Hanya karna sebuah jabatan sang suami berubah drastis. Hidupnya yang dulunya penuh dengan keharmonisan kini menjadi sebuah neraka untuknya. Dan hadirnya orang ke tiga membuat dirinya teruji kesabarannya. Namun dirinya tetap bersikeras mempertahanankan hubungannya. Namun lagi-lagi sang suami berbohong membuatnya menyerah dan memilih pergi dari kehidupannya.
Disisi lain nampak seorang lelaki yang sedang memperjuangkan cinta di masa lalunya. Namun sang perempuan tak pernah mau mencoba membuka hatinya karna trauma di masa lalu,membuatnya harus bersabara dengan cintanya..
Adakah kebahagiaan yang akan mereka Raih atau semua keinginan dan cita-citanya hanya Fatamorgana ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30
"Kejujuran yang ingin diungkapkan namun hati ragu tuk menyatakannya,Ada perasaan Bimbang namun semua adalah resiko"
……Sny
****
"Ada apa? " tanya Riko saat menatap delia yang sedang terdiam
"Sejak kapan pulang?" Tanya delia menatap sang suami, riko.
Lalu berdiri mengambil tas yang ada ditangan riko
"Baru aja " jawab riko sambil membuka kancing bajunya
"Owh.. " Jawab Delia hanya ber"O" riah saja
Delia langsung berjalan kearah dapur mengambilkan air putih
"Siapa yang datang del..?" Tanya riko saat melihat beberapa minuman kaleng diatas meja
"Itu joko,dinda dan para karyawan lainnya datang kesini mas " Ucap delia dengan membawa gelas yang berisikan air putih
Riko yang mendengar jawaban delia pun tersenyum sembari mengusap dadanya
"Ada apa ?" Tanya delia saat melihat wajah riko yang tersenyum
"Gak kok sayang" Jawab riko dengan mendekatkan kepalanya mencium kening delia
Terlihat wajah pucat pasi sang suami.. Delia yang menaruh kecurigaan cepat ia hilangkan dengan senyuman yang palsu
***
Hari demi hari dilewati..Delia yang telah kembali ke tokonya dan Riko yang sibuk dengan pekerjaan namun tak melewatkan keromantisan antara riko dan juga delia. Semenjak Delia kecelakaan riko selalu memperhatikan bagaimana sang istri, seperti saat ini riko yang selalu mengikuti langkah kaki delia yang sibuk membantu para karyawannya menyiapkan pesanan para pelanggan
Delia yang merasa risih pun mulai menegur Riko sang suami
"Mas..! " Panggilnya saat langkah kakinya ingin maju namun melihat bayangan sang suami
Namun yang dipanggil tetap tidak mendengar dan tetap melangkahkan kakinya
" Mas tolong dong berhenti.. Istirahat saja di ruangan ku jangan selalu mengikuti ku seperti ini. Gak enak di lihat sama yang lain " ucapnya menghentikan langkah kakinya menatap Riko
Riko terdiam dan melangkahkan kakinya kearah kursi yang tak jauh dari Delia yang berkerja membantu karyawannya
Delia sibuk membantu sedangkan riko duduk terdiam menatap sang istri
Delia pun berjalan ke arah riko yang sedang duduk dengan membawa nampan yang berisikan camilan serta satu gelas kopi hitam
"Diminum dulu mas .." ucap delia dengan meletakkan nampan dimeja dekat kursi yang sedang riko duduk'i
Riko tersenyum menganggukkan kepalanya Lalu menyeruput kopi yang delia siapkan
"Terimakasih " ucap riko menatap sang istri
Delia pun tersenyum
"Aku tinggal dulu ya, Tinggal cek kemasan kok, bentar lagi selesai dan langsung pulang kita" ucap delia menatap riko
"Iya sayang.." jawab riko dengan tangan yang memegang roti lalu ia masukkan dimulutnya
Delia pun tersenyum menatap riko lalu melangkahkan kakinya kearah pengemasan
"Semua udah beres bu..tadi sudah saya cek dan semuanya aman." ucap Suci
Delia tersenyum lalu..
"Terimakasih suci..sekarang kamu istirahatlah " ucap delia menepuk pundak suci
"Baik buk " jawab suci lalu berjalan meninggalkan delia
Delia tersenyum menatap semua karyawannya yang kompak membantu dan tak lupa ada canda tawa dalam pekerjaan
"kalian sambil makan juga agar perut kalian tidak demo " ucap delia tersenyum saat mendengar bunyi yang ia yakini bunyi cacing diperut
"Ehhh .. hahaha" bunyi suara para karyawan tertawa saat mendengar ucapan delia
" Dih ibuk bisa aja " jawab satu dari para karyawan
"maka dari itu kamu makanlah.. Bunyi di perut mu dapat ibu dengar " ucap delia tersenyum
Delia tersenyum lalu melangkahkan kakinya ke arah luar
Delia menatap punggung riko dengan wajah yang tersenyum. Ia bahagia dengan sikap riko yang berubah drastis. Riko yang nampak lembut penuh kasih sayang dan selalu ada untuknya
Kakinya ia langkahkan ke arah riko yang nampak sedang menelpon seseorang
Namun senyum itu pudar saat mendengar ucapan Riko yang terakhir kalinya.. dadanya sakit seakan banyak sembilu yang tertancap..