Aku terpaksa mengikuti permainan orang orang kaya dengan meminum satu botol wiski demi uang untuk operasi jantung adikku.
Siapa sangka setelah itu aku terbangun di pagi harinya sudah kehilangan kesucianku, dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa pria yang sudah menodaiku.
Dengan berlinang air mata, aku kabur dari hotel menuju rumah sakit. Aku menangis sejadi-jadinya untuk menghilangkan sesak di dadaku.
Aku Stevani Yunsu bukanlah wanita murahan. Apakah pria itu akan bertanggung jawab atas perbuatan malam itu?
Ikuti cerita novelku...🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikahlah Denganku...
Dua jam sebelumnya...
Alex baru saja mendapatkan informasi sedikit tentang Stevani. Ia mengetahui jika wanita yang sedang dicari Zionel ternyata sedang berada di rumah sakit menunggu adiknya melakukan operasi jantung.
Alex menghampiri Zionel di ruang kerjanya, dan mengatakan jika Stevani berada di rumah sakit.
"Kau yakin?" tanya Zionel.
"Tentu pak, operasi Zaline Yunsu dilakukan hari ini. Tapi aku belum selesai mencari informasinya lagi." jawab Alex.
"Lupakan dulu, kita ke rumah sakit sekarang." ajak Zionel.
"Anda belum makan siang pak Zio."
"Aku tidak lapar Lex. Saat ini yang aku inginkan adalah menemui wanita itu. Cepatlah... kita ke rumah sakit sekarang."
Zionel melangkahkan kakinya keluar ruangan, seketika Alex mengikutinya. Dan saat sampai di perusahaan Zionel justru mendapati adegan yang tidak ia inginkan. Wanita yang ia cari sedang di paksa oleh seorang pria.
Zionel dan Alex terus mendengarkan pembicaraan mereka. Keduanya akhirnya tahu, pria itulah yang bernama Dani, anak dari anggota dewan kota X yang sedang memanfaatkan keadaan. Zionel dengan geram meminta cek pada Alex lalu menuliskan angka yang fantastis. Ia segera menghampiri mereka dan ingin segera menjauhkan Stevani dari pria itu.
Zionel sangat terkejut karena pada kenyataannya Stevani melupakannya, melupakan malam panas mereka. Dan disinilah Zionel sekarang sedang memperhatikan Stevani berbicara dengan Dokter yang menangani operasi adiknya.
*****
"Bagaimana Zaline dok?" tanya Stevani.
"Operasinya berjalan dengan lancar, tapi keadaan nona Zaline sangat lemah saat ini." jawab dokter Mark membuat Stevani sedih.
Bu Yoyoh terus mengelus punggung Stevani agar tenang.
"Jadi apa maksudnya dok?" tanya Stevani lagi.
"Nona Zaline harus tetap berada di ruangan intensif kurang lebih dua sampe tiga minggu. Dan selama itu, keluarga atau siapapun tidak diperkenankan melihatnya. Ketenangan pasien sangat mempengaruhi kesehatannya, ia tidak boleh mendengar suara suara dari luar yang akan mengganggu pikirannya."
"Jadi aku sama sekali tidak bisa melihatnya dok?"
Dokter Mark menganggukkan kepalanya. "Mohon bersabar nona Vani, ini yang harus kita lakukan saat ini. Nona Zaline akan segera dipindahkan ke ruangan intensif."
Dokter Mark menepuk pundak Stevani lalu meninggalkannya. Air mata Stevani tumpah, ia sangat mengkhawatirkan keadaan Zaline saat ini.
"Ya Tuhan... Zaline..."
"Sabar non, ibu yakin non Zaline akan segera sadar dan sehat lagi." kata bu Yoyoh.
"Aku tak bisa melihatnya bu, ini hukuman terberat dalam hidupku." jawab Stevani sambil terisak.
"Berdoa saja pada yang kuasa, neng Zaline itu sangat kuat. Pasti ia akan sembuh seperti sedia kala."
Stevani menganggukkan kepalanya, ia memegang kepalanya yang tiba tiba sakit. Pandangannya menggelap.
"Neng...!!!"
Hanya jeritan bu Yoyoh yang terakhir Stevani dengar sebelum akhirnya jatuh pingsan.
*****
Zionel berlari saat melihat wanita itu jatuh pingsan. Tanpa ragu ragu, ia mengangkat tubuh wanita itu lalu berteriak meminta pertolongan. Beberapa perawat mendekati mereka dan segera menunjukkan ruangan untuk mereka.
Zionel segera membawa Stevani menuju ruangan perawatan. Seorang dokter berlari masuk ke dalam ruangan lalu memeriksa keadaan Stevani. Sedangkan salah satu perawat mulai memasang selang infus di tangannya.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Zionel setelah melihat dokter itu selesai memeriksa keadaan Stevani.
"Pasien stres dan kelelahan. Sepertinya ia juga belum mengisi perutnya dengan makanan. Anda tak perlu khawatir tuan, ia hanya butuh istirahat saja."
Zionel menghela nafasnya. "Puji Tuhan, syukurlah. Terima kasih dok."
Dokter itu mengangguk lalu meninggalkan mereka. Zionel keluar dari ruang perawatan menemui Alex dan bu Yoyoh.
"Bagaimana neng Vani tuan?" tanya bu Yoyoh.
"Ia baik baik saja hanya butuh istirahat. Ibu siapanya wanita ini?" tanya Zionel.
Bu Yoyoh mengerutkan keningnya. "Bukankah seharusnya yang bertanya adalah ibu."
"Oh maaf bu, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Zionel Cruise, dan ini asistenku Alex Rudiart. Aku kenalan wanita ini. Ah maksudku nona Stevani."
"Oh jadi tuan mengenali neng Vani. Aku bu Yoyoh, tetangganya neng Vani yang sudah seperti ibunya sendiri."
"Oh bu Yoyoh, jadi apa yang terjadi pada operasinya bu?" tanya Zionel.
"Ya Allah... ibu melupakan neng Zaline. Tuan tolong jaga neng Vani sebentar. Ibu akan segera kembali." jawab bu Yoyoh seraya meninggalkan Zionel dan Alex.
Zionel dan Alex saling bertatapan.
"Coba cari tahu apa yang terjadi Lex." perintah Zionel.
"Anda yakin tetap disini?" tanya Alex.
Zionel mengangguk. "Wanita itu belum sadarkan diri Lex."
"Baiklah aku akan segera kembali." jawab Alex seraya meninggalkan Zionel.
Zionel kembali ke ruang perawatan. Ia berdiri di samping Stevani lalu melipat kedua tangannya di depan. Pria itu menatap Stevani yang sedang terbaring lemah disana. Ia menatap dari kepala hingga ke bawah. Setiap senti pandangannya selalu teringat bagaimana ia melakukannya semalam.
Tiba tiba adik kecilnya terbangun saat mengingat apa yang terjadi pada mereka di atas ranjang itu. Zionel mengumpat begitu banyak.
"Adik kecil, kau terbangun di saat yang tidak tepat. Tidurlah lagi..." perintahnya seperti orang gila.
Tapi adik kecilnya meronta tak mau mendengarkan ucapannya. Saat Zionel menatap bagian inti Stevani yang tertutup selimut, ia justru mengingat dengan jelas bagaimana adik kecilnya itu meluncur bak rudal balistik.
"Sialan... apa sekarang otakku dipenuhi dengan pikiran kotor? Mengapa hanya dengan memandang tubuhnya saja, aku bahkan menginginkannya? Sadarlah Zionel Cruise, ini seperti bukan dirimu. Dimana kendalimu saat bertemu seorang wanita, mengapa kau kehilangan kendali lagi saat ini?" pikir Zionel kesal.
Zionel tak ingin melanjutkan kegilaannya lagi, ia membalikkan tubuhnya dan bersiap meninggalkan ruangan itu lagi. Tapi ia terkejut saat mendengar teriakan Stevani.
"Zaline...!!!" teriak Stevani seraya duduk di tempat tidurnya.
Zionel membalikkan tubuhnya dengan cepat lalu menghampiri wanita itu.
"Kau baik baik saja? Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Zionel.
Stevani menatap ruangan. Ia kebingungan mengapa berada di ruangan itu dengan tangan yang sedang diinfus.
"Dimana Zaline, apa yang terjadi padanya?" tanya Stevani.
"Tenanglah nona, bu Yoyoh dan asistenku sedang melihat keadaannya. Berbaringlah lagi..." pinta Zionel.
"Aku juga harus melihatnya sebelum dipindahkan ke ruangan perawatan intensif. Bawa aku keluar tuan, aku mohon..."
"Keadaanmu masih lemah, kau tidak bisa menemuinya sekarang. Tenanglah nona..."
"Aku ingin melihatnya sekarang." Stevani memaksakan diri, ia berusaha melepaskan selang infusnya.
Seketika Zionel menahan tangannya. "Jangan bodoh, jika kau sakit bagaimana kau bisa menemui adikmu. Jika kau menyayanginya, bukankah kau harus melihatnya dalam keadaan sehat bukan pucat seperti ini." bentaknya.
"Ini bukan urusan anda tuan... Biarkan aku melihatnya sebentar." bentak Stevani.
"Mulai sekarang menjadi urusanku, urusanmu adalah urusanku. Kita tak bisa menjadi orang lain lagi. Kau dengar itu..."
Stevani terkejut, ia menatap pria itu dengan penuh tanya. Tapi ia teringat uang yang pria itu berikan pada Dani.
"Aku akan mengganti uang anda, aku janji akan melunasinya."
"Menikahlah denganku..." pinta Zionel.
Stevani kembali terkejut mendengar ucapan Zionel.
"Bukan menikah dalam arti sebenarnya." sambung Zionel.
*****
Happy Reading All...
Mohon maaf akan dilanjutkan besok 🙏🏻🤗