Supaya tidak bingung, alangkah baiknya membaca The Mafia Bride 1.
Siena gadis berusia 20 tahun harus merelakan suaminya untuk wanita lain dan takdir mempertemukannya dengan Kenzi. Seorang pria dingin dan kejam membawa Siena ke dalam hidupnya. Perjalanan panjang, lika liku kehidupan dan bayang bayang kematian mengiringi perjalanan hidupnya. Hingga takdir memisahkannya dari Kenzi dan kedua putranya.
Dapatkah mereka bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Target
Ryu terus mendesak Siena untuk tidak memulangkannya ke Indonesia. Dia memberikan penjelasan bahaya narkotika. Akhirnya Siena mengalah demi keinginan putranya untuk mengembalikan Ayahnya seperti dulu. Namun Siena memberikan syarat pada Ryu untuk tidak memintanya kembali pada Kenzi.
Malam ini adalah malam istimewa bagi organisasi Crips, malam ini mereka mengadakan pesta atas kemenangannya dalam mengambil satu wilayah. Di club milik organisasi itu akan mengadakan pesta sex dengan di datangkannya wanita wanita cantik yang akan memeriahkan acara itu menurut informasi anak buah Siena.
Malam ini, Siena memutuskan untuk datang bukan sekedar menghadiri pesta itu. Tapi Siena memiliki target yang dia incar, Livian. Ya, Livian target pertama Siena untuk di bunub malam ini. Malam ini Siena tampil beda, ia menggunakan make up supaya tidak di kenali, mengenakan gaun hitam panjang dengan belahan sepaha memperlihatkan kulitnya yang putih mulus. Rambutnya terurai panjang sepinggang, menggunakan high heel. Tidak lupa ia menyelipkan senjata rahasia di balik pakaiannya.
Tepat pukul 21,10
Siena bergegas keluar rumah menggunakan mobilnya segera meluncur ke Club Dragon fly 21.
***
Sesampainya di Club itu ternyata khusus untuk undangan dari organisasi itu saja, beruntung Siena berhasil merayu penjaga club, dan ia di perbolehkan masuk. Langkah kakinya anggun, cara berjalannya melenggok bak model papan atas. Matanya ia edarkan ke seluruh ruangan, nampak pria dari kalangan atas maupun bagian dari organisasi itu tengah duduk menikmati minuman beralkohol memperhatikan para penari telanjang. Para pelayan club sibuk mondar mandir mengantarkan berbagai minuman beralkohol.
Langkah Siena terhenti saat melihat pria yang menjadi targetnya tengah duduk sendirian menikmati minumannya. Siena tersenyum menyeringai menatap Livian.
"Livian.."
Siena berjalan mendekati Livian lalu duduk di pangkuannya. Livian terkejut melihat wajah cantik di hadapannya.
"Hei sayang, kau siapa?" tanyanya menyentuh pipi Siena.
"Evil." Bisik Siena di telinga Livian. Jijik dan marah, ingin rasanya ia menghantamnya saat itu juga, namun ia tidak mungkin melakukannya di tempat itu.
"Evil?" Livian menarik wajahnya menatap Siena. "Secantik kau, namanya menyeramkan." Livian menggoda Siena.
Siena tertawa kecil manja dan menggoda, sesekali ia mengerlingkan matanya menatap Livian.
"Apa sayang?" tanya Livian pura pura tidak tahu kalau Siena mengajaknya kencan.
"Di sini kurang romantis sayang." Bisiknya dengan manja, menjulurkan lidahnya ke telinga Livian.
Tawa dan suara manja Siena membuat hasrat libidonya mulai terangsang. "Oke, kau mau di mana?" tanya Livian.
"Aku ada tempat yang nyaman untuk kita habiskan malam berdua sayang," sahut Siena manja.
"Oke, tunggu sebentar." Livian berdiri, lalu berjalan menghampiri salah satu anak buahnya.
Sementara Siena duduk memperhatikan, tanpa sengaja ia melihat Kenzi tengah duduk bersama Laila di pojokan, lampunya sedikit temaram membuat ia membulatkan matanya untuk melihat mereka berdua. Ingin rasanya ia menyeret Laila dan Kenzi saat itu juga. Namun ia tidak ingin gegabah, malam ini targetnya Livian.
"Sayang, ayo berangkat sekarang."
Siena menganggukkan kepala, lalu berdiri menggandeng tangan Livian dengan manja. Mereka berdua melangkah bersama mendekati Laila yang tengah memberikan obat obatan pada Kenzi.
"Kau mau kemana?" tanya Laila pada Livian, lalu menoleh ke arah Siena yang menyandarkan kepalanya di dada Livian. Laila sama sekali tidak mengenali wajah Siena selain pencahayaan yang redup dan wajah Siena yang terlihat lebih cantik.
Siena hanya diam bibirnya tersenyum, namun matanya terus menatap Kenzi yang mulai mabuk dan berhalusinasi. Ia melihat Kenzi memeluk erat Laila dan menciumnya. Kemudian Livian mengajak Siena meninggalkan club. Dengan dada yang bergemuruh menahan rasa marah dan cemburu menjadi satu, ia mencoba untuk tenang meski hatinya sakit.
"Aku tahu kau kecanduan obat, tapi mengapa tidak sedari awal kau menolaknya." Gumam Siena dalam hati.
aq slah dtu reders yg hoby membca novel tentang mafia tpi kli ini aq bru menemuka kisah mafia yg tak pernah membosankan untuk di bca krna alur dan crtanya sngat bgus dan ke'ren.. smgantt dan trus brkarya author ku syank ummaccc😘