang juga merupakan yatim piatu sejak kecil, bedanya ia masih bisa melihat kala itu.

Shan Lao kemudian beranjak dari tempat tidurnya, langkahnya masih lemah namun ia akhirnya bisa keluar dari rumah Zhi Tian.

"Ini..."

Shan Lao terpana melihat pemandangan pantai dan hamparan laut yang berada di depan halaman rumah Zhi Tian. Ternyata gubuk bocah itu sangat dekat dengan pesisir pantai.

Biarpun sudah mengetahuinya, melihatnya secara langsung jelas demikian berbeda terutama karena pemandangan pantai dan laut itu yang indah.

Zhi Tian sendiri sedang berada disisi pantai sambil berusaha mencari kerang yang terbawa ombak dengan tangan dan kakinya sebagai indra peraba.

Bocah itu terlihat bahagia memungut kerang-kerang tersebut meski mempunyai kekurangan, dari gerakannya, sepertinya Zhi Tian sudah terbiasa mencari kerang seperti ini.

"Tidak hanya dia hidup sendiri, tetapi dia tinggal menyendiri disini?!" Shan Lao sampai kesulitan berkata-kata.

Tidak ada rumah disekitaran tempat tinggal Zhi Tian, bocah itu dibiarkan hidup terpencil dipantai bersama rumah gubuknya yang sudah reyot.

Jika Shan Lao tidak mendengar tentang Bibi Yue yang dikatakan Zhi Tian sebelumnya, mungkin ia akan menganggap Zhi Tian benar-benar hidup sendiri disini.

"Aku harus mengetahui dimana lokasi ini sebenarnya?"

Shan Lao masih mengingat tempat terakhir dirinya bertarung sebelum ia tak sadarkan diri, Shan Lao ingin memastikan dimana dirinya sekarang.

Shan Lao mengeluarkan selembar kertas dari jubahnya yang tergambar sebuah simbol sihir diatas kertas tersebut.

Shan Lao lalu meletakkan lembaran kertas itu ditanah, ia kemudian mengigit ibu jarinya hingga berdarah sebelum melakukan segel tangan yang cukup rumit.

"Teknik Pemanggil..."

Ketika segel tangan itu selesai, Shan Lao meletakkan telapak tangannya yang berdarah ke kertas tersebut, seketika seekor elang dewasa muncul di atas kertas tersebut.

"Kelilingi daratan ini, aku ingin melihat dimana lokasiku berada." Titah Shan Lao pada elang tersebut.

Elang itu kemudian mengepakkan sayapnya dan mulai terbang ke langit, sekitar lima belas menit kemudian ia kembali dan bertengger di tangan pemuda tersebut lagi.

Elang itu menyampaikan informasi dengan bahasa yang dimilikinya namun Shan Lao seolah bisa mengerti.

"Jadi ini adalah pulau..." Shan Lao kesulitan menyembunyikan keterkejutannya.

Pulau yang menjadi tempat Shan Lao terdampar merupakan pulau terpencil yang memiliki luas sekitar ribuan kilometer persegi. Selain pantai, pulau ini juga ada gunung dan hutan.

Shan Lao merenung, ia belum pernah mendengar adanya pulau seperti ini sehingga ia menyuruh elang peliharaannya untuk mencari lebih jauh dimana letak pulaunya sekarang.

"Apa mungkin aku terdampar sampai keluar benua?!" Shan Lao memikirkan segala kemungkinan yang terjadi.

1
algore
joz
algore
jos apa klo up sehari 2 pasti lebih jos
Made Suarjana
dari semua karyamu, hanya ini yg tidak aku minati thor
Luthfi Afifzaidan
lg
Didi Jaya
bg ngpa kultivasi bayangan GK lanjut
maz tama
ditunggu update terbaru nya thor /Joyful/
maz tama
/Facepalm//Joyful/lah tidak salah disuruh pukul ya pukul lah /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
maz tama
horeeee akhir nya teknik sihir/Joyful/
maz tama
sedih nih ga bisa menikahi
maz tama
/Facepalm//Joyful/kejutan baru lagi
maz tama
hahahaha tidak akan sakit karena dia monster /Joyful//Facepalm/
maz tama
mantap Thor
maz tama
ayoooo jadi lebih kuat
maz tama
hahahaha...sumpit yg hebat
maz tama
bantaaaaiiiiiii
maz tama
bagus Thor pemahaman dasar memang harus /Grin/
opik
yoo mantap lanjutkan author
Sony Setiawan
singkat amat thor
Buang Sengketa
hahaha.. 🤣
Sony Setiawan
shan lao kocak juga hahaha....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!