Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemakaman bu Maria
Dengan langkah gontai, tubuh Sonev yang sudah sangat lemah di paksa untuk tetap berjalan ke tempat peristirahatan terakhir bu Maria.
Prosesi penakaman bu Maria sudah selesai, semuanya di lakukan dengan khidmat. Terakhir tabur bunga di lakukan oleh Sonev dan do'a dari pak ustad.
Sebenarnya Sonev tidak ingin pulang ceoat karena masih ingin berada di makam ibunya, namun karena cuaca yang mendung sepertinya akan turun bukan karena ternyata gerimis sudah turun. Dan akhirnya Sonev ikut pulang bersama Sonia dan David, yang selalu setia di kala sahabatnya sedang terpuruk,,patut du acungi jempol mereka berdua.
"Nak, papah mau pulang dulu, nanti sore saat tahlil papah datang lagi, kamu yang sabar ya." pak Gunawan setelah sampai di rumah.
"Ga apa apa pah, terima kasih papah selalu ada di sjsi Sonev."
"Kamu istirahat saja dulu ya."
"Iya, pah."
"Papah harap, ikhlaskan semuanya, bu Maria sudah tenang di sana, papah pulang dulu."
"Iya pah terima kasih untuk semuanya dan.kasih sayang papah yang sudah sangat lama sekali.tidak Sonev dapatkan."
"Untuk.biaya tahlil nanti sudah papah transfer ke rekening kamu."
Sonev menganggukan kepalanya, Kemudian pa Gunawan pamit pulang karena masih ad tugas yang harus di embannya.
"Nev, gue pulang dulu sebentar, bokap memerlukan gue di perusahaan, tadi bokap.udah transfer ke rekening lo buat nanti acara tahlil."
"Thanks ya Vid, gue ga tahu lagi harus membalas semua kebaikan lo berdua. Bilang sama bokap lo terima kasih. "
"Nanti.gue sampaikan, bokap sama nyokap gue udah pulang duluan karena masih ada keperluan."
David pulang ke rumahnya.untuk membantu papahnya di perusahaan, walaupun masih SMA tapi David sudah bisa di andalkan.
"Lo kalau mau pulang dulu juga ga apa apa kok, di sjnj juga ada ibu ibu yang siap bantuin gue sama nemenin gue."
"Ga apa apa Nev, gue di sini dulu nemenin lo."
"Gue khawatir nyokap lo kalau lo di sini terus, kerjaan lo.juga pasti terbengkalai."
"Nyokap gue ngerti kok kalau gue di sini dulu, dan masalah pekerjaan gue, tadi tuan Kajto sudah mengijinkan untuk.gue ga masuk dulu, dan katanya gue akan di sekolahkan ke.Paris untuk belajar model di sana selepas SMA nanti, karena bantuin elo. Makasih ya Nev berteman sama lo berkah buat gue."
"Syukur deh, lo orang yang baik, berteman dengan ikhlas, dan upahnya lo akan sekolah sesuai cita cita lo."
"Sebaiknya kita istirahat dulu, dari kemarin.malam.kita belum tidur."
"Iya kita juga butuh istirahat, untuk tahlil nanti gue udah minta tolong sama bu Rt buat handle semuanya."
Sonev masuk ke.dalam kamar bu Maria, sedangkan Sonia masuk ke dalam kamar Sonev.
Pasti banyak yang nanya Vano kemana yaaa?
Sebenarnya Vano selalu ada di samping Sonev, namun karena masih sangat sakit hati, Sonev tidak pernah menggubris Vano. Di tambah lagi Melanie yang selalu saja mengikuti kemana pun Vano pergi.
Sore pun tiba, sekitar jam empat acara tahlil di mulai, do'a do'a untuk almarhum bu Maria di panjatkan, Sonev yang masih merasa sangat kehilangan masih saja menangis, beruntungnya Sonia tidak pernah jauh dari Sonev untuk menenangkan Sonev.
Acara.tahlil berlangsung khidmat, banyak yang hadir untuk mendo'akan bu Maria. Sonev merasa sangat beruntung karena ternyata dirinya di kelililingi oleh orang orang yang mencintai dirinya.
Keesokan harinya Sonev berniat untuk berangkat sekolah.begitu kuga dengan Sonia, karena dengan sekolah mungkin bisa menghilangkan kesedihan yang masih saja menghinggapi dirinya.
"Lo udah siap Nev?"
"Udah...."
"Tadi tuan Kaito telpon.gue, katannya kirim sopir untuk kita sekolah. "
"Kapan tuan Kaito telpon?"
"Semalam, katanya sudah telpon.elo tapi ga lo jawab, mungkin lo udah tidur."
"Coba gue lihat dulu." Sonev beanjak dari.meja makan kemudian berjalan ke arah kamarnya, lalu keluar lagi dengan membawa ponselnya.
"Iya, semalam tuan Kaito udah telpon gue, tapi gue udah tidur, ini ada beberapa panggilan tidak terjawab dari tuan Kaito, ada juga pesannya."
Suara klakson mobil menginterupsi percakapan mereka berdua.
"Lo sudah siap?"
"Sudah, ayo."
Di luar sudah ada mobil yang menunggu mereka untuk.di antar ke sekolah.
"Pagi non."
"Pagi pak."'serempak mereka menjawab.
"Bapak.sudah sarapan?"
"Sudah non, bapak sudah sarapan, kita berangkat sekarang?"
"Iya pak, tahu kam sekolah kami?"
"Tahu non, tadi tuan Kaito memberitahukan saya di mana non Sonev sekolah."
"Baik pak terima kasih." Di jawab anggukan oleh pak sopir.
PErjalanan tidak terasa sudah sampai di sekolah Sonev, Vano sudah berada di parkiran. Saat Sonev turun dari mobil, mata mereka saling berpandangan, Vano sungguh tidak menduga jika yang turun dari mobil mewah itu adalah Sonev istrinya sendiri.
Setelah melepaskan helm, Vano segera menghampiri Sonev serta mencengkram tangannya.
"Ikut gue." dengan sangat keras Vano memegang tangan Sonev
"Lepasin tangan gue, lo nyakitin tangan gue."
Melihat Sonev yang meringis kesakitan, akhirnya Vano melepaskan genggaman tangannya.
"Kalau lo ga mau.gue paksa, harusnya lo.nurut sama gue. Sekarang lo ikut gue. Dari pada harus gue paksa lagi."
Mau tidak mau akhirnya Sonev mengikuti langkah Vano ke arah belakang sekolah. Sedangkan Sonia hanya dapat melihat saja.tanpa bisa mencegah, karena mereka hubungan mereka juga halal.
Banyak pasang mata yang melihat mereka berbicara sehingga tidak enak di lihat orang.
"Sekarang kita sudah sampai di sini, lo mau.ngomong apa sama gue?"
"Gue mau tanya sama lo, kenapa lo terus menghindari gue, dari kemarin kemarin gue sangat kesal sama, jelaskan sama gue, kalau lo marah, bilang lo marah karena apa?"
"Lo nanya sama gue kenapa gue marah sama lo, terus lo nanya karena apa, seharusnya tanpa gue bilang juga lo sudah tahu jawabannya. ngerti lo."
"Justru gue ga tahu apa kesalahan gue."
"Ini kesalahan lo, yang bikin gue enek sama lo."
Vano melihat gawai milik Sonev yang memperlihatkan saat dirinya sedang bercumbu dengan Melanie.
"Itu kesalahan lo, dan yang lebih buruknya lagi, lo terlihat sangat menikmati cumbuan cewek itu. Lo ga bisa dapet dari gue, lo ambil dari cewek itu. Sekarang gue minta ceraikan gue sekarang juga karena ibu yang menginginkan pernikahan ini. Karena ibu juga sudah tidak ada jadi lepaskan gue, buat lo bebas bercumbu sama tuh cewek."
BErsamaan dengan bell masuk kelas, Sonev segera pergi dari tempat itu untuk masuk kelas.
Sampai di dalam kelas, Sonev di sambut wajah khawatir Sonia dan juga David. "Nev ga kenapa kenapa?"
"Nggak, gue baik baik aja."
"Tapi mata lo merah begitu, pasti lo habis nangis."
"Beneran gue ga apa apa kok."
"Ya sudah kalau emang lo ga pa pa."
"Atau gue minta ijin buat lo pulang gimana?"
"Ga usah Vid, makasih."
...****************...
Hai reader, apa kabarnya hari ini. Terima kasih ya masih terus setia membaca novel ku ini. Jangan lupa like dan komennya