NovelToon NovelToon
GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Pemain Terhebat / Keluarga
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: bungdadan

Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.

Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.

meski demikian, dia seorang yang cerdas.

Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.

Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.

Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.

Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.

Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.

Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAMPIR SAJA

Hampir satu jam lebih Rahma tertidur pulas bersandar di pundak kiriku.

Kereta telah sampai di stasiun Ngawi. Dari tadi aku rasanya sudah planga plongo ingin merokok, namun takut mengganggu Rahma.

Bibir bergetar kecut ingin membakar asap putih aroma terapi.

Bayang-bayang nikmat batangan-batangan rokok sesaat terlukis menyelimuti sadar ku.

Mau ku bangunkan dia tapi nggak enak, kelihatannya masih pulas sekali tidurnya.

Mana bajuku udah basah lagi, kena ilernya.

"Rahmaaa.....rahma, cakep-cakep kok tidurnya ngiler, terpaksa deh aku ngelapin dia !"

"Tuhan, jangan salahkan aku ya ! Ini terpaksa lho...., bajuku basah he he."

Aku mengambil tisu, ku bersihkan sekitaran bibir merahnya sampai tisunya nge cap warna merah bekas lipstik.

Maaf Rahma...

Di sini, di stasiun Ngawi kereta berhenti. Ku lihat bibirmu merah merekah, seperti senja yang baru membakar langit.

Namun kini, noda tipis membayang bekas senyummu yang tadi riang.

Ku usap lembut dengan lembaran tisu putih, sampai membawa pergi warna yang mulai pudar.

Ku bersihkan bibir merahmu dengan sapuan lembut.

Dalam sentuhan ringan, akan kuingat selalu warna ini.

Meski kini warna merah telah memudar, namun tetap terlihat indah.

Tiga lembar tisu bergantian telah ku pakai mengelap daerah bibir dan sekitarnya.

Ku lakukan dengan sangat lembut dan hati-hati, takut dia terbangun.

Padahal tanganku sudah bergerak sangat pelan membersihkan bibirnya, namun tiba- tiba saja kepalanya bergerak dengan sedikit mengangguk-angguk.

Lentik jari jemari indahnya perlahan berangsur naik ke atas dan memegang tanganku.

Diantara jemari yang saling bertautan, terasa hangat bukan sekadar sentuhan.

Sebuah genggaman penuh makna tersimpan, seakan pegangan tangannya berbicara, mewakili isi hatinya.

Tangannya lembut menembus sukmaku. Genggamannya bagai luapan perasaan yang mendalam.

Dalam genggaman, ada permintaan yang terukir. Seakan-akan dia berkata "Aku mencintaimu ."

Dia terbangun dan menatapku. Sorot matanya seperti menyimpan sebuah harapan yang menuntutku untuk mengatakan "Aku juga mencintaimu."

Kami berdua saling tatap-tatapan beberapa detik.

Pegangan tangannya tak mau lepas. Wajahnya bergerak semakin dekat dengan wajahku. Mungkin kalau ini di dunia fantasi sudah ku cium bibirnya.

"Anjriiit....Gile aja lu bro !!! Lu pikir ini film-film norak nggak mutu yang minim kualitas ? bisanya cuma jual sensualitas dan adegan hot !" ; kata hati nuraniku.

Sayangnya ini bukan dunia fantasi, ini bukan film atau novel kualias minimalis. Ini dunia nyata bro ! Neraka urusannya !

Memang aku tak bisa memungkiri, bahwa indah nian parasnya membuat mataku terpaku, hatiku tak berhenti berdebar, ya wajarlah manusia normal.

Tatapan matanya pun telah membius jiwaku, hampir membuatku terjerat pesona si gadis Kroya ini.

Keanggunan wajahnya seperti memiliki mantra, yang bisa membelenggu jiwa.

Namun di balik semua pesonanya, ada jiwa lain yang sampai saat ini ku damba.

Aku hampir tergelincir, terhanyut dalam daya pikat tatapannya.

Namun, nurani telah menyadarkan ku akan kebenaran yang hakikat.

Perempuan, pesona kecantikan hanyalah hiasan sementara.

Ini hati yang bicara....

Permata yang sesungguhnya, jika kita sama-sama bisa menahan.

Aku memilih mencari makna, bukan hanya rupa yang fana. Karena cinta sejati akan datang bersama dengan ridha Nya.

Untuk membuyarkan momen itu, aku pamit pergi ke toilet sebentar.

"Mbak Rahma, aku ke toilet bentar ya, mau ganti baju tadi kena iler kamu !" ; ku lontarkan candaan sambil mengambil baju ganti di tas.

"Oh aku ngiler ya ? ha ha...maaf maaf maaf..."

Bangun dari tidur dia langsung senyam senyum kembali, apalagi dia tau bahwa aku tadi mengelap - elap bibirnya.

Beberapa saat setelah aku kembali dari toilet, Rahma sudah memegang dua gelas plastik es teh lengkap dengan sedotannya.

Dia memberikan satu untukku ; "Ini mas minum dulu...."

"Makasiiiih...." ; ku terima dengan senang hati.

Ku lihat lentik jari tangan kanannya memegang sedotan, tangan kirinya memegang gelas, bibirnya bergerak-gerak pelan menghisap es teh manis, sangat menggemaskan dipandang.

"Astaghfirulloohal 'adziim..." ; hatiku seketika beristighfar, padahal baru saja sadar malah hampir tergoda kembali.

Sekitar pukul 11:30 kereta kembali diberangkatkan ,semua penumpang sudah berada di tempat duduknya masing-masing.

"Mas makasih ya ?"

"Makasih buat apa?"

"Makasih tadi udah mau jadi bantal he he... sampai ganti baju."

"Iya sama-sama."

"Eh mas, aku tuh masih penasaran sama kamu, kamu kok bahasa arabnya bisa pinter banget si ? emang metode pembelajaran di pesantren itu kayak gimana sih ?"

Rahma mulai membahas tentang pendidikan.

Dalam hatiku ; " Nah...ini nih ! Ini baru aku suka pertanyaan yang model kayak gini."

"Ah biasa aja, nggak pinter-pinter amat kok, metode ya sama aja kayaknya sama perguruan tinggi, mungkin bedanya kalau di pesantren semua materi yang dipelajari pakai bahasa arab, sehingga bisa lebih menguasai ."

Aku coba menjelaskan kepada Rahma beberapa metode yang biasanya ada di pesantren.

"Kalau di pondok itu ada istilahnya ngaji pasaran, atau ada yang menyebutnya bandongan, yakni Kiai atau guru membaca dan menerjemahkan, lalu santri mencatat atau memaknai kitab"

"Ada juga guru menjelaskan kitab, sementara santri mendengarkan dan mencatat."

"Kemudian ada lagi istilahnya Sorogan, yakni santri yang membaca dan menghafal materi di hadapan kiai atau gurunya, kemudian gurunya memberikan koreksi dan penjelasan jika ada yang keliru."

"Ada istilah halaqah ,yakni pembelajaran dalam kelompok kecil, dimana santri berdiskusi dan saling mengoreksi ,ada juga ada juga yang menyebut syawir."

"Kemudian ada metode berdiskusi mengulang kembali pelajaran yang terlewat untuk persiapan materi berikutnya, di tempatku namanya takror."

"Adu juga metode Mubasyaroh ,yakni guru langsung menggunakan bahasa Arab dalam pengajaran, tanpa menggunakan bahasa lain, bahkan untuk menjelaskan arti kata atau kalimat."

"Di pesantren itu menggunakan kitab-kitab kaidah bahasa arab seperti Nahwu, Sharaf, ada Jurmiyah, 'imrithy , tashrif istilah, tashrif lughowi, alfiyah ibnu malik ,ada sastra balaghoh 'uqudul juman dan lain-lain, semuanya untuk memahami struktur dan susunan bahasa."

"Kemudian di tempatku ada metode yang namanya Mukhafadzoh ,yakni santri menghafal bait-bait nadzoman dan syair."

"Kegiatan madrasah meliputi melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur kemampuan santri dalam berbagai aspek bahasa arab, seperti membaca, menulis, berbicara, memahami sampai memurodi atau menjelaskan maksud dari pada kitab yang sedang dikaji."

"Banyak juga pesantren yang menggabungkan metode klasik dan modern untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh."

"Kalau yang saya tau, ada beberapa pesantren juga menerapkan hari berbicara arab, dimana santri diwajibkan menggunakan bahasa arab dalam kegiatan sehari-hari, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka."

"Kalau di pondokku sih... nggak ada yang namanya hari berbicara arab, biasa aja.....,orang jawa sehari-hari ngomongnya ya pakai bahasa jawa ,tapi jangan coba-coba tanya bisa bahasa arab apa enggak ! udah tau kan jawabannya mbak Rahma ? Ha ha...."

1
IG : @dadan_kusuma89
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!