Bagaimana rasanya jika tiba tiba-tiba kamu harus menikah dengan pria yang 10 tahun lebih tua darimu?
Seharusnya tidak masalah, bukan?
Tapi bagaimana jika pria itu adalah kakak sepupumu sendiri yang tumbuh bersama denganmu?
Seharusnya itu juga tidak masalah.
Tapi, bagaimana jika dia adalah tunangan kakakmu yg telah menjalin kasih dengan kakakmu selama 8 tahun?
Masih mau?
Elnaz Mikayla tidak punya pilihan selain harus menerima pernikahan dengan sepupunya sekilagus tunangan kakaknya sendiri.
Bagaiamana bisa?
Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 33 - Pulang Kampung
Arfan dan Elnaz semakin lengket sejak ciuman pertama mereka yg berkesan, meskipun sampai saat ini mereka masih belum melakukan ciuman seperti itu lagi namun ke dua nya tampak semakin mesra.
Dan saat ini, kedua nya sedang ada di pesawat tentu saja bersama suster seksi yg sangat meresahkan.
Arfan sudah menjelaskan pada Elnaz bahwa Jessy adalah pacar dr. Liam, bahkan saat di bandara dulu Elnaz juga melihat Jessy sewaktu menjemput Liam. Namun waktu itu Elnaz memang hanya melihat nya dari belakang.
Dan meskipun sudah tahu bahwa Suster Jessy adalah pacar nya dr. Liam, tapi Elnaz tetap merasa Suster Jessy meresahkan.
Lihat saja pakaian nya sekarang, dia hanya mengenakan jeans warna putih dengan panjang hanya sejengkal, menutupi hanya sebagian paha nya, di padukan tank top berbahan sifon warna hitam dan outer, membuat nya tampak seksi dan juga imut apa lagi Suster Jessy mengenakan wedges sneakers juga berwarna putih.
Mereka bertiga duduk di satu barisan kursi, tadi nya Elnaz ingin duduk di dekat jendela tapi itu arti nya Suster Jessy dan Arfan akan berdampingan. Maka Elnaz lebih memilih duduk di tengah dan meminta Arfan duduk di dekat jendela.
"Fan..." seru suster Jessy sembari sedikit membungkuk supaya bisa menatap Arfan namun tiba tiba Elnaz malah bergerak cepat menghalangi pandangan mereka.
"Kenapa, Tante suster?" tanya Elnaz yg membuat Arfan tertawa geli, sementara Suster Jessy hanya bisa menghela nafas panjang.
"Adik Elnaz, tidak perlu cemburu pada Tante suster, okey?" seru suster Jessy kemudian bahkan ia menangkup pipi Elnaz kemudian mencubit nya dengan gemas, Elnaz langsung berusaha melepaskan tangan Suster Jessy namun Suster Jessy masih mencubit nya kemudian berkata" Karena suami mu ini bukan tipe ku, dia pasti tidak bisa berciuman dengan baik, iya kan?" cibir nya yg membuat Elnaz memberengut.
"Bisa kok" Jawab Elnaz dengan polos nya yg malah membuat Arfan melotot kemudian tersenyum geli.
"Wah, sungguh?" tanya Suster Jessy lagi dan Elnaz mengangguk pelan, membuat senyum geli Arfan semakin lebar "Bagaiamana rasa nya? Apa dia berhasil membuat mu melayang atau biasa saja?" goda Suster Jessy yg malah membuat pipi Elnaz langsung merona.
Elnaz langsung menyembunyikan wajahnya di dada Arfan, membuat Arfan langsung tertawa dan ia semakin menekan kepala Elnaz di dada nya sembari mengecup gemas pucuk kepala Elnaz. Suster Jessy hanya bisa tertawa dengan tingkah remaja satu ini. Hal itu juga malah di rekam oleh Suster Jessy.
Saat mereka mendarat di Bandara, Elnaz langsung memegang tangan Arfan dengan erat. Seolah meminta perlindungan dari nya jika sesuatu yang tidak di inginkan terjadi di tempat tujuan nya nanti.
Dr. Liam pun sudah menunggu mereka di sana dan ia langsung berpelukan mesra dengan kekasih LDR nya itu.
"Hai, Princess white Swan..." sapa dr. Liam kemudian pada Elnaz.
"Hai, Kak. Apa kabar?" tanya Elnaz sembari tersenyum ramah.
"Sangat baik, apa lagi setelah melihat my queen..." ujar Dr. Liam sembari mengecup pipi Suster Jessy kemudian ia mencubit gemas pipi Elnaz "Dan bertemu kembali dengan my princess"
"Kamu berlaku sangat baik pada nya, tapi dia berlaku sangat buruk pada ku, Sayang" adu Suster Jessy sembari melirik Elnaz "Dia bahkan memanggil ku Tante Suster"
"Itu terdengar sangat seksi" goda dr. Liam yg membuat Elnaz bergidik ngeri tapi malah membuat Suster Jessy tersenyum senang.
"Masih mau mengobrol atau antar kami pulang? Aku benar benar lelah..." ujar Arfan.
Mereka pun masuk ke mobil dr. Liam, Arfan dan Elnaz tidak membawa apapun. Kecuali sebuah ransel kecil yg berisi barang barang pribadi mereka.
Di perjalanan, dr. Liam lebih banyak mengobrol dengan Elnaz dan menanyakan keadaan Elnaz, apa yg Elnaz lakukan di sana dan bagaimana perasaan Elnaz selama tinggal berdua saja dengan Arfan disana. Yg secara tidak langsung, dr Liam sedang mencari tahu keadaan psikis Elnaz.
Dari jawaban Elnaz, dr. Liam menyimpulkan bahwa Elnaz baik baik saja dan hampir bisa menerima semua nya. Namun dari tatatapan nya saat dr. Liam menanyakan tentang bagaimana rasanya tinggal bersama Arfan, dr. Liam juga bisa menyimpulkan masih ada perasaan yg Elnaz sembunyikan, tekan atau pun perasaan ketakutan maupun ketidak percayaan.
Sesampainya di rumah Arfan, nenek sudah menunggu di sana dengan tak sabar.
Elnaz sendiri juga sangat tidak sabar bertemu dengan nenek nya, ia segera melompat turun dari mobil dan langsung berlari untuk memeluk sang nenek.
"Nenek...." teriak nya girang, sang nenek pun tak kalah girang nya. Ia langsung menangkap Elnaz dalam pelukan nya. Tak sampai di sana, sang nenek mencium seluruh wajah Elnaz membuat Elnaz tertawa senang "Nenek, El kangen..."rengek Elnaz manja.
"Nenek juga kangen..." jawab sang nenek semakin mengeratkan pelukan nya "El betah tidak di Jakarta? Tambah endut lho" goda sang nenek yg membuat Elnaz memberengut.
Arfan, dr. Liam dan Suster Jessy juga ikut turun. Elnaz berbisik pada nenek nya.
"Dia Suster seksi yg El maksud, eh ternyata pacar nya Kak Liam" bisik nya yg membuat nenek nya ber oh ria dan tampak mengagumi kecantikan Suster Jessy.
"Cantik dan seksi, pantas kamu cemburu" goda sang nenek yg sekali lagi membuat Elnaz memberengut.
"Memang nya El tidak cukup cantik dan seksi?" tanya nya.
"Hanya Arfan yg bisa menilai itu" jawab sang nenek yg membuat Elnaz malu.
"Ih Nenek....." seru nya.
Sang nenek pun mempersilahkan dr. Liam dan Suster Jessy mampir ke rumahnya.
"Papa Mama dimana, Nek?" tanya Elnaz karena jujur saja, terlepas dari kasih mereka yg berbeda antara Elnaz dan Elsa, Elnaz tetap lah putri mereka yg juga bisa merindukan mereka.
"Mereka lagi pergi ke kondangan, sama Yuni dan Adi juga. Sebentar lagi pasti pulang, nenek juga di ajak tapi nenek tidak mau karena nenek mau menyambut cucu cantik nenek" tutur sang nenek, terlihat sekali kebahagiaan di mata nya saat melihat cucu tercinta nya.
"Nenek, apa semua nya baik baik saja di sini?" tanya Arfan kemudian.
"Yah, baik... Elsa juga sudah pergi ke Jepang kemarin" jawab sang nenek dan Arfan hanya mengangguk.
"Oh ya, nenek ambilkan minum dulu ya" ujar nya kemudian.
"Tidak perlu, Nek. Kami akan pulang, ini sudah sore" jawab dr Liam sementara Suster Jessy hanya menyunggingkan senyum.
Arfan mengantar dr. Liam dan Suster Jessy sampai ke depan.
"Terima kasih ya, bro..." ujar Arfan.
"Sama sama, kami pulang dulu" jawab dr. Liam.
Sementara di dalam, Elnaz mulai berceloteh panjang lebar menceritakan bagaimana kehidupan nya di Jakarta bersama Arfan. Ia bahkan juga menceritakan saat Arfan cemburu pada karyawan seper market.
"Tapi orang nya memang tampan sih, Nek...," seru Elnaz kemudian. Nenek yg melihat raut bahagia di wajah cucu nya sungguh tak menyangka, Elnaz tampak sangat bahagia seolah pernikahan nya dan Arfan adalah pernikahan yg sempurna.
Arfan duduk di samping istri nya dan mencolek ujung hidung nya gemas.
"Suster Jessy juga cantik dan seksi, maka nya kamu cemburu kan..." tukas Arfan yg langsung membuat Elnaz cemberut.
"Bukan cemburu, cuma resah..." jawab Elnaz yg membuat Arfan tertawa dan ia juga tampak sangat bahagia. Bahkan tertawa lepas seperti tidak memiliki beban apapun, membuat nenek semakin merasa kagum karena Arfan pun seolah tidak pernah merasakan kegagalan pernikahan. Nenek melihat keduanya seperti pasangan yg sempurna, yg penuh cinta.
"Semoga ini berlangsung selama nya..."
klu sodara sedarah pasti gitu, biar katanya kita benci, tapi tetep aja masih perduli n sayang di lubuk hati yg paling dalam sekalipun 🥹