Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.
Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06
Uang yang dia dapat tadi akan intan bagi. Dua puluh lima ribu buat jajan dan seratus ribu dia tabung. Jadi dia msih mempunyai tabungan sebesar satu juta dua ratus ribu sisa uang dari mama Kevin dan di tambah seratus ribu dari penjualan barang bekas tadi.
Jadi, sisanya dia punya uang dua ratus tujuh puluh lima ribu buat uang jajannya sekolah. Soalnya uang dari mamanya Kevin dia ambil tiga ratus ribu buat jajan dan kemarin uang itu juga sudah dia belanjakan jadi sisanya, akan dia gunakan buat jajan sampai minggu depan.
“Semoga cukup…pasti cukup…”yakin Intan pada dirinya sendiri. Intan pikir, dia tidak bisa meminta uang lagi pada ayahnya. Sebab dia tidak mau ikut membebani ayahnya. Biarlah dua nenek lampir saja yang tidak tahu di untung itu yang meminta uang ayahnya, dia akan menerima jika di kasih saja.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam malam. Tapi satupun, anggota rumah ini tidak ada yang muncul. Perut Intan mulai keroncongan dia berjalan ke arah dapur guna mengambil makanan namun tidak ada makanan sama sekali. Kulkas kosong tidak terisi bahan makanan.
“Duh, apa yang bisa aku masak kalau gini? Yaudah deh beli frozen food aja aku buat makan.” Ucap Intan sendiri. Lalu dia berjalan ke arah warung mpok nuri yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Setelah selesai belanja, Intan mengoreng frozen foodnya lalu menyisakan setengah untuk sarapan nya besok. Intan langsung makan tanpa menunggu orang rumah dateng, entah kemana mereka pergi sampai jam tujuh malam belum ada yang pulang.
“Duh gimana ya? buat tambah-tambahan Ku? Aku tau kalau nenek lampir yang pegang uang Papa pasti uang buat spp ku di cekal juga. Gimana aku harus bayar itu? Selain itu hp ku juga sudah jadul banyak aplikasi yang nggak bisa ke download.”Intan menghela nafasanya, dia bingung dari mana akan mendapatkan pemasukan lagi buat tambah- tambah.
................
Selesai makan, Intan kembali ke kamarnya. Kamarnya tidak terlalu luas, tapi cukup menampung banyak barang-barang. Ada tv, lemari pakian, laci-laci dan juga kasur tidur yang empuk. Itu semua sarah yang membelikan untuk putrinya sebelum dia keluar dari rumah ini.
Sarah mau, putrinya mengunakan barang-barang yang dia beli. Agar Ibu tirinya nanti tidak bisa meminta barang itu. Karena bukan Herman yang beli. Dan barang di kamar Intan ini terbilang mahal dan keluaran terbaru semua.
Ting!
Sarah mendapatkan notifikasi dari grup sekolahnya. Ia membuka isi dari chat tersebut, ternyata pengumuman lomba menulis cerpen, puisi dan pantun. Masing-masing lomba memiliki hadiah yang fantastis. Intan membaca isi dari pengumuman itu, dia bertekad untuk ikut.
{ PENGUMUMAN LOMBA SASRA
SMA UNGULAN 1 NUSANTARA
Dalam rangka mengembangkan kreativitas dan bakat siswa dalam bidang sastra, kami mengundang seluruh siswa/baru untuk mengikuti;
📇Lomba Cerpen
🔖Lomba Puisi
📚Lomba Pantun
🤗Terbuka untuk seluruh siswa/baru SMA Unggulan
🤫Karya harus asli dan belum pernah dipublikasikan
🫣Tema bebas, namun tetap sopan sesuai moral sekolah
🫡Naskah di kumpulkan paling lambat; hari Sabtu satu jam sebelum pulang sekolah
🤩Penilaian berdasarkan; kreativitas, gaya bahasa, memenuhi syarat dan unik.
🏆 HADIAH UNTUK SETIAP JENIS LOMBA ;
🥇 Juara 1 : Rp 3.000.000,00
🥈 Juara 2 : Rp 1.500.000,00
🥉 Juara 3 : Rp 800.000,00
🧐Informasi lebih lanjut mengenai karya bisa hubungi;
Bu Rina ( Guru bahasa Indonesia) atau Pak Arif (Pembina kulikule)
Karya di kumpulkan di ruangan OSIS atau lewat email: lombasastra@smaunggulan1.
Salam sastra,
Panita lomba sastra, SMA Unggulan 1 Nusantara }
Intan bersemangat melihat isi pengumuman. Dia bertekad untuk mengikuti lomba menulis cerpen. Sebenarnya dia ada bakat untuk menulis cerpen, karena saat smp dia menang juara satu untuk menulis. Jadi kali ini dia tidak akan melewatkan kesempatan.
Tanpa menunggu lama, Intan menaruh ponselnya. Lalu dia, mencari referensi untuk belajar menulis cerpen. Karena dia akan mengikuti lomba menulis cerpen. Intan berkutat di depan meja belajarnya sampai jam setengah sebelas malam. Karena sudah mengantuk dia kembali untuk tidur.
“Pokoknya aku harus buat cerpen yang alurnya bagus, pembukaan nya harus kuat. Lalu ending yang nendang, karakternya hidup dan penuh kisah menyentuh” ucapnya sendiri sebelum tidur.