NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan

Kesayangan Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat
Popularitas:943
Nilai: 5
Nama Author: Thuy Mhuy

Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.

Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

"Itu seru dan menyenangkan ya, Mas." sahut Yuka, mengenang masa dimana mereka mencari tempat bersembunyi untuk meloloskan nafsu sebagai pasangan suami istri.

"Tenang, Mas akan selalu mengunjungi mu setiap jam istrirahat kantor. Atau mungkin kamu yang ke Regatama's Hotel?"

Yuka mengiyakan.

"Masih dua jam sebelum waktu berangkat kerja, Sayang." ujar Artha setelah melirik jam dinding. "Kita bisa melakukannya dulu kan?" lanjutnya mengangkat kedua alisnya tiga kali.

Yuka mencebik. "Dasar mesum!" cibirnya saat kini sang suami yang gantian menggodanya.

Artha dan Yuka kemudian tertawa bersama.

Artha mendekatkan wajahnya lalu menempelkan ujung hidung, kemudian mulai meraup bibir ranum sang istri dengan sangat lembut. Yuka pun menyambutnya dengan senang hati.

Perlahan Artha mulai membaringkan tubuh sang istri tanpa menghentikan pergulatan bibir itu, kemudian mengambil posisi di atas Yuka. Tubuh keduanya sudah polos sejak kegiatan semalam, jadi Artha bisa langsung menjelajahi setiap inci tubuh molek Yuka tanpa harus menanggalkan kain apapun.

Yuka memutar tubuh Artha lalu mengecup semua sudut tubuh pria bertubuh atletis yang jangkung itu.

Sesekali Artha harus melenguh saat Yuka mengecup titik sensitifnya. Artha membiarkan Yuka memimpin kehangatan dipagi hari dengan leluasa.

Setelah aksi Yuka yang berhasil membuat pusaka Artha berdiri tegak dengan sempurna, wanita itu pun mulai menari nari dengan lemah gemulai di atas tubuh Artha, membuat keduanya mengeluarkan desah desah kenikmatan.

Yuka menghentikan kegiatan itu lalu memberi kesempatan terhadap Artha untuk gantian memimpin percumbuan. Yuka mengambil posisi menungging, membelakangi sang suami. Dengan cekatan Artha pun memasukan pusakanya ke bagian goa bawah milik sang istri, dengan hentakan yang memabukan. Artha mulai bergerak maju mundur membuat Yuka mencengkeram seprei dengan kuat.

Artha membaringkan tubuh Yuka, memintanya untuk tidur dengan posisi miring. Artha pun mengambil posisi tidur seperti Yuka, kemudian memasukan kembali pusaka miliknya. Salah satu tangan Artha menahan kaki kanan Yuka agar tetap melebar, sementara tangan yang lain sibuk melintir dada Yuka yang menyembul.

"Aahhh, Mas..." desis Yuka.

Artha menarik lembut tubuh Yuka, yang membuat wanita itu terlentang, kemudian menggagahi sang istri. Artha mempercepat tempo gerakan maju mundur setelah sesuatu didalam dirinya terasa akan keluar.

"Aku sangat mencintaimu, Sayang." lirih Artha disela sela desahnya.

Yuka mengangguk, "Aku juga sangat mencintaimu, Mas." Yuka yang keningnya sudah penuh dengan keringat, mengeratkan pelukannya. Merasa pelepasan akan segera dicapai.

Artha yang mengerti dengan respon tubuh Yuka pun semakin mempercepat gerakannya tak karuan, hingga cairan putih kental itu keluar bebas memasuki rahim sang istri.

Artha menggulingkan tubuhnya kesamping, keduanya sama sama tengah menormalkan nafas yang sejak tadi membara. Artha dan Yuka saling memandang kemudian tersenyum.

Artha mengelus kepala sang istri. "Makasih ya, Sayang." ucapnya kemudian mengecup kening Yuka.

"Sekarang kita harus mandi dan bersiap untuk berangkat kerja."

Artha menggendong Yuka, mengajaknya untuk mandi bersama. Kedua tubuh polos itu pun memasuki kamar mandi.

Usai membersihkan sisa sisa keringat hasil percumbuan. Yuka pun membantu Artha memasakan dasi.

Artha melihat penampilan Yuka dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kali ini Yuka tampak sangat berbeda dari hari biasanya. Yuka tak lagi mengenakan seragam kantor sebagai staf hotel dan rambutnya pun tak lagi digelung. Hari ini Yuka memakai kemeja dengan blazer yang berbeda, menjalankan peran sebagai seorang sekertaris Direktur.

"Kamu cantik banget, Sayang." puji Artha dengan sorot mata cerah.

"Jangan sampai kita telat berangkat kerja gara gara kamu terus menggodaku, Mas!"

Artha tertawa." Saya tidak sedang menggoda, sekertaris Yuka. Anda memang sangat cantik seperti bidadari yang turun dari khayangan."

"Ah, Pak Direktur ini bisa saja. Daripada kita terus membual, mending kita sarapan sekarang!"

"Baiklah, ayo, sayang." Artha merangkul pundak sang istri, lalu keduanya pun menuruni anak tangga yang menuju ruang makan .

Usai sarapan, Yuka mengatakan pada Artha untuk ketoilet terlebih dahulu. Dan Artha pun mengatakan akan menunggu di mobil.

Setelah dari toilet, Yuka tidak sengaja berpapasan dengan Seno yang juga akan berangkat bekerja. Yuka tidak berniat menghentikan langkahnya, tetapi Seno dengan tiba tiba menahan lengan Yuka.

"Tunggu! Ada yang perlu aku tanyakan padamu, Yuka."

Yuka mendesah pelan, mau tidak mau ia harus berhenti." Ada apa?" katanya acuh.

"Aku penasaran, kenapa Papa tiba tiba menaikan jabatan Artha menjadi Direktur secepat ini? Dan aku lebih heran saat Papa mengumumkan bahwa kamu sekertaris barunya. Tidak mungkin semua ini terjadi begitu saja, pasti kamu dan Artha sudah menjilat Papa?" tuduh Seno yang menampilkan senyum miring di ujung bibirnya.

Yuka menyilangan kedua tangannya di dada, "Aku dan Mas Artha tidak pernah menggunakan cara kotor sepertimu!" jawabnya tanpa ragu.

Seno terkekeh. "Aku percaya si Artha bodoh ini tidak mungkin melakukan itu justru aku curiga denganmu. Apa jangan jangan, kamu menggunakan tubuh indahmu itu untuk merayu Papa?"

"Tutup mulut kotormu itu, Mas Seno!" suara Yuka meninggi. Tangannya mengepal kuat dan giginya gemerutuk. Dia ingin sekali menampar wajah Seno yang sudah bicara seenaknya.

"Aku tahu kamu dan Papa itu berselingkuh. Apa perlu aku mengadukan semua ini ke Artha?" ancam Seno.

Bagai tersambar petir di pagi yang cerah ini, ucapan Seno membuat jantung Yuka melorot dari tempatnya. Tangan Yuka mendadak gemetaran, ada cairan di pelupuk matanya yang kapan pun bisa saja tumpah.

"SAYANG!"

Yuka membuang muka ke arah sumber suara, rupanya Artha kembali masuk ke rumah dan mencarinya. Yuka menatap Seno seperkian detik, kemudian melangkah pergi meninggalkan Seno lalu menghampiri sang suami.

"Ke toilet nya udah?" Artha menyentuh pundak Yuka, kemudian menoleh untuk menatap Seni yang masih mematung di tempat.

"Sudah, Mas. Yuk kita berangkat sekarang!" ajak Yuka menarik tangan Artha, mengajaknya untuk segera keluar dari rumah. Artha pun menurut saja, meski matanya belum mampu beralih dari sang kakak. Artha merasa ada sesuatu di antara Yuka dan Seno.

Sejujurnya Seno pun tidak yakin jika tuduhan nya itu benar, tetapi melihat ekspresi Yuka tadi yang tercengang, justru menambah keyakinannya bahwa sebenarnya Yuka dan Broto memang memiliki hubungan khusus.

"Kalau itu benar, aku benar benar gak habis pikir sama Yuka. Bisa bisanya dia tertarik dengan pria setengah abad itu." heran Seno berbicara sendiri. "Atau jangan jangan Yuka punya tujuan lain? Aku harus mencari tahu semuanya." lanjut Seno.

"Kok belum berangkat ke kantor?" Neni tiba tiba menghampiri Seno.

Lamunan Seno seketika buyar. "Ah, Mama..." ucapnya menyadari bahwa kini Neni berada disampingnya. "Ini Seno mau berangkat kerja, Ma. Seno berangkat dulu ya, Ma." Seno pun melangkah pergi meninggalkan rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!