NovelToon NovelToon
Menikah Kontrak Dengan Tuan Muda

Menikah Kontrak Dengan Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Angst / Tamat
Popularitas:42.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sujie

Bagaimana jadinya jika hidup sudah tak memberimu pilihan?

Semua yang terjadi di dalam hidupmu seolah menyudutkan mu dan memberikan tekanan padamu sehingga membuatmu terpaksa harus menyetujui sebuah perjanjian untuk mengikat hubungan dengan seseorang yang sangat kamu benci dalam sebuah pernikahan.

Pernikahan kontrak, dengan alasan yang saling menguntungkan.

Morgan Wiratmadja.
Sang lelaki yang menciptakan permainannya. Namun siapa sangka, permainan pernikahan kontrak yang ia ciptakan justru menyeretnya ke dalam sebuah perasaan yang ia hindari selama ini.






Selamat membaca 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Cemburu (Part 1)

Eylina menghentikan aktivitasnya saat mendengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar.

Ia berdiri kemudian membenarkan pakaiannya lalu melangkahkan kakinya dan membuka pintu kamarnya.

"Permisi Nona, makan siang sudah siap." Bi Astri berkata sopan dan menundukkan kepalanya.

"Ah iya ... terimakasih bi Astri." Eylina tersenyum ramah.

Pelayan tersebut membungkukkan badannya dan berlalu meninggalkan Nona Mudanya.

Sementara Eylina menutup pintu tersebut dan berjalan ke arah Morgan.

"Tuan, makan siang sudah siap."

"Aku sudah tau." Lelaki itupun berdiri dan merangkul bahu Eylina kemudian berjalan beriringan keluar dari kamar.

Waaah ... wangi sekali. Batin Eylina bergejolak saat aroma maskulin dari tubuh Morgan itu menyeruak keluar dan mengusik indera penciumannya hingga membuat jantungnya bergetar.

*****

Semua orang sudah berada di meja makan saat Eylina dan Morgan berjalan kesana.

Mereka yang ada disana tersenyum melihat kedekatan kedua sejoli itu. Kecuali Ayu, matanya menatap dingin pada Eylina.

"Kalian berdua sweet banget sih." Emily memegang pipinya saat Morgan dan Eylina mendekat.

"Kalau kau mau, kau juga bisa seperti ini, suruh Gavin melamar mu dan menikahi mu." Dengan santai Morgan mengatakannya.

Entah perasaan apa yang mendorongnya, hingga secara reflek ia mencium kening Eylina sebelum akhirnya gadis itu duduk di kursinya. Wajah Eylina terlihat sedikit memerah karena bagaimanapun ia tidak pernah merasakan hal itu. Dan ini adalah yang pertama, ia merasakan ada gelenyar aneh dalam dirinya.

Dia mencium ku? Ah ya Tuhan ... jantungku bahkan terasa berdebar sekarang. Batin Eylina.

"Mana bisa seperti itu? Aku kan wanita. Dimana harga diriku jika aku yang memintanya duluan." Suara Emily membuyarkan lamunan Eylina.

"Tuan Muda, ada tuan Gavin di ruang tamu." Pak Gun datang dari arah belakang Morgan.

Gavin? kapan dia pulang?

Emily mengernyitkan dahinya.

"Suruh saja dia kemari pak Gun!" Morgan melirik lelaki yang berdiri di sampingnya tersebut.

"Baik Tuan." Pak Gun membungkukkan badannya kemudian melaksanakan perintah Morgan. Ia berjalan cepat ke ruang tamu dan menyampaikan apa yang tadi diminta oleh tuan mudanya.

Gavin pun berjalan beriringan dengan pak Gun menuju ke ruang makan.

Nampak disana, salah seorang dari mereka yang ada di meja makan itu tersenyum merekah menyambut kedatangannya. Dia adalah Emily, gadis itu nampak sangat bahagia melihat kedatangan pemuda tampan yang telah bertahun - tahun mengisi ruang dihatinya.

"Hey Gavin bagaimana kabarmu?" Morgan memeluk Gavin, saat pemuda itu tiba di hadapannya.

"Sangat baik Kak." Gavin melepaskan pelukannya dan menyapa semua orang yang ada disana.

"Tante, hai Luna, dan ini pasti kakak ipar?" Gavin tersenyum pada Eylina.

Eylina pun membalasnya dengan tersenyum ramah. Gadis itu terlihat sangat manis dan menawan dengan senyum tulusnya.

Jadi ini yang namanya Gavin? Ganteng sekali, wah ... Emily sangat beruntung karena dicintai olehnya. Batin Eylina. Bibirnya tersenyum simpul.

"Sudah ... sudah. Kurasa cukup acara berkenalannya! Cepat ambilkan makanan untukku." Morgan membuat senyum Eylina itu sirna.

Apaan sih? Batin Eylina.

"Luna, geser tempat duduk mu! Biarkan kak Gavin duduk di dekat kak Emil." Perintah Morgan membuat gadis kecil itu memanyunkan bibirnya.

Namun meski begitu, ia tetap menurut dengan apa yang dikatakan oleh kakak laki - lakinya dan Gavin pun akhirnya duduk diantara Emily dan Luna.

"Wah kalian serasi sekali, Emily sangat cantik dan Gavin ganteng sekali." Eylina menatap mereka secara bergantian karena kagum.

Betapa bahagianya jika bisa bersanding dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita. Kalian memang beruntung. Batin Eylina.

"Ehem ... ehem." Morgan menatap tajam pada Eylina yang sedang memegangi kedua pipinya dan tersenyum ke arah Gavin.

Apa? Kenapa menatapku seperti itu?Memangnya aku salah mengatakan sesuatu? aku hanya memuji mereka kan? ada apa denganmu? Dasar aneh. Eylina mengernyitkan dahinya. Ia kemudian melihat Emily tertawa cekikikan.

"Kak Morgan cemburu tuh kak, hahaha ...." Emily melirik kakaknya yang sedang mencoba bersikap acuh dan tetap menunjukkan sisi dinginnya.

"Jaga bicaramu, mana ada seperti itu. Ayo cepat makan makanan kalian."

Morgan berbicara tanpa melihat orang - orang disekelilingnya. Ia fokus pada piring dan maknanan yang ada dihadapannya.

Bagaimana dia bisa memuji lelaki lain sementara ada suaminya disampingnya. Mana bisa seperti itu. Batin Morgan. Ia nampak sangat kesal.

Makan siang itu berlangsung dengan khidmad hingga semua yang ada di meja perjamuan itu merasa puas dan menyudahi acara makannya.

Ayu nampak berlalu dan masuk ke sebuah ruangan. Dan Luna, ia memilih untuk menghabiskan waktu di perpustakaan keluarga.

Sementara Gavin dan Emily pergi ke taman belakang dan duduk di bangku taman.

"Kapan kamu pulang? Kok nggak ngabarin sih?" Emily mulai memasang wajah merajuk.

"Hey jangan seperti itu, aku memang sengaja ingin memberimu kejutan." Tangan Gavin meraih tangan Emily dan menggenggamnya. Mata mereka saling bertemu.

Mereka saling melepaskan rindu, bercerita apa saja yang ingin mereka bagi.

****

Di ruang keluarga nampak dua orang sedang duduk disana untuk melihat acara televisi.

"Jangan kau ulangi lagi." Suara Morgan membuat Eylina yang tadinya fokus melihat acara drama itupun mengalihkan pandangannya dari layar televisi tersebut.

"Maksud Tuan?" Eylina mengernyitkan dahinya, ia benar - benar tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh suaminya.

"Jangan mencoba untuk merayu Gavin! Dia dan Emily akan segera menikah kau tau?" Morgan berkata dengan ekspresi datar. Sungguh dia adalah orang yang paling pandai menyembunyikan perasaan.

Merayu? Kapan aku merayu pemuda itu? Bukankah kau sendiri juga mendengarnya? Aku hanya memuji keserasian mereka berdua kan? Dimana letak salahnya?

Eylina berpikir keras dan mengingat kejadian tadi.

"Kenapa kau diam? Apa memang kau berniat menggodanya hah?"

"Saya sungguh tidak mengerti maksud Tuan, dan saya merasa tidak pernah bermaksud menggodanya, Tuan." Eylina semakin bingung.

Kau ini mabuk atau bagaimana? Kapan aku pernah menggodanya? Kalaupun aku memang menggodanya, Emily lah yang akan menendang ku pertama kali.

Morgan marah - marah tidak jelas sejak siang itu. Membuat Eylina menjadi serba salah. Apapun yang dikerjakan Eylina terlihat salah dimatanya. Ia meninggalkan gadis itu sendirian dan pergi ke ruang kerjanya. Meminta Rey untuk datang dan menemaninya diruang kerjanya

****

"Saya rasa itu adalah hal yang wajar Tuan."

Rey mengambil kesimpulan setelah mendengar cerita dari tuan mudanya.

"Apa kau sudah tidak waras hah? Dia memuji pria lain di hadapanku dan kau bilang itu wajar? Mana bisa seperti itu?"

Morgan masih berusaha mempertahankan pendapatnya.

Kenapa aku lagi yang harus dikatakan tidak waras? Padahal anda sendiri yang berubah menjadi aneh, Tuan.

"Apakah Tuan sedang merasakan cemburu?" Rey memberanikan diri menanyakan hal itu.

Meski akhirnya ia harus menerima wajahnya dilempar bantal sofa oleh lelaki yang ia panggil Tuan Muda.

Hhh ... suka hati anda Tuan. Rey.

"Kau pikir aku anak remaja yang labil hah? aku bahkan tidak memiliki perasaan apapun padanya. Bagaimana aku bisa cemburu? aku bahkan tidak peduli dengannya."

Ya sudah, lakukan apapun yang Tuan Muda inginkan dan pertahankan saja pendapat anda, Tuan. Urusanku menyangkut perusahaan sudah sangat banyak. Dan sekarang aku harus menghadapi tingkah aneh anda yang sedang jatuh cinta ini. Mengatakan tidak peduli tapi anda seperti cacing kepanasan hanya karena melihat nona muda tersenyum dan menyapa tuan Gavin. Batin Rey.

"Tuan, minggu depan nona Jessica akan berkunjung ke Indonesia." Rey mengalihkan pembicaraan dengan menyebut salah satu sahabat dekat dari mendiang Alice.

"Ah, iya kau benar. Hubungi dia dan buat janji dengannya. Aku ingin bercerita banyak hal padanya."

"Baik tuan."

Semudah menjentikkan jari, Tuan. Semua urusan anda akan berjalan lancar hanya dengan memerintah saya, meski dengan cara jungkir balik saya melakukannya.

Lanjut Rey dalam hati.

Bagi Rey, lebih mudah menangani urusan perusahaan dari pada harus meladeni pembicaraan tuan mudanya yang sedang jatuh cinta.

💗💗💗💗💗💗

1
Yuli Desiana
novel keren mantaaap 🥰
suka suka ku
Luna n Dara imut banget
Elsa Manek
bab ini sangat ngakak🤣🤣🤣🤣🤣
Pi Pit
Luar biasa
Pi Pit
Buruk
Diana
Luar biasa
Diana
Lumayan
Lhucianour Nhour
the best story
inayah machmud
kasihan sekali kamu rey ...🤭🤭🤭🤭
inayah machmud
bener kata rey morgan udah kaya cacing kepanasan karena perasaan cemburu. ..
inayah machmud
hahaha, ,, kepala pelayan sudah alih frofesi jd fotografer. ..🤣🤣🤣🤣
inayah machmud
hahaha, ,,🤭😂😂😂
Opi
bagus
Opi
bagus
Opi
Kecewa
Yati Yati
kau bnr bgt than Rey klo bnr" menutup mata Dan telinga bukan mall yg d dpt mlh RS ato kuburan yg ada
Zamz Hasanah
setiap baca komentar pasti ada tuan saga tuan saga tuan saga..😡😡 kalau gak suka ya ga usah di baca😡😡😡
Sitifatimah Imah
Luar biasa
Yunerty Blessa
adui kak thor tolong ajarin rey gimana berciuman..
Yunerty Blessa
rey yang kaku pasti akan cair juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!