apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. level satu
Nadhira mulai siuman,ia membuka matanya perlahan sambil menatap kearah langit kamar yang serba putih.
" kau sudah sadar ?"ucap Gibran sambil duduk dengan tegak.
" aku dimana ?"tanya Nadhira dengan lemas.
" dirumah sakit,emang dimana lagi ?"ucap Gibran
" aku kenapa ?"tanya Nadhira sambil menoleh kearah Gibran.
" kau keracunan makanan "ucap Gibran
" maksudmu rujaknya beracun ?"tebak Nadhira karena hanya itu yang ia makan, Gibran hanya mengangguk.
" bayinya ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" baik-baik saja "ucap Gibran
" syukurlah "ucap Nadhira menghela nafas lega sambil memegang perutnya.
" lagian kau ngapain sih beli rujak sembarang ?"tanya Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" melihat gambarnya aku jadi kepengen membelinya "ucap Nadhira sambil menoleh sekilas kearah Gibran.
" karena kecerobohan mu itu hampir saja membahayakan nyawamu dan bayi yang ada dalam kandungan mu itu,tau tidak ?"omel Gibran yang merasa kesal.
" iya maaf,aku kan tidak tau kalo rujaknya beracun "ucap Nadhira dengan pelan .
" makanya jangan jajan sembarangan !,pagi-pagi bukannya sarapan malah ngerujak "ucap Gibran lagi.
" kok kamu malah marah-marah sih ? Kamu pikir aku sengaja kayak gini ?"ucap Nadhira yang ikut kesal karena Gibran terus menyalahkan nya.
" keluar sana ! Aku tidak mau lagi bicara denganmu "ucap Nadhira sambil berbalik membelakangi Gibran.
" kamu itu emang tidak bisa dibilangin "ucap Gibran sambil pergi.
" mau kemana ?"tanya pak Haris yang baru kembali dari kantin.
" aku mau pulang sebentar pa, mau ganti baju "ucap Gibran sambil menoleh kearah papanya.
" yasudah kamu pulang aja, biar papa yang jaga disini "ucap pak Haris.
" makasih pa, aku pergi dulu "ucap Gibran sambil pergi.
" iya "ucap pak Haris sambil tersenyum
( sementara di dalam kamar )
Setelah Gibran pergi Nadhira merasa bosan sendirian di kamar.
" klek "pintu terbuka
" bagaimana keadaanmu ?"tanya pak Haris sambil menghampiri Nadhira di ranjang.
" sudah membaik pa "ucap Nadhira, pak Haris mengangguk mengerti.
" kau butuh sesuatu ?"tanya pak Haris lagi, Nadhira hanya menggelengkan kepalanya.
" yasudah kamu istirahat, papa tunggu diluar "ucap pak Haris sambil berbalik hendak pergi.
" pa "panggil Nadhira
" ya, kenapa ?"tanya pak Haris sambil menatap kearah Nadhira.
" Gibran kemana ?"tanya Nadhira
" Gibran pulang sebentar nanti balik lagi "ucap pak Haris
" oh "ucap Nadhira sambil mengangguk mengerti.
" yasudah papa tunggu diluar "ucap pak Haris sambil pergi.
" iya pa "ucap Nadhira sambil tersenyum.
...**...
Nadhira menoleh kearah pintu berpikir kalau itu Gibran, taunya papa dan mamanya yang datang.
" sayang kamu tidak apa-apa hmm ?"tanya buk Herlin dengan khawatir sambil menghampiri Nadhira.
" aku baik-baik saja kok ma "ucap Nadhira
" kok bisa sih kamu keracunan ?"tanya buk Herlin sambil menatap kearah Nadhira.
" aku juga tidak tahu ma, aku cuma makan rujak yang ku beli secara online "ucap Nadhira
" lain kali hati-hati jangan asal pesan "ucap pak David
" iya pa "ucap Nadhira
" kok kalian tau aku disini ?"tanya Nadhira
" Gibran yang memberitahu mama "ucap buk Herlin sambil duduk di kursi.
" oh "ucap Nadhira sambil menoleh kearah pintu.
" Gibran belum datang ya ?"tanya Nadhira lagi
" tadi diluar hanya ada papa mertuamu, tapi sudah pamit pulang begitu kami datang "ucap buk Herlin
" emang kenapa ?"tanya buk Herlin lagi
" cuma nanya aja "ucap Nadhira yang sebenarnya takut Gibran tidak balik lagi untuk menemaninya.
" yasudah kamu makan dulu,tadi mama ada beli bubur kesukaan kamu "ucap buk Herlin sambil mengambil buburnya dan sendok yang terletak di atas meja.
" ayok mama suapin "ucap buk Herlin sambil menatap kearah Nadhira.
" kamu harus makan yang banyak biar cucu mama juga sehat "ucap buk Herlin sambil menyuapi Nadhira.
" kok mama tau ?"tanya Nadhira yang terlihat terkejut.
" ya tahulah orang suamimu yang bilang sama mama "ucap buk Herlin
" dasar ember "gerutu Nadhira
" papa mau keluar sebentar ya "ucap pak David sambil pergi.
" ya "ucap Nadhira sambil menoleh sekilas kearah papanya.
" aku sudah kenyang "ucap Nadhira saat hendak disuapin lagi oleh mamanya.
" yaudah minum dulu "ucap buk Herlin sambil mengambil air minum.
" klek "Nadhira menoleh kearah Gibran yang baru masuk.
" berhubung Gibran sudah datang mama pamit pulang ya ?"ucap buk Herlin
" kok buru-buru sih ma ?"tanya Nadhira
" besok mama datang lagi "ucap buk Herlin sambil mencium kening Nadhira.
" mama pulang dulu "pamit buk Herlin sambil menatap kearah Gibran.
" hati-hati ma "ucap Gibran
" iya "ucap buk Herlin sambil pergi.
( sementara di rumah )
" argh...sial !"Sandra marah-marah sambil melempar barang-barang yang ada dikamar nya.
" aku sudah susah payah meracuninya tapi kenapa dia masih bisa selamat ?"teriak Sandra dengan kesal.
" Apa ?"ucap buk Laras yang terkejut ,mendengar itu Sandra pun berbalik menoleh kearah buk Laras yang berdiri di depan pintu.
" jadi kau yang meracuni Nadhira ?"tanya buk Laras sambil menghampiri Sandra.
" jawab !"tegas buk Laras sambil menatap kearah Sandra yang terdiam sambil membuang pandangannya kearah lain.
" iya, aku yang menambahkan racun kedalam rujaknya "ucap Sandra.
" kau sudah gila ya ? Itu tindakan kriminal dan kau bisa masuk penjara,tahu tidak?"tanya buk Laras yang tidak habis pikir dengan Sandra bisa berbuat sejauh itu.
" aku akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan Gibran meskipun harus menyingkirkan istrinya "ucap Sandra yang sangat terobsesi dengan Gibran.
" tang.."tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari luar.
Yanti tidak sengaja menyenggol pot bunga karena terkejut mendengar perkataan Sandra, iapun buru-buru meletakkan kembali pot bunga keatas meja lalu pergi dari sana sebelum ketahuan.
Sandra memeriksa keluar dan melihat tidak ada siapapun, iapun kembali masuk sambil menutup pintu kamarnya.
" kalau sampai ada yang tau kau berniat mencelakai Nadhira kau akan dalam masalah besar "ucap buk Laras sambil memegang keningnya.
" mereka tidak punya bukti kalau aku yang mencelakai nya "ucap Sandra dengan santai sambil duduk di atas kasur.
( malamnya )
Nadhira beranjak turun dari ranjang karena ingin ke kamar mandi, sementara Gibran sibuk berkutat dengan laptop nya di sofa.
" mau kemana ?"tanya Gibran sambil menoleh kearah istrinya.
" kamar mandi "ucap Nadhira sambil memakai sandalnya, mendengar itu Gibran segera bangun menghampiri istrinya.
" ayok "ucap Gibran sambil bantu memegang botol infus nya.
" kau tunggu diluar "ucap Nadhira sambil mengambil botol infus nya lalu masuk kedalam kamar mandi.
" hati-hati licin "ucap Gibran
" iya "ucap Nadhira sambil menutup pintunya.
tak lama Nadhira keluar dari kamar mandi, Gibran dengan sigap membantu istrinya untuk kembali ke tempat tidur sambil memegang botol infus di tangannya.
" sekarang tidurlah "ucap Gibran sambil memasang kembali botol infus nya ke tiang.
" aku laper "ucap Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" kau mau makan apa ?"tanya Gibran
" aku mau seblak "ucap Nadhira
" tidak boleh, itu pedas "ucap Gibran
" level satu saja pedesnya, boleh ya ?"bujuk Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" yang lain aja "ucap Gibran
" yasudah enggak usah "ucap Nadhira dengan cemberut sambil berbaring membelakangi Gibran.
" hah "Gibran hanya bisa menghela nafas panjang sambil berjalan keluar, Nadhira menoleh saat mendengar pintu tertutup.
" dasar menyebalkan "gerutu Nadhira yang merasa kesal.