[SUDAH TERBIT]
Ingin beli, chat me atau DM di @diagaa11
Dengan sengaja aku menggantikan kakakku di hari pernikahan kakakku. Namun pada akhirnya aku kehilangan pria yang kucintai, inikah karma?
***
Zora: Aku ini istrimu apa peliharaan yang selalu di kurung?
Gavin: Sekali kau menjadi milikku, jangan berharap orang lain bisa menyentuhmu
Cek lanjutannya...
Note: Part tidak lengkap karena untuk kepentingan penerbitan.
#My Third Novel#
Ig: @diagaa11
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DiAgaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," elak Bryant
"Jangan pura-pura! Aku tau kalau kau yang menyembunyikan Zora," ucap Gavin
"Apa sih Vin, aku nggak ngerti," elak Bryant
"Gadis yang semalam kamu peluk di pesta itu Zora kan?" tanya Gavin
"Oh tidak, dia itu temanku. Marganya Lee," ujar Bryant
Aduh keceplosan - Batin Bryant
"Andy, coba cari nama Zora Lee," ujar Gavin
"Baik boss," jawab Andy
Setelah beberapa menit bermain dengan laptop khususnya, Andy menemukan sesuatu.
"Bos, ada gadis bernama Zora Lee. Aku juga menemukan beberapa data tentang dia," ucap Andy
"Lihat, kau yang katakan atau aku yang mencari tau sendiri!" tegas Gavin
"Ba baiklah, coba kau lihat di taman kota. Biasanya jam segini ia ada di sana," ujar Bryant
Gavin pergi meninggalkan Bryant tanpa sepatah katapun. Ia pergi bersama Andy menuju taman kota.
*****
Di Taman Kota
"Andy, kita berpencar! Aku ke sana, kau ke sana! Jika menemukan Zora, segera hubungi aku!" tegas Gavin
"Ok boss," jawab Andy
Gavin dan Andy berpencar mencari Zora berharap agar masih bisa bertemu Zora. Gavin mulai merasa lelah karena sudah cukup lama berputar-putar di Taman.
"Huh... Kau di mana Zora?" keluh Gavin
Gavin melihat beberapa anak kecil yang sedang beli es krim di gerobak es krim di depannya. Gavin melihat ada beberapa wanita yang juga membeli es krim.
"Hmmm... Jika saja Zora di sini, pasti dia se umuran gadis itu," gumam Gavin
Gavin mulai putus asa mencari Zora yang tak kunjung ketemu.
"Thank you sir," ujar Zora
"Ur well,"
Zora berbalik sambil menikmati es krim conenya. Ia mencari tempat duduk, namun ada anak kecil yang tak sengaja menabrak Zora hingga Zora sedikit kehilangan keseimbangan.
"Ohh..." kaget Zora
Bugg...
Zora hampir jatuh namun ada seseorang yang menolong Zora, hingga Zora jatuh ke pelukannya.
"Thank you sir (terima kasih tuan(," ucap Zora
"You're welcome, next time be careful miss (sama-sama, lain kali hati-hati nona)," ucap Gavin
"Ga Gavin?" kaget Zora
"Zo Ra? Zora?" kaget Gavin
Zora secepatnya berdiri dari pelukan Gavin. Ia segera pergi dari Gavin, belum sempat berjalan jauh, Gavin sudah menarik tangan Zora.
"Zora jangan pergi!" pinta Gavin
"Nggak mau, lepasin aku!" pinta Zora
"Nggak, kita harus pulang!" tegas Gavin
"Nggak mau! Lepasin aku," kesal Zora
"Aku nggak perduli, kita harus pulang! Cukup main-mainnya!" kesal Gavin
"Lepasin aku! Ini yang buat aku benci sama kamu! Kamu selalu semaunya sendiri, kamu selalu paksa aku untuk semua kemauan kamu!" kesal Zora
"Kamu? Benci denganku?" kaget Gavin
"Iya aku benci, kamu udah hancurin hidup aku tau nggak! Aku mohon, kalo kamu nggak bisa perbaiki hidupku, jangan hancurkan masa depanku!" kesal Zora
Gavin terdiam karena kata-kata Zora, ia sejenak berpikir. Apakah salah jika ia hanya ingin melindungi Zora selama ini? Sedangkan Zora merasa terlalu terkekang oleh Gavin selama ini. Gavin sedikit menunduk dan melihat perut Zora yang membesar.
"Kamu kenapa? Kenapa perut kamu membesar?" tanya Gavin
Zora hanya diam dan menyentuh perutnya. Ia bingung harus apa.
"Jangan-jangan kamu...." gugup Gavin
"......"
"Kamu hamil?" tanya Gavin
"....."
"Zora apa itu anak kita?" tanya Gavin
"....."
"Zora jawab aku!" pinta Gavin dengan sedikit lembut
"Iya," gumam Zora yang di dengar oleh Gavin
Gavin membelalak tak percaya, Zora hamil? Ia langsung terbayang bagaimana kesulitan Zora saat hamil tanpa suami.
"Zora ayo pulang Zora, biarkan aku juga ikut merawat anak kita. Aku akan berubah dan ayo kita rawat anak kita bersama," pinta Gavin dengan lembut
Zora sedikit goyah dengan permintaan Gavin, namun rasa sakit hatinya belum sepenuhnya hilang. Luka yang pernah di buat oleh Gavin masih membekas di hati Zora.
"Maaf, aku nggak bisa," tolak Zora
"Zora... Ku mohon Zora," pinta Gavin
Zora tak menghiraukan Gavin, ia berbalik dan pergi dari hadapan Gavin.
"Zora!" panggil Gavin
Zora secepatnya pergi, ia masih belum bisa menerima permintaan Gavin. Zora juga butuh berpikir.
.
.
.
.
.
3 Bulan Kemudian
Zora semakin mendekati hari kelahirannya bayinya, sementara semakin dekat hari kelahirannya, Radit menjadi semakin jarang menemui Zora.
"Radit ke mana ya? Kenapa jadi jarang banget ketemu aku sih?" gumam Zora
Radit
Bisa datang ke apartemen aku nggak?
Zora
Kenapa Dit? Ada apa?
Radit
Aku sakit, tolong jenguk aku!
Zora
Oke aku kesana! Kamu butuh apa gitu nggak? Aku bisa bawain dari luar
Radit
Nggak, cukup kamu aja ke sini!
Zora
Ok, tunggu ya!
Beberapa menit Zora di antar oleh sopir suruhan Bryant dan Rose untuk datang ke apartemen Radit.
*****
Di Apartemen Radit
Radit tampak berbaring di atas ranjangnya lemas dengan wajah amat pucat.
"Dit kamu kenapa?" tanya Zora
"Biasa, nggak enak badan dikit lah," ucap Radit sambil tersenyum
"Kamu ini," kesal Zora
"Maaf ya aku suruh kamu susah-susah ke sini, padahal kondisi kamu kayak gini," ucap Radit
"Nggak papa, selama ini kan kalo aku ada apa-apa kan juga kamu yang tolong," jawab Zora
"Kamu duduk sini di sampingku," ucap Radit sambil menepuk-nepuk ranjangnya
Zora duduk dengan susah payah di ranjang Radit, ia memegang tangan Radit yang sudah sedingin es.
"Astaga Radit, kamu yakin nggak papa? Tangan kamu dingin banget," protes Zora
"Nggak papa," jawab Radit lemas
"Kamu kenapa sih?" tanya Zora
"Zora... Kamu apa nggak mau balik ke Gavin?" tanya Radit
Zora terdiam mendengar pertanyaan Radit yang membuatnya teringat saat Gavin memintanya untuk kembali 3 bulan yang lalu.
"Jawab Zora," pinta Radit lemas
"Aku belum bisa Dit," jawab Zora sambil menunduk
"Kenapa? Bahkan jika ini permintaan terakhirku?" tanya Radit
"Kamu ngomong apaan sih? Jangan sembarangan," kesal Zora
"Kenapa? Kamu belum bisa terima Gavin? Atau kamu masih mencintaiku?" tanya Radit
Zora kembali terdiam, untuk saat ini dia sendiri belum tau siapa yang sebenarnya ia cintai.
"Zora... Siapa pria yang kau cintai?" tanya Radit
"...."
"Zora jawab! Kamu jangan diam saja, sampai kapan kamu mau diam?" tanya Radit yang mulai jengkel
"Aku sendiri tidak tau Dit! Aku nggak tau siapa yang aku cintai," kesal Zora
"Tanyakan pada hatimu, siapa yang kamu cintai?" tanya Radit
"Apa bisa?" tanya Zora
"Coba dulu!" pinta Radit
Zora terdiam, ia mencoba bertanya pada hatinya. Siapa yang ia cintai.
"Jadi siapa yang kau cintai Zora?" tanya Radit
"Aku....."
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Happy reading:)
Rasain tuh Vin,saat kamu di tinggal baru kamu tau arti kehilangan dan penyesalan..😡😡