NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Pak GM

Mengejar Cinta Pak GM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Deche

Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.

Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.

Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25.

Hari ini adalah hari Sabtu. Setiap hari Sabtu Yanuar libur bekerja dan Yulia tidak ada kegiatan di sekolah. Kesempatan bagi Yanuar untuk berbicara berdua dengan putrinya. Yanuar menghampiri Yulia yang sedang asyik menonton film kartun sambil makan camilan. Yanuar duduk di sebelah Yulia. Yanuar mengusap rambut Yulia. “Yulia.” Yanuar memanggil Yulia dengan lembut.

Yulia menoleh ke Yanuar. “Ada apa, Pa?” tanya Yulia.

Yanuar berkata sambil mengusap rambut Yulia, “Hari ini kita makan siang di luar. Yulia boleh pilih mau makan dimana.”

“Kak Amanda juga ikut?” tanya Yulia. Yanuar tersenyum mendengarkan pertanyaan Yulia. Sepertinya putrinya sudah terbiasa Amanda ikut bersama mereka.

“Mbak Amanda tidak ikut. Papa hanya ingin makan siang berdua dengan Yulia,” jawab Yanuar.

“Yah! Padahal asyik jika Kak Amanda ikut bersama kita. Rasanya lebih ramai kalau ada Kak Amanda,” kata Yulia dengan wajah kecewa.

“Kapan-kapan kita pergi bersama Mbak Amanda. Sekarang Papa ingin berdua saja dengan Yulia,” ujar Yanuar dengan sabar.

“Yulia ingin makan steak di resto yang baru. Kata teman-teman Yulia rasa steak di sana enak,” kata Yulia.

“Baiklah nanti siang kita pergi ke sana,” ujar Yanuar.

Pukul setengah sebelas siang mereka bersiap-siap untuk pergi ke resto yang ingin Yulia kunjungi. Ketika Yulia dan Yanuar keluar dari rumah hendak masuk ke mobil, Mega datang menghampiri mereka.

“Assalamualaikum,” ucap Mega.

“Wa’alaikumsalam,” jawab Yanuar.

Yulia menekuk wajahnya ketika melihat Mega. Ia malas beramah tamah dengan Mega. Ia sudah tahu kedatangan Mega pasti mau mengantarkan makanan untuk papanya. Ia melihat Mega datang membawa nampan yang ditutup dengan kain lap.

“Yulia mau pergi, ya?” tanya Mega dengan wajah berseri. Ia melihat Yulia dan Yanuar sudah berpakaian rapih. Tanpa menjawab pertanyaan Mega, Yulia langsung masuk ke dalam mobil. Ia membiarkan Yanuar menjawab pertanyaan Mega.

“Iya, Mbak Mega. Yulia mau makan siang di resto yang baru buka,” jawab Yanuar.

Wajah Mega berubah kecewa setelah mendengar jawaban Yanuar. “Yah, padahal Mega sudah masak makan siang untuk Bang Yanuar dan Yulia,” kata Mega dengan kecewa.

“Mungkin lain kali saja, Mbak. Sekarang kami sudah mau pergi,” ujar Yanuar sambil mendorong pintu pagar.

“Yah sudah, makanannya untuk Ibu Savitri dan Pak Harry saja,” kata Mega.

“Masuk saja ke dalam, Mbak. Ibu dan Ayah ada di dalam,” ujar Yanuar.

Mega pun masuk ke dalam halaman rumah. “Assalamualaikum,” ucap Mega ketika masuk ke rumah Yanuar.

Yanuar langsung masuk ke mobil lalu menyalakan mesin mobil. Beberapa detik kemudian mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah.Yanuar mengemudikan mobil menuju ke resto yang hendak di tuju. Resto itu terletak di tengah kota Bandung.

Setelah menempuh waktu tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di resto. Yanuar memarkirkan mobil di depan resto. Bangunan resto terkesan mewah dan elegant. Para pengunjung yang datang ke resto tersebut menggunakan mobil-mobil mewah.

Setelah mobil terparkir, Yanuar dan Yulia turun dari mobil. Mereka berjalan menuju pintu masuk resto. Ketika mereka masuk ke dalam resto, suasana resto sangat ramai. Kebanyakan para pengunjung datang bersama dengan keluarga mereka. Yanuar mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian. Ia datang ke tempat ini bukan hanya sekedar makan siang tapi ia ingin bicara berdua dengan putrinya.

Di belakang resto ada tempat yang cukup nyaman dan lebih privat. Yanuar memilih untuk duduk di tempat tersebut. Yulia memperhatikan sekeliling mereka. Ia sedikit terkejut melihat pemandangan di sana.

“Iiihhh, Papa. Kenapa pilih tempat duduk di sini?!” bisik Yulia.

“Loh, kenapa?” tanya Yanuar bingung.

Yulia menjawab dengan berbisik, “Di sini banyak yang pacaran.” Mata Yulia melirik ke kanan dan ke kiri memperhatikan orang-orang disekitarnya.

Yanuar memperhatikan di sekelilingnya. Benar juga apa yang Yulia katakan, pengunjung yang duduk di tempat itu berpasang-pasangan. Mereka terlihat sedang berkencan. Namun, tempat itu tempat yang tepat untuk berbicara berdua karena jauh dari kebisingan.

Yanuar tersenyum kepada Yulia. “Tidak apa-apa. Papa juga mau kencan sama putri Papa,” ujar Yanuar. Yulia mencebikkan bibirnya karena kesal. Ia merasa tidak nyaman melihat orang yang sedang berkencan.

“Sudah jangan ditekuk terus mukanya. Nanti cantiknya luntur!” ujar Yanuar.

Seorang pelayan wanita datang menghampiri mereka dan memberikan buku menu. Yanuar dan Yulia membuka buku menu. Yanuar memperhatikan menu makanan di resto itu hampir sama dengan café dan restaurant lain.

Yanuar dan Yulia memesan steak sesuai dengan yang direkomendasikan oleh teman Yulia yang pernah makan ke sini. Kemudian pelayan meninggalkan meja mereka. Yulia mengeluarkan telepon seluler dari dalam tas. Ia mengetik pesan kepada teman-temannya.

“Yulia.” Yanuar memanggil Yulia. Yulia berhenti mengetik lalu menatap wajah Yanuar.

“Papa mau bicara dengan Yulia,” ujar Yanuar. Yulia meletakkan telepon seluler di atas meja. Pandangannya tertuju pada papanya.

Sebelum bicara Yanuar menarik napas panjang. “Apa pendapat kamu jika Papa menikah lagi?” tanya Yanuar.

“Papa mau menikah sama siapa?” Yulia balik bertanya.

“Pasti sama Teh Mega,” kata Yulia dengan wajah cemberut.

Yanuar tersenyum mendengar perkataan Yulia. “Kenapa kamu sampai berpikiran Papa akan menikah dengan Teh Mega?” tanya Yanuar.

“Perempuan yang sedang mendekati Papa cuma Teh Mega,” jawab Yulia masih dengan wajah cemberut.

“Bukan dengan Teh Mega,” ujar Yanuar dengan sabar.

“Kalau bukan dengan Teh Mega, dengan siapa, dong?” tanya Yulia.

“Dengan Mbak Amanda,” jawab Yanuar.

Yulia terkejut mendengar jawaban  Yanuar. “Papa mau menikah dengan Kak Amanda?!” tanya Yulia dengan tidak percaya.

“Iya,” jawab Yanuar.

“Kak Amanda mau menikah sama Papa?” tanya Yulia lagi.

“Papa belum tanya Mbak Amanda. Papa harus minta ijin dulu sama kamu,” jawab Yanuar.

“Yulia setuju kalau Papa mau menikah dengan Kak Amanda. Kak Amanda orangnya baik, tidak sombong dan asyik kalau diajak bicara. Yulia mau punya mama seperti Kak Amanda,” kata Yulia dengan wajah yang berseri-seri.

“Alhamdulillah kalau kamu setuju,” ucap Yanuar. Ia senang putrinya tidak menghalanginya untuk menikahi Amanda.

“Tapi, Pa. Apa Papa yakin Kak Amanda mau menikah sama Papa?” tanya Yulia. Ia merasa tidak yakin kalau Amanda mau menikah dengan papanya. Selain umur mereka yang terpaut jauh, tingkatan ekonomi mereka juga berbeda jauh.

“Apa kamu pikir Papa tidak pantas menikah dengan Mbak Amanda?” Yanuar balik bertanya.

“Bukan begitu, Pa. Kak Amanda kan anak orang kaya, pasti dia mencari dari kalangan kaya raya juga,” jawab Yulia.

“Kamu meragukan kemampuan Papa, ya?” tanya Yanuar.

“Halah. Sejak kapan Papa bisa merayu perempuan?” ledek Yulia. Yanuar dan Yulia tertawa bersama. Yanuar merasa lega ternyata putrinya mengijinkan ia menikahi Amanda.

Pelayan resto menghampiri mereka. Ia membawa minuman pesanan mereka. Minuman-minuman tersebut ditaruh di atas meja. Yulia mengambil minuman miliknya lalu meminum minuman tersebut.

“Papa sudah beli cincin untuk Kak Amanda?” tanya Yulia setelah selesai minum.

“Belum,” jawab Yanuar.

“Kalau mau melamar harus bawa cincin. Nanti pulang dari resto kita mampir ke toko emas. Kita beli cincin untuk Kak Amanda,” kata Yulia lalu kembali minum minumannya.

“Iya, nanti pulang dari sini kita mampir ke toko emas,” jawab Yanuar.

.

.

.

Sudah ya cukup update 2 bab saja. Deche sudah cape dan ngantuk. 

1
Rahma Inayah
Amanda dilema antara milih Reza dan yanuar
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
emak GK sadar.dr.mending yanuar GK mau manfaatkan Amanda .percuma punya pacar bule tp benalu GK sadar dr sinta
Rahma Inayah
bisa.aja papa Boby becandanya
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
yanuar cemburu
dee
hadeeuuuuhhhh... mama shinta munafik lah. bilang khawatir klo bang yanuar bkalan nyakitin neng manda lah, diduain lah.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/
Rahma Inayah
yanuar ternyata punya rasa jg SMA Amanda tp.takut mengungkapkan ibarat langit dan bumi
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
,deche ni cerita baru or ada kaitannyadgn novel sblmnya mkn
Deche: cerita tentang adik sambung Rendi di novel Terjebak Pesona Mamah Muda.
total 1 replies
Rahma Inayah
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!