NovelToon NovelToon
Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pchela

Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.

Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Sampai di rumah, Maya melemparkan belanjaannya di meja makan. Dia begitu kesal dengan Intan, bisa-bisanya dia mempermalukan harga dirinya di depan kang sayur. Belum lagi dia jengkel karena tidak jadi makan daging ayam.

“Mas!!! Mas Herman!! Sini kamu mas!!!” Teriak Maya seperti orang yang kesetanan. Suaminya yang baru datang dari kamar mandi segera bergegas menuju arah dapur. Arah suara cempreng Maya berteriak.

“Bu!! Jangan teriak pagi-pagi gini dong! Malu kalau sampai di dengar sama tetangga. Ada apa kamu teriak-teriak gini?” Tanya suaminya. Dada Maya masih naik turun kedua tangannya berdecak pinggang.

“Biarin!!biarin biar tetangga pada denger! Biar mereka tahu betapa Jengkelnya aku sama anak kamu itu yang tidak tahu diri! Pokonya aku mau! Mas tidak memberikan uang padanya sepeserpun! Sampai aku lihat Mas kasih dia uang diam-diam! Awas saja kamu mas!” Ancam Maya pada suaminya itu.

Herman yang dasarnya tidak berani pada Maya hanya manut saja apa yang Maya katakan. “Iya Maya, mas sudah tidak ngasih intan uang. Tapi Mas juga pengen tahu kenapa kamu sampai semarah ini dengannya!” Ucap Herman pelan-pelan, dia tidak mau istrinya nambah marah-marah lagi.

“Anak kamu itu sombong mas! Pokoknya saya kesal dan jengkel sama dia!” Maya mengatur nafasnya yang tengah menggebu-gebu lalu berpikir niat yang licik. “Mas! Pokonya mas tidak boleh ikut campur apa yang aku buat! Mas cukup diam saja! Atau mas ke ladang sana gih! Buat nyari singkong buat mas Makan! Soalnya aku cuma bisa beli tempe! Dan ini tempe buat makan aku sama Mila doang! Mas nyari makan sendiri sana di ladang!” Usir Maya pada suaminya itu.

Herman terkejut dengan ucapan sang istri yang lolos tanpa beban itu. Sungguh teganya dia meminta suaminya untuk mencari makan sendiri padahal semua uang penghasilan suaminya Maya bawa sendiri. Dan Herman hanya disisakan uang sebesar lima puluh ribu untuknya.

Uang lima puluh ribu itupun habis untuk bensin bulak baik mas Herman ke pabrik. Dia sampe tidak mampu beli rokok dan kopi pun tidak pernah dia minum setiap pagi seperti biasanya. Tapi untungnya, kemarin Intan membelikan Herman kopi, jadi Herman mulai bisa menyeduh kopi lagi. Tak hanya itu, Intan juga memberikan ayahnya uang lima puluh ribu buat beli bensin.

Setelah mengusir suaminya, Maya lalu cepat-cepat memasak. Dia memasak tempe kecap karena masih ada sedikit kecap di botol. Dan dia memasak dengan buru-buru agar sebelum Intan datang semua masakan nya telah selesai.

“Nahh!!!Semuanya sudah beres!saatnya, aku mencabut tabung gasnya! Biar anak sialan itu! tidak bisa memasak di dapurku! Enak saja dia, mau masak pakai tabung gas yang aku beli! Ck, rasain kamu Intan! Biar makan tempe mentah sama kangkung mentah kamu!biar kayak kambing!!” Ucap Maya sambil tertawa sendiri.

Lalu dengan cepat dia menyembunyikan tabung gasnya di belakang lemari besar. Dia juga menutup dengan kain agar Intan tidak melihatnya. Tak hanya gas, dia juga memasukan semua perbumbuan yang dia beli agar Intan tidak bisa memakai nya, minyak goreng juga dia umpatkan.

“Mampus kamu intan!!” Ucap Maya berlalu pergi ke kamarnya setelah masak, Dia akan melajutkan tidurnya kembali sambil menunggu Intan untuk datang.

Sementara Intan yang masih di jalan bertemu dengan Tante Santi juga Dedek Tata, anaknya tante Santi yang masih berumur empat tahun itu.

“Kamu kenapa bawa tempe sama kangkung intan? Kamu mau masak?” Tanya Tante Santi, yang melihat tas belanjaannya Intan.

“Iya tante, Intan mau masak tempe sama Kangkung, niatnya Intan mau masak tempe tepung sama kangkung saus tiram.” Ucap Intan, dia juga baru datang dari warung buat beli perbumbuan.

“Enak itu Tan, gimana kalau kamu masaknya bareng di rumah tante saja? Tante juga mau masak ayam goreng sama bikin lalapan sambal tomat juga. Kalau kangkung kamu di pecel lebih enak Tan, mau ngak sayang?” Tawar Tante Santi. Intan masih memikirkan penawaran tante Santi itu, dia juga mau main ke rumah Tantenya itu.

“Mau ya! Biar tante yang masak! Kamu jagain Dedek tata ya! Soalnya tante pengen masak tapi riwed kalau sambil ngajak tata! Kamu tau kan, dari dulu tante ini suka masak! Tapi semenjak tata jadi toddler dia sering ngerecokin masakan tante.” Kata Tante Santi yang curhat kepada Intan. Intan yang merasa iba dan pengen ngasih tantenya me time juga, jadi setuju untuk masak bersama di rumah tantenya.

Sementara di tempat lain,Herman tengah berjalan kaki ke ladang, tak disangaka dia menemukan seorang konten kreator yang tengah membagikan makanan di minggu pagi ini. Kreator cantik itu membawa sekotak nasi berisi lauk ayam bakar dan sup jagung. Dia membagikan dengan bergilir kepada setiap orang yang membutuhkan.

Termasuk Herman yang tengah membawa cangkul itu. Dia juga mendapatkan sekotak nasi dan air minelar serta uang lembaran berwarna merah tertempel di tutup kotak nasinya dengan dilapisi oleh kertas plastik.

“Terimakasih mbak” Ucap Herman lesu. Dia tidak menyaka jika kehidupan nya jadi seperti ini. Dulu dia termasuk orang berada di desanya, dan ayahnya juga orang yang di segani di desanya. Namun, kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat. Sungguh malang nasib Herman sekarang.

Dia tidak membawa kotak nasi itu pulang, Herman memakannya sendiri di kebun, jika dia membawa kotak nasi ini pulang. Sudah dipastikan dia hanya akan mendapatkan tulang ayamnya saja.

Pukul sudah menujukan 09.00 Intan dan Herman tidak sengaja berpapasan di jalan. Intan tidak menceritakan soal dia yang baru datang dari rumah Tante Santi. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah bersama, Intan tidak lupa mengucapkan salam sebelum masuk rumah.

Mereka berdua melihat Maya dan Mila dengan ekspresi wajah yang ogah-ogahan makan dengan lauk tempe kecap saja. Wajahnya mereka sama sekali tidak mencerminkan rasa syukur atas makanannya.

“Kemana kamu baru pulang? Lupa jalan pulang? Apa tempenya kamu jual lagi biar uang nya bisa buat, jajan besok di sekolah unggulan itu?ckck” Maya masih bisa meledek Intan. Mila juga tertawa saat mamanya meledek orang lain, memang sebelas dua belas mereka berdua.

“Mending kalian urusin, urusan perut kalian sendiri saja! Urusan perut ku biar aku yang urus! Dan kamu Mila, kamu banyak-banyak makan protein ya! Biar volume otak mu keisi sama gizi! Kasihan soalnya masih muda! “ Ucap Intan, dia berlalu pergi menuju kamarnya.

“Sialan kamu ya! Intan! Awas saja kamu nanti! Habis kamu di tangan ku! Dasar anak sok pintar!!” Teriak Mila yang tidak terima dengan ucapan saudara tirinya itu.

1
Diajeng Ayu
alah taik" naif bgt jdi orang cih
Nadira Bugis
kapan updet lagi thor
Tu_
Menarik
Tu_
kok jadi ibu mertuanya? ibu tirinya kali thor!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!