Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32. Lelaki Egois
"apa kau tau Mas, kalau selama ini aku sangat mencintaimu?"
Defin mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Zulaikha, terlihat senyum manis terpancar diwajah wanita itu.
"aku bahagia Mas, bisa menikah dengan lelaki sepertimu. Aku bahagia bisa menghabiskan hari-hariku bersamamu, dan aku bahagia bisa melihat seseorang yang sangat aku cintai setiap waktu,"
Defin memandang Zulaikha dengan berkaca-kaca, tubuhnya bergetar penuh sesal saat mendengar semua pengakuan yang dilontarkan oleh wanita itu.
"dan sekarang, aku juga bahagia Mas bisa melepasmu dengan ikhlas,"
"tidak Zulaikha! aku-aku tidak mau kita berpisah!" seru Defin, tangannya menggenggam erat tangan Zulaikha membuat wanita itu kaget dan menegang.
"aku sadar kalau selama ini aku telah banyak berbuat salah padamu, aku telah banyak menyakiti hatimu. Aku-aku juga telah mengkhianati ketulusan cintamu, aku salah Zulaikha. Aku salah," lirih bibir Defin terucap seraya memandang Zulaikha dengan sendu.
Sementara Zulaikha hanya diam menatap genggaman tangan Defin, dia ingin menarik tangan itu tetapi hati kecilnya merasa tidak rela.
"Ya Allah, aku sudah membuat keputusan. Tolong beri kekuatan padaku untuk melepaskannya." Zulaikha menarik pelan tangannya yang sedang berada dalam genggaman tangan Defin.
"Mas, yang sudah berlalu biarlah berlalu. Kita hanya bisa mengambil hikmah dari setiap kenangan yang ada diantara kita." Zulaikha tersenyum dan membangunkan tubuhnya untuk berdiri.
Defin yang melihat Zulaikha juga ikut berdiri, dia tidak dapat berkata apa-apa lagi saat melihat wajah sendu gadis itu.
"hiduplah dengan bahagia Mas, cintailah dia seperti mana kau mencintainya sejak dulu. Lupakan kehadiranku yang berhasil mengusik hidupmu, dan anggaplah aku tidak ada di antara kalian," sambung Zulaikha, dia mengusap buliran air mata yang berhasil jatuh dari sudut matanya.
"aku pamit Mas, assalamu'alaikum," ucap Zulaikha kemudian, dia berbalik dan hendak pergi dari tempat itu.
"apa kau tidak bisa memberi kesempatan padaku, Zulaikha?"
langkah Zulaikha terhenti saat mendengar perkataan Defin, dia lalu memalingkan wajah ke arah lelaki itu dengan mengulas senyum diwajahnya.
"Mas, aku tidak ingin ada lagi yang tersakiti di antara kita, baik aku, kamu, dan juga dia. Kita sama-sama punya perasaan, dan perasaan kita itu bagaikan dua belah pedang yang saling menyakiti," ucap Zulaikha, dia berbalik dan kembali menghadap ke arah Defin.
"baik aku dan dia, tidak akan pernah rela melihat lelaki yang kami cintai bersama dengan wanita lain. Tidak ada satu wanita pun yang rela untuk dimadu, Mas. Termasuk diriku, aku tidak sanggup menjemput syurga dengan jalan seperti itu," sambung Zulaikha.
"tapi aku mencintaimu Zulaikha, aku ingin bersamamu. Aku-aku baru sadar setelah kau pergi meninggalkanku, bahwa aku sudah jatuh cinta padamu," Defin mengungkapkan segala rasa yang ada dalam hatinya selama ini.
"lalu, bagaimana dengan Agnes?" tanya Zulaikha, dia menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.
Defin terkejut saat mendengar pertanyaan dari Zulaikha, dia tidak menyangka kalau wanita itu akan bertanya tentang Agnes.
"aku-aku akan mencerai-"
"semudah itu ya Mas, kau memutus dan menyambung tali pernikahan!" potong Zulaikha, dia maju selangkah agar lebih dekat dengan lelaki itu.
"setelah kau jatuh cinta denganku, maka kau berencana untuk menceraikan Agnes. Lalu, bagaimana lagi selanjutnya? jika suatu saat nanti kau kembali jatuh cinta pada Agnes, ataupun wanita lain. Maka kau pasti akan kembali menceraikanku!" sambung Zulaikha, dia terkekeh pelan saat memikirkan apa yang baru saja dia ucapkan.
"pernikahan tidak sesederhana itu Mas, dan pernikahan juga tidak semudah itu yang bisa kau sambung dan kau putus! bagiku, pernikahan itu terjadi sekali seumur hidup. Di hadapan sang Ilahi, aku berikrar untuk selalu menjaga pernikahanku sampai maut memisahkan. Dan sekarang, di depan sang Ilahi juga aku melepaskan tali pernikahanku dengan ikhlas," sambung Zulaikha, sementara Defin hanya diam dan terpaku di tempatnya saat ini.
"Jangan menjadi lelaki yang egois Mas, yang hanya memikirkan perasaan sendiri. Cobalah pikirkan perasaan orang-orang yang tulus menyayangimu. Berapa banyak lagi, luka yang akan kau goreskan dihati mereka? dan berapa banyak lagi air mata yang harus mereka keluarkan untuk menangisi keadaan? cobalah untuk mengerti!"
Zulaikha berbalik dan meninggalkan Defin sendiri ditempat itu, dia terus berjalan ke arah mobil yang sudah ditunggu oleh keluarganya.
Sementara Defin masih terpaku di sana, nyawanya seperti hilang tercabut begitu saja dari tubuhnya saat semua kata-kata dari lubuk hati Zulaikha terucap.
Air mata tampak mengalir disudut matanya tanpa bisa dia cegah, kakinya juga terasa lemas hingga membuatnya terduduk di atas tanah.
"maafkan aku Zulaikha, maafkan aku," Defin merasa sangat menyesal dengan apa yang telah dia lakukan.
Andai dulu dia bisa bertindak lebih tegas untuk memilih salah satu di antara Zulaikha dan Agnes, pasti sekarang mereka tidak akan saling tersakiti seperti ini.
****
Hari-hari telah berlalu sejak perceraian Zulaikha dan Defin, kini mereka sudah menjalani aktivitas mereka seperti biasanya. Walau terkadang ingatan tentang masa lalu masih selalu melintas dalam benak mereka berdua.
Saat ini, Defin tinggal seorang diri dirumah yang biasa dia tempati bersama Zulaikha. Walau Agnes selalu memaksa untuk tinggal bersamanya ditempat itu, tetapi Defin menolak dan mengatakan kalau dia akan membelikan rumah yang lain untuk menjadi tempat tinggal mereka.
"Def, aku ingin tinggal bersama denganmu dan anak kita!" ucap Agnes saat sedang berada diperusahaan Defin, wanita itu memaksa masuk untuk bertemu dengan Defin walau sudah dihadang oleh Irham.
"ini dikantor Agnes! apa kau tidak bisa menungguku pulang?" sentak Defin, dia sedang pusing memikirkan masalah pekerjaan saat ini.
"tidak! aku tidak bisa menunggu lagi, kau selalu saja berkelit dan menghindar jika aku membahas tentang masalah ini," tolak Agnes. Sejak Defin dan Zulaikha bercerai, dia sudah bersiap untuk pindah kerumah mewah itu. Namun, Defin menghentikannya dan melarangnya untuk tinggal di sana.
"aku sedang hamil anakmu Defin, tapi kenapa kau tidak mau tinggal bersamaku?" lirih Agnes, matanya berkaca-kaca dengan tangan mengelus perutnya yang masih rata.
Defin mengusap wajahnya dengan kasar, dia tidak ingin kalau ada wanita lain yang tinggal dirumah itu selain Zulaikha.
"Agnes, aku akan membelikan rumah yang lebih mewah dan mahal dari rumah itu, dan kita akan tinggal di sana," seru Defin, dia menurunkan intonasi suaranya agar tidak kembali terpancing emosi.
"kenapa? kenapa kau tidak ingin kita tinggal di sana? apa kau masih ingin tinggal bersama wanita itu?" tuduh Agnes, dia berdiri tepat dihadapan Defin sembari meletakkan tangannya dipinggang.
"Jawab, Defin! apa kau akan kembali menikahi wanita kampung itu?" Agnes mendorong tubuh Defin dengan tangannya.
"cukup, Agnes!" bentak Defin sembari mencekal tangan Agnes yang terus mendorongnya, dia lalu menghampaskan tangan itu sampai membuat Agnes terdorong menabrak meja.
"aaah!" teriak Agnes saat menabrak meja yangbada di belakangnya, dia lalu memegangi perutnya yang terasa sakit dan terduduk dilantai.
"Agnes!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Mampir juga ke karya terbaru Othor ya, Menjadi Madu Sahabatku 😍 mohon dukungannya 🙏
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!