NovelToon NovelToon
Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Cintamanis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: LyaAnila

"Tidak ada pengajaran yang bisa didapatkan dari ceritamu ini, Selena. Perbaiki semua atau akhiri kontrak kerjamu dengan perusahaan ku."

Kalimat tersebut membuat Selena merasa tidak berguna menjadi manusia. Semua jerih payahnya terasa sia-sia dan membuatnya hampir menyerah.

Di tengah rasa hampir menyerahnya itu, Selena bertemu dengan Bhima. Seorang trader muda yang sedang rugi karena pasar saham mendadak anjlok.

Apakah yang akan terjadi di dengan mereka? Bibit cinta mulai tumbuh atau justru kebencian yang semakin menjalar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LyaAnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 26 : Retakan yang Terbuka Kembali

Selena dengan dijemput Rani akhirnya tiba juga di kantor. Ia berdiri cukup lama di depan pintu kantor. Sebenarnya, ia sangat merindukan pekerjaannya tersebut. Namun, dikarenakan ada beberapa hal yang terjadi. Membuat Selena harus istirahat total terlebih dahulu.

Sebelum masuk ke lobby, Selena menarik napas dan membuangnya perlahan. Ia sudah mempersiapkan segala bukti jika ia ditanya bagaimana cerita sebenarnya.

Ketika Selena masuk, banyak kepala yang mulai kembali menggunjing nya. Kali ini bedanya tidak sekeras dulu. Ada yang pura-pura sibuk mengetik padahal tidak sedang mengerjakan tugas, ada juga yang memperhatikan Selena dengan muka yang sinis. Meskipun tidak sesinis dulu.

"Selena," sapa rekan kerjanya. "Udah mendingan?" Ia melanjutkan basa basi.

Selena menoleh, mencari sumber suara yang memanggilnya.

Rekan kerja itu menunjukkan ekspresi yang sulit ditebak.

"Iya udah. Makasih udah peduli, Asti." Jawab Selena seadanya.

Asti pun tersenyum dan segera meninggalkan Selena menuju dapur untuk mengambil cemilan.

Setelah selesai basa-basi dengan Asti. Selena duduk di kursinya. Laptop nya sebagai barang bukti dikeluarkan dari tas dan ditaruh diatas meja. Layarnya dinyalakan. Begitu menyala, menampilkan beberapa dokumen lama yang menjadi sumber malapetaka untuknya.

Namun, ia membiarkan dahulu, ia merasa belum siap untuk membuka apapun terkait kasusnya kemarin.

******

Setelah semuanya sudah tertata rapi di meja kerjanya, terdengar suara langkah sepatu hak tinggi mendekat.

"Selena," panggilnya.

Selena seketika menoleh. Ia mendapati Bu Prita, kepala divisinya sudah berdiri di sampingnya.

"Bagaimana kabarmu, sudah mendingan?" Tanya Bu Prita basa-basi.

Selena hanya mengangguk singkat.

"Kalau gitu, ke ruangan saya sebentar ya. Ada yang ingin saya bicarakan denganmu," pinta Bu Prita.

Setelah Bu Prita meninggalkan meja Selena. Selena segera mengekor Bu Prita. Sesampainya di ruangan Bu Prita, ruangan itu masih seperti biasanya, dingin, mencekam bagi yang mendapatkan masalah.

"Begini Selena. Kamu sudah mendengar perkembangan terakhir dari kasus mu?" Tanya bu Prita.

"Sudah bu. Saya sudah mengetahuinya dari Rani," respon Selena.

"Syukurlah kalau begitu. Tuduhan plagiarisme yang kamu lakukan tidak terbukti. Ada bukti terbaru yang menunjukkan bahwa naskah itu sudah kamu kerjakan jauh sebelum dipublikasikan pihak lain."

Mendengar hal itu, ada rasa lega. Namun, ia tidak boleh senang dulu. Karena, pasti ada kasus lain yang menutupi kasusnya.

"Namun, semua ini belum selesai sepenuhnya. Kita masih harus menunggu hasil lanjutan dari investigasi yang dilakukan." Terang bu Prita.

"Baik bu Prita, saya mengerti. Lantas, apa yang harus saya lakukan setelah ini, Bu?" Tanya Selena sehalus mungkin. Karena ia tidak mau menimbulkan masalah lagi.

Mendengar respon selena. Bu Prita menatap wajah Selena dari atas sampai bawah. Terlihat bahwa raut wajahnya sudah sangat kelelahan.

"Selena, jika kamu masih merasa membutuhkan istirahat. Istirahat lah. Saya memberikan kamu tambahan cuti lagi selama tiga hari." Perintah bu Prita karena iba melihat kondisi Selena.

Selena langsung menolak keras tawaran bu Prita. Padahal, sebenarnya ia masih ingin beristirahat. Tapi kalau diingat-ingat lagi, cacian, makian dan hinaan itu akan terus muncul jika dia dirumah begitu lama.

"Tidak Bu, saya mau tetap bekerja saja. In sya Allah semuanya aman-aman saja Bu," sergah Selena.

"Ya sudah kalau gitu. Tapi kamu harus ingat, jaga dirimu baik-baik." Pinta bu Prita kembali pada Selena.

Selena hanya mengangguk dan ia pun keluar dari ruangan dingin itu. Langkahnya terasa sedikit ringan, meskipun ia sadar bahwa semuanya pasti akan berlanjut. Entah itu kabar baik atau kabar buruk.

******

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rani tiba-tiba muncul dengan meletakkan gelas kopi di hadapan Selena.

"Nih kopi. Kalau cokelat takutnya lu masih trauma," cibir Rani.

"Bisa ya lu inget semua tentang gue," Selena pun kagum dengan daya ingat Rani. Kadang, dia sendiri aja lupa minuman kesukaan nya apa.

Rani terkekeh kecil, ia pun tak menghiraukan perkataan Selena dan kembali ke tempat duduknya di samping Selena.

"Gimana tadi, aman nggak?" Tanya Rani.

"Ya gitulah. Bisa dibilang aman bisa dibilang enggak aman."

"Ya udah sih. Setidaknya semuanya selesai perlahan. Kalau ada apa-apa ngomong sama gue. Jangan sok pengen mandiri. Anjir lah lu. Kalau lu mandiri, gunanya gue di hidup lu apaan, njir."

Selena sangat bersyukur mengenal Rani. Mungkin kalau tidak ada Rani, dia bakal jadi gila.

"Kalau misalkan semua ini bukan hanya sekadar kebetulan aja gimana menurut lu Ran?" Tanya Selena tiba-tiba.

"Uhuk.... Uhuk..... Uhuk..... Apa. Lu bilang apa? Sekadar kebetulan? Emangnya kenapa lu bisa mikir kek gitu?" Tanya Rani lagi. Ia sempat tersedak sedikit dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Selena.

"Iya. Gue ngerasa ada yang ngendaliin semuanya dari jauh. Lu lihat aja. Polanya hampir bersamaan. Mulai dari laptop gue, tuduhan palsu terkait plagiarisme yang nggak gue lakuin. Nah, itu mustahil kalau dibilang sekadar kebetulan."

"Terus, lu lagi curiga sama siapa? Siapa yang akhir-akhir ini deketin lu?" Tanya Rani penasaran.

"Nggak tau sih Ran. Tapi perasaan gue nggak enak banget. Kenapa ya," tanya balik Selena.

"Kalau misalkan emang perasaan lu bilang nggak beres. Berarti memang ada yang nggak beres beneran, Len." Tambah Rani.

Keduanya lalu menyesap kopi masing-masing dan pikiran mereka berkecamuk satu sama lain.

******

Di sisi lain, di kota G di sebuah gedung perkantoran yang bergerak di bidang saham, di atap gedung. Disanalah Gatra berdiri di dekat jendela besar yang menampilkan pantulan dirinya sendiri.

Gawai di sakunya perlahan bergetar. Ternyata, gawai tersebut memberikan sinyal padanya bahwa Selena saat ini sudah masuk kerja.

"Hemthh. Rupanya kau sudah mulai kembali beraktivitas, nona manis," gumamnya.

Gatra tersenyum yang menyiratkan banyak arti. Perlahan ia mulai berjalan menjauhi kaca itu dan duduk di meja kerjanya sambil bergumam.

"Sudah masuk perangkap. Permainan baru saja dimulai, Selena Aria Widyantara."

******

Ketika waktu menunjukkan pukul 16.00, waktu jam pulang kantor tiba, gawainya bergetar pelan karena baru saja ada email masuk.

Lagi-lagi ini yang membuat Selena ketakutan. Tidak ada nama pengirim dan badan email nya tertulis.

"HATI-HATI DENGAN MANUSIA YANG TERLALU TENANG. BIASANYA, KETENANGAN ITU MENYIMPAN KEBENCIAN YANG MENDALAM"

Selesai membaca email itu, jemari Selena tiba-tiba tak bisa digerakkan. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia berusaha memencet tombol tutup email dan segera menceritakan semuanya pada Rani.

"Rani, email itu datang lagi," terangnya.

"Kenapa. Apa isi email itu?" Tanya Rani penasaran.

Selena yang masih syok itu memutuskan untuk tidak memberitahukan isi email itu.

"Nggak nggak, ayo pulang dulu. Udah selesai semua kan. Udah ditutup semua dan disimpan kan?"

Rani mengangguk keheranan.

"Iya udah selesai. Lu kenapa lagi ini. Apa isi email itu?" Rani berusaha menekan Selena supaya ia menceritakan apa isi email itu.

"Ya udah ayo pulang. Gue udah selesai semuanya."

Selena dan Rani pun segera memasukkan perlengkapan mereka seperti laptop, charger dan perlengkapan lainnya.

Sesampainya di basement, keduanya pun buru-buru masuk mobil dan tancap gas meninggalkan gedung yang menurutnya berhantu.

*****

Sedangkan, tanpa mereka sadari. Gerak - gerik mereka telah diawasi seseorang dari balik mobil dengan kaca yang hitam jika dilihat dari luar. Di dalam mobil itu, ada laki-laki yang tak lain adalah Gatra. Ia mengeluarkan gawainya dari kantong dan sedikit mengepalkan tangannya.

"Ternyata energi gadis ini tiada tanding," gumamnya.

"Sangat menarik sekali anda," ia kembali bergumam tak jelas.

"Ayo jalan, ikuti mobil merah itu. Jangan sampai kehilangan jejak."

"Jika kau sampai kehilangan jejaknya. Maka kau hanya pulang tinggal nama." Ancam Gatra pada supirnya.

Dengan segera, supir itu langsung melajukan mobil yang dikendarai nya membuntuti mobil Rani.

Tanpa mereka sadari, satu langkah kecil ini akan membawanya pada kepingan puzzle dari kejadian yang menimpanya. Tanpa ia pahami sepenuhnya.

******

1
Risa Sangat Cuantik
Selena beri pelajaran sama Bhima dengan cara kamu ngga mau menemui dia
Risa Sangat Cuantik
Gara gara omongan Bhima Selena jadi pingsan tuh
Risa Sangat Cuantik
Selena ngga usah pikirkan ancaman Bhima
Risa Sangat Cuantik
Selena jangan jangan yang menuduh kamu plagiarisme teman kantor kamu
Risa Yayang Married
Bhima Selena pasti sakit gara gara ancaman kamu tuh
Risa Yayang Married
Bhima kamu sudah minta maaf tapi Selena ngga mau ketemu kamu
Risa Yayang Married
Bhima kamu tega banget fitnah Selena dan mengancam Selena
Risa Yayang Married
Selena kamu di tuduh melakukan plagiarisme
Risa Cantik Dan Lucu
Selena ternyata kamu suka sama boneka sampai di kamar kost kamu banyak boneka
Risa Cantik Dan Lucu
Bhima percuma kamu menunggu Selena karena dia ngga mau ketemu kamu
Risa Cantik Dan Lucu
Selena kamu sampai pingsan di tempat kerja pasti banyak pikiran
Risa Cantik Dan Lucu
Ternyata berita bahwa Selena melakukan plagiarisme sudah tersebar
Risa Sangat Happy
Selena mending kamu temui Bhima kasihan dia
Risa Sangat Happy
Bhima pasti kamu menyesal telah menuduh Selena
Risa Sangat Happy
Bhima kamu keterlaluan sampai mengancam Selena membuat Selena kepikiran terus
Risa Sangat Happy
Selena kamu sabar dalam menghadapi ujian yang bertubi tubi ya
Risa Imuet
Selena sama Bhima mending kalian bekerjasama mencari orang yang fitnah kalian
Risa Imuet
Bhima sekarang kamu baru menyesal telah menuduh Selwna
Risa Imuet
Kalau Bhima ngga mau membayar biaya kerusakan laptop Selena kasihan Selena kalau bayar pakai tabungannya
Risa Imuet
Selena sama Bhima banyak pikiran karena di fitnah orang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!