Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 Monster Hunting (2)
"Kita harus berada di sisi Lancaster, sepertinya calon Putri Mahkota sudah diputuskan."
"Jadi rumor kedekatan Lady dengan pria lain itu salah?"
"Apa kamu tau, pria yang mendekati Lady Winter adalah Lord Kayleigh! Sudah pasti dia hanya ingin mencoba bermain dengan gadis itu seperti biasanya."
"..Tapi bukankah Lady juga dikatakan dekat dengan Sir Alex?"
"Wah, Sir Alexander dari ksatria suci? Padahal, dia terlihat seperti ksatria lurus tanpa dosa."
"Yah, bukankah hal ini wajar. Dengan wajah secantik itu pasti banyak pria yang mencoba mendekatinya. Jika aku belum menikah, aku pasti akan mencoba mendekatinya juga, hehe."
"Dasar mulut besar! Mana berani kamu mendekati putri Lancaster!"
"Tapi satu hal yang pasti. Siapapun yang mendekatinya, dia akan tetap menjadi milik Putra Mahkota."
Suara-suara obrolan disekitarnya membuat Kayleigh muak. Orang-orang tidak menyadarinya karena Kayleigh menggunakan sihir ilusi untuk merubah penampilannya dihadapan orang lain.
Dia masih tahan saat melihat adegan drama yang dipentaskan oleh Winter dan Harry. Namun gosip para bangsawan disekitarnya membuat dia melangkahkan kaki dari keributan itu.
Di kejauhan dia melihat sosok yang tidak asing sedang memejamkan matanya di bawah pohon. Melihat tidak ada siapapun, dia berubah kembali menjadi wujud aslinya dan mempercepat jalannya.
Ketika dia akan mengibarkan tangannya di wajah Aries, seketika tangan Aries terangkat dan menarik tangan itu dengan kuat.
"....Lord Kayleigh?"
"Duke Lancaster akan mengeluarkanmu jika dia tau kamu tidur di sini."
"Ada seorang atasan yang menyuruh saya mencari informasi tambahan tentang guild pembunuh bayaran saat malam, jadi mau tidak mau saya harus meluangkan waktu untuk beristirahat di saat seperti ini."
Kayleigh terkekeh mendengar perkataan Aries. Aries yang terlihat kesal mengamati penampilan Kayleigh.
Di balik baju formalnya, Kayleigh mengenakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Bahkan jubah itu menutupi sebagian besar kepalanya, hanya tersisa wajah putih Kayleigh.
"Tapi mengapa Anda mengenakan ini? Apakah Lord ingin kabur?"
"Aku hanya tidak ingin berakting hari ini. Tapi aku harus datang menggantikan ayah dan kakak sebagai perwakilan Sigrid."
"Ah, saya kira Anda kabur karena tidak ingin bertemu dengan Lady Win-"
"Aries!!!"
Suara melengking tajam terdengar dari kejauhan. Mengenali suara itu, Kayleigh segera bersembunyi dibalik pohon besar.
Menyadari kesulitan tuannya, Aries melangkah beberapa kali supaya Winter tidak terlalu dekat dengan pohon itu.
"Mengapa Anda keluar sendiri, Lady? Sepertinya acaranya belum selesai."
"Ssttt, aku punya sesuatu untukmu."
Dibalik lengan gaun yang menjuntai, Winter mengeluarkan kantong berisi beberapa biskuit.
"Maaf, aku tidak mengira acaranya akan lama hingga melewati jam makan siang. Kamu pasti lapar. Ambillah, Aries."
"Saya tidak lapar, Lady. Tapi terima kasih atas perhatian Anda. Saya akan menerima kue ini."
"Ya! Kuenya sangat enak. Mereka bilang kepala pastry kerajaan langsung yang membuat kue-kue ini. Ah, tapi jangan sampai Sia tau. Nanti dia akan mengomel karena aku hanya memberikannya kepadamu."
"Seharusnya Sia tidak boleh iri, dia selalu menghabiskan kue saya yang dibawakan oleh Lady. Aku akan memamerkan kue yang enak ini!"
"Apakah kamu sedang merencanakan balas dendam, Aries? Aku tidak percaya kamu berubah seperti ini!" Aries terkekeh mendengar perkataan Winter.
Kayleigh yang mendengarkan perkataan mereka ikut tertawa pelan melihat tingkah Winter. Dia sekarang memahami sepenuhnya mengapa hati Aries mudah tergerak saat bersama Winter.
"Ngomong-ngomong Aries, sepertinya masih ada waktu sampai acaranya benar-benar selesai. Bolehkah aku meminta tolong padamu?"
"Silakan katakan, Lady."
Winter mengeluarkan secarik amplop berwarna putih dengan lilin merah tanpa lambang apapun. Dia menyerahkan amplop itu kepada Aries.
"Bisakah kamu memberikan ini kepada Lord Kayleigh? Apa kamu ingat dengannya? Kalian pernah bertemu saat pesta terakhir kali. Mereka bilang dia datang di acara ini, tapi aku belum bertemu dengannya."
"Ah, saya mengingatnya. Tapi apakah Lady ingin menyerahkannya secara langsung? Saya akan mencari Lord Kayleigh dan memberitahukan keberadaanya kepada Lady."
Kayleigh yang mendengar namanya disebut, perlahan mengintip ke arah Winter dan Aries. Dia memang tidak ingin terlihat, tapi jika gadis itu ingin bertemu dengannya dia akan menemuinya secara diam-diam.
"Tidak, Jangan!” Winter menggigit bibir bawahnya.
“..Ayah bilang aku tidak boleh menemui Lord Kayleigh. Kamu tau situasiku saat ini, Aries. Aku tidak bisa terlibat rumor dengan siapapun. Tolong berikan saja surat ini kepada Lord Kayleigh," lanjut Winter.
Aries menerima surat itu dan melirik sekilas ke arah tempat Kayleigh berada. Sedikit kekecewaan terlihat dari wajah Kayleigh.
"Baik, saya akan melaksanakan perintah Lady."
"Terima kasih, Aries! Kalau begitu aku akan kembali ke dalam."
"Hati-hati, Lady."
Begitu keceriaan Winter menghilang, Kayleigh keluar dari tempat persembunyiannya. Matanya terpaku pada amplop yang berada di tangan Aries.
"Silakan, Lord."
Tanpa ragu Kayleigh segera membuka surat dari Winter. Aroma bunga mawar mulai tercium dari kertas surat berwarna merah jambu.
Kayleigh menyadari aroma bunga dari kertas surat adalah wangi parfum yang biasa dikenakan oleh Winter. Tulisan indah dan lembut terukir dari setiap kata dan dia membacanya secara perlahan.
Dear Kayleigh
Halo temanku, bagaimana kabarmu?
Ini pertama kali aku menulis surat, jadi sejujurnya aku tidak tau harus menulis apa. Seperti yang kamu dengar, tubuhku tidak begitu sehat. Jadi sepertinya kita akan sulit bertemu ke depannya. Tapi aku ingin mengucapkan terima kasih atas semua bantuanmu selama ini.
Apa kamu ingat bahwa aku masih berhutang sapu tangan? Aku ingin memohon maaf karena aku kehilangan saputangan milikmu. Ini sepenuhnya salahku karena menyimpan barang berharga sembarangan.
Untuk menggantinya aku membawakan sapu tangan yang baru. Agak memalukan memberikan saputangan ini sebagai hadiah karena aku belum lama belajar menyulam. Tapi aku benar-benar ingin memberikan hasil sulaman pertama pada teman terbaikku. Walau sulamannya belum bagus, tolong lihat ini sebagai bentuk ketulusanku.
Dari teman baikmu,
Winter
"Ah...."
Perasaan tergelitik menyelimuti Kayleigh. Dia lalu mengambil sapu tangan yang terselip di bagian dalam amplop.
Sapu tangan berwarna hitam dengan bordiran biru bergambar pedang terlihat. Sulaman itu merupakan lambang keluarga Sigrid. Di pinggirannya yang halus ada ukiran inisial nama K.S. yang sangat cantik.
Faktanya dia sempat iri dengan Putra Mahkota yang mendapatkan sapu tangan dari Winter. Tapi dia tidak mengira akan mendapatkan saputangan juga, bahkan dikatakan sulaman pertama Winter. Itu artinya dia lebih memikirkan Kayleigh daripada Putra Mahkota.
"Apakah tangannya baik-baik saja?"
"Ya?"
"Dia harus menyulam 2 sapu tangan dalam waktu satu minggu. Apakah tangannya baik-baik saja?"
"Pelayannya diam-diam memberikan air suci saat malam. Jadi luka-luka di jarinya sembuh dengan cepat. Sejujurnya akan lebih baik jika Lady diberi kekuatan suci langsung oleh penyembuh. Tubuhnya kelelahan karena harus begadang menyulam 3 saputangan sekaligus."
Aries menghela napas panjang sebelum menyadari suara dingin di sampingnya.
"Tiga sapu tangan?"
"Salah satunya diberikan kepada Sir Alex.. Ah, maaf saya salah bicara." Melihat Aries yang segera menutup tangannya, Kayleigh menatapnya dengan tajam.
"Silakan ambil biskuit ini. Saya akan memberikannya khusus untuk Anda!"
Aries segera memberikan kantong kue di tangannya kepada Kayleigh. Tatapan Kayleigh menjadi lembut dan menerima kantong kue ini.
“Hah, dia bilang hanya berpura-pura mendekati Lady. Tapi lihatlah, dia marah saat Sir Alex juga menerima saputangan. Dan langsung senang setelah menerima kue yang diberikan oleh Lady.”
Aries bergumam pelan sambil menggelengkan kepalanya ketika melihat kepergian Kayleigh dengan senyum di bibirnya.
...-BERSAMBUNG-...
Good luck Lily!