Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuka kebenaran
"Kau ibu Viviene?" Tanya Anya sekali lagi.
Wanita setengah baya itu tampak menunduk dan tak menjawab sang ratu.
"Nyonya kau tidak sopan, aku bertanya padamu" Kata Anya lagi.
Masih tak ada jawaban , wanita itu diam dan membisu.
"Mia Levi? Katakan apa nyonya Anna adalah orang tua Viviene?" Tanya Anya pada kedua pelayannya.
"Kami kurang tahu yang mulia" Jawabnya.
"Kau, siapa namamu?" Tunjuk Anya pada salah satu pelayan yang baru datang.
"A-ashley" Jawabnya.
"Nyonya Anna, adalah ibu Viviene?" Tanyanya.
Perlu beberapa saat untuk wanita itu membuka suaranya hingga ..
"B-benar yang mulia" Katanya.
Anya menatap wanita yang tertunduk lesu itu dengan tatapan mengintimidasi, "Jika kau ibu Viviene seharusnya aku mencurigai ini sejak awal, mungkin saja kalian sama sama licik" Tekan Anya, Anya mengambil minuman di tangan Anna dengan kasar.
"Ikuti aku!" Perintahnya pada yang lain.
"Riwayatku sudah tamat" Ucap Anna dalam hati.
Anya memacu langkah cepatnya menuju ruangan tabib diikuti oleh empat orang lain yang ada di belakang.
"Dimana tabibnya?!" Teriak Anya lantang.
"Ada apa yang mulia ratu?" Tanya seorang wanita tua pada Anya.
"Kau tabib?"
"Ya saya adalah tabib istana"
"Periksa kandungan minuman ini!" Perintah Anya menyodorkan gelas dengan air hijau di dalamnya.
"Baik yang mulia tunggu sebentar" Katanya.
Anya menelisik raut wajah kepala pelayan yang tampak ketakutan, wanita itu menunduk dalam enggan menatap Anya.
"Yang mulia, sebenarnya aku tidak tahu pasti semua bahannya, tapi ada kandungan nanas muda dan juga pepaya muda, seperti yang kita tahu dua buah itu tak di perbolehkan di konsumsi secara bersama, bisa berbahaya" Katanya.
"Nanas muda?" Gumam Anya.
"Sepertinya ada jenis dedaunan juga , warnanya terlalu hijau" Imbuh tabib.
"Nyonya Anna? nanas muda tak baik untuk kesehatan Janin, dan kau memberiku ini untuk menyuburkan kandungan katamu? Kau berniat meracuniku?!" Teriak Anya di akhir kalimatnya.
"Anda benar ,ini tidak boleh di konsumsi orang yang sedang hamil atau orang yang sedang ingin hamil" Kata tabib.
Anya semakin geram mendengar fakta itu , bersamaan dengan hal tersebut kepala pelayan tampak berlutut segera.
"Yang mulia? Anda salah paham tolong dengarkan aku!" Pintanya.
Napas Anya tersenggal hebat dengan napas yang naik turun menahan marah, ini terlihat seperti kesengajaan atau bentuk konspirasi.
"Kau dan Viviene yang melakukannya?! Sejak kapan?!" bentak Anya.
"Yang mulia dengarkan aku!"
"Jelaskan pada Semua orang! Ayo berdiri!" Anya menarik wanita itu paksa dengan kasar mencoba membuat Anna berdiri dari acara berlututnya.
"Kau sengaja tak bisa membuatku hamil kan?! Agar Alaric menikahi putrimu?!" Anya berujar sengit.
"T-tidak!"
"Penipu! Pembohong!" Makinya.
Mia dan Levi juga tampak terkejut dengan hal ini, mereka tak pernah melihat Anya marah dengan serius, wanita itu juga tampak berlinang air mata.
"Kau, dan putrimu, kalian sama! Ayo jelaskan pada Alaric!" Anya menarik lengan kepala pelayan dengan kasar.
"Yang mulia! Ampuni aku!" Mohon Anna.
Seseorang melihat momen itu, laki laki bertubuh jakung yang bersembunyi dibalik tembok melihat Anya memarahi kepala pelayan, ia segera berbalik meninggalkan tempat itu cepat.
Beberapa saat kemudian....
Anya mengumpulkan semua orang di tengah tengah istana, Alaric juga ada disana bersama Viviene, Eric juga Sofya dan amber turut menyaksikannya.
"Anya ada apa?!" Alaric berujar khawatir melihat Anya yang tampak menangis.
Sementara Viviene yang berada di sampingnya memasang raut wajah panik melihat sang ibu berada di samping Anya juga dalam keadaan yang menangis.
"Aku meyakini diriku tidak mandul!" Teriak Anya lantang.
Sofya tampak terkekeh remeh dengan ucapan Anya barusan, lain dengan amber yang tampak kebingungan.
"Astaga wanita ini, lalu sebutan apa yang pantas untuk wanita yang tak bisa memberikan putraku keturunan ini, hah?!" Sarkas Sofya.
"Ibu tolong dengarkan Anya dulu" Lerai Alaric.
"Anya? Apa maksudmu nak?" Tanya amber.
"Wanita ini!" Anya menunjuk kepala pelayan yang tampak tertunduk dalam.
Semua orang mengarahkan pandangannya pada sang kepala pelayan
"Wanita ini meracuniku agar aku tak hamil"
"Tidak benar!" Teriak Viviene lantang.
"Apanya yang tidak benar?" Anya memajukan langkahnya dengan tangan yang terkepal, mendekati Viviene yang berada di samping Alaric.
"Yang mulia, dia tidak mungkin melakukannya" Nada Viviene tampak melemah ketika berujar.
"Dia ibumu kan?" Tanya Anya.
Viviene terdiam membeku, sebenarnya semua orang disini tau bahwa kepala pelayan adalah ibu Viviene, Anya lah yang tidak pernah tau hal ini sebelumnya, Anya tak pernah mencari tahu asal usul Viviene, bahkan ketika wanita itu menikah dengan alaric Anya enggan untuk menghadiri momennya.
"Dia memang ibuku, semua orang tau itu" Balas Viviene.
Anya tertawa kecil dengan kepala yang sedikit mendongak, mengusap air matanya dengan gerakan pelan sembari menatap Viviene penuh tak percaya, Anya tak percaya bahwa ada orang sejahat Viviene dan ibunya.
"Kalian semua menganggap wanita ini dan ibunya sebagai wanita yang sangat baik, sehingga ketika ia melakukan sesuatu kalian selalu membiarkan atau bahkan mendukungnya, lihatlah bagaimana kepala pelayan selalu memberiku racun agar tidak hamil, ini semua ulahnya, aku tidak mandul!" Anya berteriak lantang.
"Hei! Jaga bicaramu!" Teriak Sofya lantang.
Anya tak mempedulikan teriakan wanita itu, matanya kini beralih menatap Alaric dengan penuh tatapan kecewa , laki laki didepannya itu tampak diam membeku mencerna sesuatu yang sedang terjadi.
"Aku tidak mandul, kau-lah yang tidak bisa menjaga istrimu dengan baik Alaric!" Tekan Anya.
"Anya aku memperingatimu! Jaga batasanmu! karena kau tak bisa memiliki keturunan sekarang kau menyalahkan orang lain, orang gila macam apa kau Ini?!" Maki Sofya.
Eric menatap Anya yang berada di tengah kerumunan orang orang, wanita itu diserang dari segala sisi namun tak merasa gencar sedikitpun, Anya melawan semua orang untuk meminta keadilan.
"Alaric!? Apa yang kau tunggu?! Seret istrimu yang gila itu?!" lagi lagi Sofya bersuara.
"Aku sangat sedih, ditengah kehamilanku ini yang mulia ratu menuduh ibuku yang bukan bukan, ibuku tidak bersalah yang mulia, ibuku adalah orang yang baik, dia mengabdi pada istana sejak aku masih kecil, k-kenapa kau jahat sekali yang mulia ratu hiks hiks" Isak Viviene.
"Tidak mungkin kepala pelayan melakukan hal itu, bisa saja Anya hanya membuat alasan agar dirinya tidak terlihat buruk didepan semua orang, wanita ini sudah gila, dia tidak waras! aku mempercayai Anna, dia sudah lama bekerja di istana! Alaric! katakan sesuatu!" Teriak Sofya lagi dan lagi.
"Yang mulia raja, aku tidak melakukan apa yang ratu tuduhkan" Ucap kepala pelayan menunduk.
"Alaric! Hukum Anya! Dia sudah melakukan pencemaran nama baik terhadap seseorang!" Perintah Sofya.
"Ibuku tidak mungkin seperti itu yang mulia, ibuku sangat di percayai oleh semua orang hiks" Tangis Viviene.
Anya menatap alaric dengan kilat bening di matanya, ia sedang menunggu reaksi apa yang akan di tunjukkan oleh suaminya, apakah lagi lagi Alaric tak mempercayainya?
"Katakan sesuatu, Alaric" Pinta Anya lirih.
Seperti ada pedang yang menghunus nuraninya ketika Alaric menatap mata Anya, mata yang tersimpan begitu banyak rasa sakit di dalamnya.
"Itu adalah minuman yang biasa aku minum setelah kita berhubungan, agar aku menghasilkan keturunan sesuai permintaanmu"
Ucapan Anya terbesit di otak Alaric begitu saja.
"Apa yang ada di dalam ramuan itu?" Tanya Alaric dengan nada menusuk.