Setelah kepergian Papaku, aku diasingkan oleh Mama tiriku dan Kakak tiriku.
Aku dibuang kesebuah pulau yang tak berpenghuni, disana aku harus bertahan hidup seorang diri, aku selalu berharap, akankah ada seseorang yang membawaku kembali ke kota ku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Di Pulau
Kapal yang membawa Cindy ke pulau terus berjalan, sementara Cindy masih tidak sadarkan diri.
"Kita sebentar lagi akan sampai ke pulau itu, tapi gadis ini belum sadar, apa kita buang aja dia dalam keadaan seperti ini ?" tanya orang yang ingin membuang Cindy sebut saja nama Brewok.
Kapten yang mengemudi kapal itu melirik ke temannya sebelum menjawab pertanyaan dari temannya itu. Sebut saja kapten itu, Kasim.
"Itu akan lebih baik, kita tidak perlu repot-repot menghindari dia nanti." Jawab Kasim yang mengemudikan kapal.
Pekerjaan seperti ini bukan kali pertama yang mereka kerjakan, tapi sudah beberapa kali, dan saat mereka membuang orang yang ingin dibuang mereka selalu direpotkan oleh orang yang dibuangnya karena ingin kembali.
Makanya Kasim kapal mengatakan akan lebih baik Cindy pingsan, dan itu tidak membuatnya repot menghindari Cindy nantinya.
Tidak lama kemudian, kapal mereka sampai di pulau yang dituju, pulau yang tidak terlalu besar, namun pulau itu sangat jauh dari darat.
Pulau yang berposisi ditengah laut itu, membutuhkan 5 jam menggunakan speed boat jika kesana.
Brewok langsung turun saat kapal mereka sudah mendarat di tepi pulau itu.
Brewok langsung mengikat kapal mereka pada pohon yang sudah mati yang berada ditepi laut pulau itu.
"Cepat angkat gadis itu, ambil barangnya juga, kita harus cepat, takut binatang buas datang." Ujar Brewok yang sudah mengikat kapal itu.
Sementara Kasim temannya langsung mengangkat Cindy dan diberikan pada Brewok yang sudah berada di darat.
Setelah selesai meletakkan tubuh Cindy yang belum sadarkan diri, dan juga barang Cindy, Brewok langsung naik ke kapal lagi, dan mereka segera meninggalkan pulau itu, kembali ke daratan.
"Bagaimana kalau gadis itu dimakan binatang buas ?" tanya Kasim pada Brewok.
Kasim sebenarnya merasa kasihan pada Cindy, karena Kasim lihat Cindy masih belia, tapi Kasim harus melakukan pekerjaan ini untuk bisa menghasilkan uang.
"Biarkan saja, yang penting kita sudah melakukan tugasnya,dan sebentar lagi kita akan mengambil sisa uang kita." Jawab Brewok sedikitpun tidak simpatik pada Cindy.
Kasim hanya mengangguk lemas, dan dia kembali fokus pada pelayarannya.
Setelah menghabiskan beberapa jam, akhirnya Kasim dan Brewok tiba di darat.
Keduanya langsung menghubungi Sera untuk meminta sisa uang mereka pada Sera.
***
Pagi telah menyapa, burung-burung berkicau ria, suara ombak yang menerjang karang terdengar gemuruh, matahari juga menyinari seluruh alam semesta.
Cindy yang berbaring di pasir tanpa alas, dia mulai membuka matanya pelan saat sinar matahari menerangi wajah cantiknya.
Pertama kali Cindy membuka mata, pemandangan yang dia lihat adalah langit yang hampa.
Telinganya menangkap suara kicauan burung dan gemuruh ombak yang menghantam karang ditepi pulau itu.
perlahan Cindy bangkit, dia memandangi disekitar dengan perasaan terkejut.
Yang dia lihat hanyalah hutan dan laut lepas disekitarnya. Cindy menepuk kedua pipinya memastikan apakah ini mimpi atau nyata.
Cindy merasakan sakit, ternyata dia bukan bermimpi, dia bingung kenapa dia berada disini.
"Dimana aku, kenapa aku berada disini ?" Gumamnya.
Cindy mencoba bangkit, namun kaki dan tubuhnya merasa sakit, dia menyibak celananya, ternyata kakinya sakit saat dia meronta ketika Brian ingin menodainya.
Cindy mulai mengingat apa yang terjadi tadi malam, dan dia juga ingat Sera Mama tirinya ingin membuang dirinya.
"Mereka membuang ku, aku sudah dibuang, tapi ini dimana, kenapa ada laut, bukan hanya hutan saja." Gumamnya, Cindy belum tau kalau dia sedang berada di pulau, Cindy pikir Sera membuangnya Hanau kehutan dan bukan di pulau ditengah laut dan jauh dari daratan.
Cindy berdiri, dia melihat ke sekitar, yang hanya nampak laut lepas, tidak ada apapun selain burung camar yang terbang mencari makan.
"Kenapa pemandangannya hanya laut, apakah aku sekarang." Cindy mulai ingat lagi kalau Sera mengatakan dia akan dibuang ke pulau.
"Aku sekarang di pulau, ternyata benar," air mata Cindy mulai turun, dia menangis, takut tentu saja saat ini menyelimuti dirinya.
Dia belum pernah berada dalam situasi seperti ini. "Mama, Papa," Cindy teringat pada Mama dan Papanya yang selalu memanjakannya.
Beberapa menit kemudian, Cindy mengusap air matanya, dia menguatkan dirinya, dia tidak boleh lemas, dia harus mencari cara untuk kembali kerumahnya.
"Aku tidak boleh lemah, aku harus kuat, aku harus menghadapi ini semua, sekarang yang harus aku pikirkan gimana caranya kembali kerumah." Gumamnya.
Cindy mengambil kopernya, dan mulai berjalan memasuki hutan dipulau itu, dengan semangat dia melangkah memasuki hutan lebat didepannya.
Bermacam suara hewan terdengar ditelinga Cindy, terkadang Cindy merinding sendiri, namun dia tetap bertekad menyemangati dirinya agar tidak ketakutan.
"Jangan takut Cindy, itu hanya suara burung, kamu gadis yang kuat." Cindy menyemangati dirinya.
Langkahnya terus menyusuri lebih dalam dipulau itu. Nasib baik hingga saat ini tidak ada halangan apapun hingga Cindy merasa perutnya lapar, dia berteduh disebatang pohon besar dan lebat dengan ranting dan daun.
Cindy duduk istirahat, dia membuka kopernya dan mencari apa yang bisa dimakan.
Cindy menemukan roti dan air mineral yang dimasukkan kedalam kopernya oleh Bik Nuri, namun itu semua tidak akan cukup bertahan lama, tapi setidaknya dia punya makanan untuk beberapa hari kedepan.
Disaat Cindy sedang mengistirahatkan tubuhnya, dia mendengar suara persik dedaunan.
Cindy membuka matanya yang tadi terpejam, dia ketakutan, namun dia tidak bersuara sedikitpun, tubuhnya bergerak pelan bersembunyi dibelakang pohon, matanya terus fokus menatap pada suara persik yang dia dengar semakin mendekat dengannya.
Suara itu semakin dekat, dan pohon kecil mulai bergoyang, tiba-tiba seekor binatang berlari kencang kearahnya.
Cindy terkejut langsung menyatukan tubuhnya dengan pohon hingga binatang yang tidak lain adalah rusa lari lurus kedepan memasuki hutan disebelah Cindy.
Cindy menghembuskan nafas lega, tangannya memegang dada menetralkan degupan jantungnya yang tadi berdetak kencang karena takut.
Beberapa menit kemudian, Cindy gadis 15 tahun itu, kembali menjejaki langkahnya menyusuri hutan.
Waktu terus berjalan, Cindy juga terus berjalan menyusuri hutan hingga kembali melihat laut yang terbentang luas didepannya, namun bukan ditempat dia terbangun tadi pagi.
Laut yang sekarang dilihat Cindy adalah laut disebatang hutan yang dia telusuri tadi.
Cindy merasakan sangat kelelahan, kakinya sudah letih, Cindy duduk di pohon yang tumbang.
Matanya menatap laut, dan ombak yang pecah ditepi pantai itu. Udara begitu segar, namun semua itu tidak membuat hati Cindy tenang.
Cindy termenung memikirkan semua yang terjadi padanya, dimana dia dulu hidup bahagia semasa Mamanya masih ada, namun sekarang hidupnya seperti dineraka.
Cindy kembali melangkah, dia mencari tempat berteduh, karena hari sudah hampir gelap.
Tidak lama kemudian langkah Cindy terhenti saat melihat...
Bersambung.
Yang suka dengan cerita ini, mohon like, komen dan vote. Semoga cerita ini menghibur semua pembaca.
Terimakasih sudah membaca cerita autor, semoga selalu dalam lindungannya.
Olivia masuk jebakan brian tpi kasian jg sich olivia..