NovelToon NovelToon
Arsellysa

Arsellysa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kekasih misterius
Popularitas:653
Nilai: 5
Nama Author: __bbbunga

Katanya, Arsel pembunuh bayaran. Katanya, Arselyno monster yang tak berperasaan. Katanya, segala hal yang menyangkut Arselyno itu membahayakan.
Seorang Berlysa Kanantasya menjadi penasaran karena terlalu banyak mendengar desas desus mengenai cowok bernama lengkap Arselyno M Arxell. Semua murid sekolah mengatakan bahwa Arsel 'berbahaya', menantang gadis yang bernama Lysa untuk membuktikan sendiri bahwa yang 'katanya' belum tentu benar 'faktanya'.
Penasaran kecil yang berhasil membuat Lysa mengenal Arsel lebih dalam. Penasaran kecil yang sukses menjebaknya semakin menjorok ke dalam jurang penasaran.
Pada akhirnya, Lysa mengerti; ternyata mencintai Arsel, memang seberbahaya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon __bbbunga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXV :// Sobat Lama

Lysa sedang rebahan di sofa seraya bermain ponsel. Mengabaikan teriakan heboh Farrel dan Arga yang sedang bermain Playstation di bawahnya. Mungkin lebih tepatnya hanya Farrel yang heboh sendiri. Sementara Arga hanya fokus pada permainannya. Sudah sejak SMP Farrel sering main ke rumah cewek itu. Jadi kedua orangtuanya pun sudah biasa saja tiap kali menerima kedatangan cowok itu ke rumah.

Gue penasaran, deh, Arsel kemarin ambil job itu, nggak ya?. Batin Lysa ketika mengingat kembali kejadian tempo hari. Kala Arsel menyudahi pembelajaran mereka karena ada pekerjaan yang ditujukan untuknya.

Selain itu Lysa juga penasaran, apa benar cowok kasar yang berdebat dengannya kemarin adalah sahabat Arsel? Tapi kenapa tatapan mereka yang Lysa lihat seperti tatapan permusuhan? Cukup membingungkan.

Lysa lantas membuka aplikasi obrolan daring. Meminang-nimang sejenak, sebelum memutuskan. Chat Arsel atau jangan, ya?

Berlysa

Arsel, kemarin lo nggak apa-apa, kan?

(Deleted)

Berlysa

Arsel, kemarin lo benar-benar ambil job itu?

(Deleted)

Berlysa

Arsel, lo nggak bikin masalah besar, kan?

(Deleted)

Berlysa

Arsel, lo kenal cowok nyinyir kemarin sejak kapan?

(Deleted)

Lysa mendengus frustasi. Melempar ponsel asal ke samping sisi. Tidak jadi mengirim pesan kepada Arsel.

"Rel! pinjam HP, dong!" Lysa menoyor pundak Farrel yang sedang duduk di bawahnya.

Dengan tangan fokus mengendalikan joystick, cowok itu menggerakkan pinggulnya sekilas. "Nih, di saku! Ambil sendiri."

"Dih. Ogah. Ambilin, dong!"

Farrel mengambil ponselnya buru-buru, lalu kemudian disodorkan asal ke belakang. Kalau-kalau ia lengah dan malah kecolongan Arga nanti. Dengan senyum menang, Lysa membuka aplikasi Instagram pada ponsel Farrel. Membuka pencarian dan menulis nama seseorang.

"Yah, di-private," keluh Lysa. "Eh, Rel! lo nggak follow Arsel, ya?"

Farrel bergidik. "Entah."

"Gue follow, ya?"

Farrel bergumam singkat. "Selama bikin lo senang, gue bakalan ikutan senang, kok, Sa! Ahay!"

Lysa hanya tertawa seraya menoyor tengkuk Farrel jijik. "Terserah lo, deh, Rel."

Farrel hanya tertawa singkat. Masih fokus memperjuangkan kemenangan. "Eh, Sa! Garukin bahu gue, dong! Gatal banget, anjir."

"Malas."

"Tangan gue lagi pedang joystick nih. Entar gagal gue kalahin si Arga."

Sambil membuka instastory, tangan Lysa menggaruk bahu cowok yang memakai kaus hitam itu juga pada akhirnya.

"Gila, ya, si Arga jarang main ternyata hebat juga, anjir! Nggak se-noob yang gue kira." curhat Farrel seraya menekan-nekan joystick-nya.

Lysa hanya mendengar tanpa merespon. Apalagi Arga yang tentu saja jarang meladeni pembicaraan seperti itu. Cewek yang tengah rebahan itu kemudian mendudukkan diri, lantas membuat instastory di Instagram Farrel.

"Kode lu, Sa? Segala bilang 'makan kebab kayaknya enak nih'," cibir Farrel sambil tekikik sesuai Lysa membuat story Instagram.

Lysa hanya menoyor punggung Farrel sebal."Ya, habis ada dua cowok di sini, tapi pada nggak ada yang peka. Cukup tau aja."

Kedua cowok itu hanya tertawa receh tanpa memberi respons lain.

Bunyi permainan berakhir terdengar tak lama kemudian. Farrel melempar joystick-nya frustasi seraya menyandar pada sofa. Tidak ikhlas dengan kekalahannya barusan.

"Hadeuh... Gagal, deh, gue kalahin si Arga."

"Taruhan yang tadi!" sahut Arga memperingati, seraya menatap Farrel datar.

"Iye, dah, iye! Ingat gue."

"Taruhan apaan?" tanya Lysa menimbrung. Seraya memajukan tubuh mendekat, ingin tau.

Baik Arga maupun Farrel memalingkan tubuhnya, menghadap cewek yang tengah menatap mereka antusias seraya menaik-naikkan alis.

"Kepo!" serbu keduanya bersamaan yang disambut Lysa dengan mengerucutkan bibirnya merajuk.

...*****...

Lysa masih rebahan di sofa meskipun Farrel sudah pulang. Baru saja ia hendak beraksi menjaili Arga, tiba-tiba saja ponselnya berdering. setelah melihat nama yang terpampang di layar ponselnya, wajah Lysa berubah antusias seketika. Ini serius? Telepon gue?

Ia buru-buru bangun dan langsung mengangkat. "Halo?"

Sempat tidak terdengar suara apa pun, sebelum kemudian suara Arsel pada akhirnya terdengar. "Lihat keluar di jendela, Sa."

Lysa sempat mengernyit bingung. Namun tetap menurut dan bergerak ke jendela. Melihat ke arah luar. Lysa sempat celingukan sejenak, mendengarkan pandangan ke segala rah. Sampai kemudian matanya membulat ketika mendapati Arsel yang tengah melambaikan tangan di atas pohon mangga di depan pagar.

"Astaga, Arsel! Lo ngapain?"

"Nanti aja tanyanya. Udah gatal-gatal nih gue dikerubungi sama semut. Pada ganjen s mau semutnya."

Lysa terkekeh. Sebelum kemudian buru-buru beranjak keluar rumah. Arsel tengah memungut mangga yang tergeletak di tanah ketika Lysa menghampirinya. Cewek itu hanya tersenyum semringah seraya perlahan mendekat.

"Lo ngapain?"

Arsel meletakkan mangga yang jatuh tadi ke atas bangku di bawah pohon. "Nggak sengaja jatuhin mangganya tadi," jelas Arsel kemudian.

Cowok itu lalu menyondorkan sebuah bungkusan. Ke Lysa. Cewek yang rambutnya tidak diikat itu memandangnya bingung. "Apaan nih?"

"Kebab."

"Buat siapa?"

"Buat nenek lo. Ya, buat elo, lah."

Lysa tersenyum sebelum kemudian mengambil sondoran itu. "Kok tau sih, gue pingin kebab?"

Arsel mengedikkan bahu. "Nggak tau, sih. Tadi ada yang kirim text ke gue."

Lysa tidak begitu mendengarkan. Cewek itu terlalu senang dengan pemberian Arsel barusan. Entah kenapa, rasanya senang saja ketika seseorang mengabulkan keinginannya.

"Masuk, yuk! Bokap juga lagi nggak ada, kok!" Lysa sudah menarik tangan Arsel, mengajaknya masuk ke rumah. Namun Arsel menolak.

"Gue di sini aja."

Lysa manggut-manggut, lalu mengajak Arsel duduk ke bangku tepat di bawah pohon mangga tadi.

"Oh iya, Arsel, Lo jadi ambil job kemarin?"

Seperti biasa, Arsel tidak menjawab. Hanya menoleh menatap Lysa.

"Lo nggak bikin dia—"

"Gue nggak bikin dia mati kok," sambung Arsel, seolah sudah tahu ke arah mana pembicaraan Lysa. "Gue memang lakuin pekerjaan kotor itu tapi gue nggak pernah bunuh orang, Sa."

Akhirnya, jawaban atas pertanyaan rasa penasaran Lysa telah terjawab. Lega rasanya mendengarnya.

"Gue cuma gertak, atau paling enggak bikin targetnya jera sesuai permintaan klien. Paling parah gue cuma bikin mereka masuk rumah sakit doang." Arsel bercerita, sambil memandangi becak yang lewat di depan mereka.

"Gue nggak terima job membunuh. Dan klien-klien gue juga udah tau prinsip gue. Jadi lo nggak perlu khawatir, gue nggak bakalan bunuh orang," ujar Arsel seraya menatap Lysa intens.

Lysa menunduk, agaknya merasa bersalah. "Sorry, gue nggak bermaksud—"

"Nggak apa-apa, santai," Segah Arsel sambil tersenyum tipis.

"Kalau cowok yang kemarin itu benar sahabat lo?" kali ini bisa Lysa lihat raut wajah Arsel berubah. Tidak bisa ditafsirkan dengan jelas, tapi sepertinya Arsel tidak suka membicarakan topik itu.

Cowok itu menghela nafas pelan kemudian. "Dia memang sahabat gue, dulu. Sekarang, gue nggak yakin. Mungkin dia anggap gue sebagai musuhnya."

"Karena apa?"

Arsel tidak langsung menjawab. Hanya memandang Lysa sejenak. "Emm... Sebenarnya ada yang mau gue bilang sama lo."

Lysa memiringkan kepala, bersikap mendengarkan.

"Sa. Jangan nilai seseorang dari mulut orang lain. Nilai seseorang dari apa yang lo lihat dan lo dengar dari orang itu langsung."

Lysa sebenarnya tidak paham kenapa Arsel tiba-tiba membicarakan itu. Namun ia tetap mendengarkan.

"Setelah itu, lo bisa nilai seseorang itu balik atau jahat buat lo. Kalau menurut lo dia jahat, lo harus menjauh dari dia."

Jantung Lysa berdebar. Tentu saja, lagi dan lagi pandangan Arsel yang menatap tepat di depan bola mata cewek itu sejenak. Sebelum kemudian menjawab, "Karena sekarang gue udah mulai percaya sama lo."

...*****...

1
__bbbunga
👍
Avalee
Kak, muali atau mulai kak? ☺️
Avalee
Bikin aja udah, kpn lagi mengabadikan orang cakep 🤭🤭
Avalee
Lysa blackpink gak tuh 🤣
Zea
tetap semangat thor😊
sjulerjn29
lisa blackpink gk tuh🤭
thor mampir juga dong ke ceritaku..
Nurqaireen Zayani
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
Theros
Gemesin banget nih!
Hairunisa Sabila
Nggak bisa move on.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!