NovelToon NovelToon
Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Dijodohkan Orang Tua / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:515
Nilai: 5
Nama Author: chayra

zaira Kalya , gadis bercadar yang bernasib malang, seolah cobaan terus mendatanginya. Setelah Tantenya-tika Sofia-meninggal, ia terpaksa menerima perjodohan dengan albian Kalvin Rahardian-badboy kampus-yang begitu membencinya.

Kedua orang tua ziara telah meninggal dunia saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, hingga ia pun harus hidup bersama tika selama ini. Tapi, tika, satu-satunya keluarga yang dimilikinya juga pergi meninggalkannya. tika tertabrak oleh salah satu motor yang tengah kebut-kebutan di jalan raya, dan yang menjadi terduga tersangkanya adalah albian.

Sebelum tika meninggal, ia sempat menitipkan ziara pada keluarga albian sehingga mereka berdua pun terpaksa dinikahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7

Albian menyorot ziara seraya memegangi foto ditangannya erat. “Bukan urusan lo! Haruslah lo inget kalo kita ini nikah terpaksa. Jadi, jangan pernah terlalu ikut campur urusan gue.”

“Ini peringatan terakhir dari gue buat lo. Jaga sikap lo di sini. Walaupun lo istri gue, bukan berarti gue akan perlakukan lo kayaknya istri. Dan gue paling benci kalo ada orang yang sentuh milik gue. Paham?!” albian menatap garang ziara yang menundukkan kepala.

“Maaf. Aku beneran gak sengaja. Lain kali aku gak akan sentuh milik kamu lagi,” ucap ziara merasa bersalah.

Albian menghela napas jengah, lantas pemuda itu pergi begitu saja meninggalkan ziara yang masih berdiri di sana menatap punggungnya yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang dari pandangan.

“Kenapa dia gak mau jawab itu foto siapa? Padahal aku ngerasa gak asing sama foto tadi,” gumam ziara sambil membersihkan pecahan kaca dari bingkai foto yang pecah.

Keesokan harinya, setelah sarapan bersama dengan Dianara dan albian, ziara memilih mengerjakan tugas kuliahnya di kamar. Gadis itu niatnya ingin membantu beres-beres rumah dulu, tapi dilarang oleh Dianara sebab di rumah itu sudah ada dua asisten rumah tangga yang akan mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Setelah mengambil tas laptopnya di lemari, ziara memilih duduk di sofa yang ada di sudut kamar meski meja belajar albian sedang kosong sebab sang pemilik tengah tiduran di ranjang sambil bermain HP. Ziara mencari amannya saja. Ia tak ingin mencari masalah baru dengan albian.

“Astaghfirullah.” Ziara terkejut melihat laptopnya pecah. Bahkan layarnya sudah tidak bisa dinyalakan.

Laptop milik ziara yang saat itu diletakkan di dalam tas ikut terlempar oleh Ibu pemilik kontrakan yang mengusirnya waktu itu. Semua barang milik ziara dilemparkan keluar tak terkecuali tas yang berisi laptop itu.

“Gimana caranya aku ngerjain tugas kalau laptopnya pecah begini? Aku kan harus cari referensi untuk makalah minggu depan.”

Pandangan ziara tertuju pada laptop milik albian yang tergeletak rapi di atas meja belajar. Lalu, pandangannya beralih pada albian yang sibuk bermain game di atas ranjang hingga sesekali tubuh pemuda itu melompat-lompat saking serunya.

“Apa aku pinjem aja sama bian ya?

Semoga aja dia kasih izin.”

Perlahan ziara berjalan menuju ranjang dan berdiri di samping albian yang fokus menatap layar HP. Pemuda itu tak sadar kalau ada ziara di sampingnya.

“albian... Aku bisa minta tolong gak?” ucap ziara lirih. “albian...,” panggilnya sekali lagi sebab pemilik nama tak kunjung memberikan respon.

Albian yang sedang asyik bermain game tak mendengar suara ziara yang beberapa kali memanggilnya. Pada akhirnya gadis itu memilih mencolek bahu albian hingga membuat pemuda itu terjingkat kaget.

“Apaan sih lo?! Kaget gue, anjir! Untung jantung gue gak copot,” sungut albian sambil menoleh cepat. “Yah... Mati kan gue. Gara-gara lo sih! Kalah nih gue jadinya,” sambungnya setelah melihat layar HP nya lagi.

Ziara menelan salivanya susah payah. Gadis itu makin yakin kalau albian tak akan mau meminjamkan laptop padanya.

“Maaf. Aku gak sengaja. Tadi aku udah coba panggil kamu beberapa kali, tapi kamu gak denger. Jadi aku colek kamu pelan tadi,” ucap ziara.

“Lagian lo ngapain asal colek-colek gue segala, hah? Lo kira gue cowok murahan? Katanya perempuan sholehah, harusnya gak asal colek-colek orang kan?” Albian menatap garang sambil berkacak pinggang

“Tapi kan kamu beda. Status kita udah suami istri. Jadi gapapa kalo aku mau colek kamu,” ucap ziara membela diri.

Albian tersenyum miring seraya bangkit berdiri setelah meleparkan HP nya ke atas ranjang. Satu alisnya terang menatap remeh ziara yang wajahnya tertutup cadar.

“Lo emang istri gue, tapi Cuma di atas kertas. Paham?!”

“Aku juga gak maksa kamu terima aku jadi istri. Tenang aja.” Zivana balik menatap albian tanpa ragu.

“Bagus kalo gitu. Tapi, lo tetap harus menjalankan kewajiban lo sebagai seorang istri.”

“Maksudnya?”

“Lo gak bego kan? Lo pasti lebih paham, apa aja kewajiban istri pada suaminya di malam hari?”

Wajah ziara memerah. Ia mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya perlahan untuk menetralkan perasaan.

“Semalam gue emang lagi gak mood, makanya gue suruh lo tidur di sofa. Tapi, belum tentu nanti malam gue biarin lo lepas gitu aja,” ucap albian dengan alis yang dinaik turunkan.

Seketika tubuh ziara membeku di tempatnya. Jantungnya pun berdetak tak beraturan. Ia tak bisa memberikan penolakan, tapi ia pun belum siap melakukannya.

Melihat hal itu, albian mengulas senyuman. Pemuda itu semakin gencar menggoda sang istri. Dan kali ini ia berjalan mendekati ziara hingga kedua berdiri berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

Tangan albian terulur hendak menyentuh kain tipis yang menutupi wajah sang istri, tapi sebuah ketukan brutal pada pintu membuatnya terlonjak dan mengurungkan niatnya.

“Siapa tuh?” tanya albian panik.

Pintu masih diketuk dengan sangat brutal hingga membuat suara bising di dalam kamar.

Albian yakin kalau yang datang ke kamarnya bukan lah diana, apalagi para asisten rumah tangga yang pastinya takut dipecat kalau tidak sopan dengannya.

“Biar aku aja yang bukain pintunya.”

Ziara berjalan ke arah pintu sekalian kabur dari albian yang terus mendekatinya.

Mendadak albain jadi teringat dengan seseorang. Buru-buru pemuda itu menarik lengan ziara sebelum gadis bercadar putih itu membuka pintu kamar.

“Lo harus sembunyi sekarang. Cepetan!” titah albian.

Dahi ziara mengerut. “Kenapa aku harus sembunyi? Emangnya ada apa?” tanyanya bingung.

“Gue tau siapa yang ngetuk pintu tanpa akhlak ini. Makanya lo harus sembunyi sebelum mereka liat gue lagi barengan sama lo di sini,” jawab albian makin panik.

“Siapa emangnya? Terus aku sembunyi di mana ini, bian?” tanya ziara bingung seraya mengedarkan pandangan ke sekitar.

Albian mengacak rambutnya frustasi.

“Gue yakin ini pasti arfa sama rifki yang datang.” Ia mendorong ziara ke arah walk in closet. “Lo sembunyi di dalam sini aja. Jangan keluar sebelum mereka pulang. Kalo perlu lo masuk ke dalam lemari sekalian.”

Ziara menurut saja. Gadis itu bergegas masuk ke dalam sana untuk bersembunyi sebelum albian membuka pintu kamar.

Setelah dirasa sudah aman, albian menarik handle pintu kamarnya. Dan benar saja, Arfa dan rifki sudah berdiri di depan pintu dengan cengiran khas di wajah mereka.

Padahal pintu kamarnya tadi tidak dikunci. Untungnya dua sahabatnya itu tidak langsung menerobos masuk ke dalam.

Nampaknya rifki dan arfa tidak ingin kena semprot albian yang bisa murka kapan saja.

“Lo berdua ngapain ke sini?” tanya albian setelah pintu terbuka dan dua sahabatnya masuk ke dalam.

1
shora_ryuuka shoyo
Wow, luar biasa!
Raquel Leal Sánchez
Membuat saya terharu
y0urdr3amb0y
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!